Thursday, April 26, 2012

RAJA-RAJA RAYA


RAJA-RAJA RAYA


Tuan Si Pinang Sori
Raja Raya, Tuan Lajang Raya (Lahir Tahun 1430)
Raja Raya Sim Bolon (1465)
Raja Gukguk (1500)
Raja Unduk (1530)
Raja Denggat (1590)
Raja Minggol
Raja Poso (1615)
Raja Nengel (1640) Putra Raja Nengel yaitu Tuan Mortiha yang ke TebingTinggi .
Raja Bolon (1675)
Raja Martuah (1710)
Raja Raya Tuan Morahkalim (1755)
Raja Raya Tuan Jimmahadim, (Tuan Huta Dolog) (1790)
Tuan Sinondang
Raja Raya Tuan Rondahaim (1828)
Raja Raya Tuan Sumayan (Tuan Hapultakan) (1857)
Raja Raya Tuan Gomok (Tuan Bajaraya) (1881)
Tuan Jahali (lahir 1922), Untuk Mamangku Tuan Jahali sebagai Raja, maka diangkatlah Tuan Jaoelan Kadoek sebagai pemangku Raja Raya(1940 – 1946).

Ayahanda Tuan Rondahaim adalah Tuan Huta Dolog dan Kakeknya adalah Tuan Morahkalim. Ibunda beliau – Ramonta br Suha, bukanlah seorang Puang Bolon (Permaisuri), Ramonta br Suha berasal dari Panei. Kecerdasan & strategi brilian Tuan Rondahaim-lah yang mampu mendudukkannya sebagai raja.

Tuan Rondahaim mempunyai 2 orang saudara perempuan yaitu Panak Boru Essem dan Panak Boru Mudaha, sedangkan saudara tiri Tuan Rondahaim berbeda ibu adalah Tuan Joranim,Tuan Imbang,Tuan Taim,Panak Boru Kumek,Panak Boru Rimmani dan Tuan Amborokan.

Ayahanda Tuan Rondahaim – Tuan Huta Dolog mangkat ditahun 1826 dan kemudian digantikan oleh saudara tiri Tuan Huta Dolog yaitu Tuan Sinondang sebagai pelanjut Kerajaan Raya.

Dengan pertimbangan yang dalam dan seksama, Tuan Sinondang mengangkat Tuan Rondahaim menjadi Panglima Tertinggi Kerajaan ( Raja Goraha ).

Tiga tahun kepemimpinan Tuan Sinondang, Tuan Manak Raya, yaitu Tuan Mahata membuat pernyataan sikap untuk keluar dari kerajaan Raya dan ingin menjadikan Manak Raya sebagai sebuah negeri yang berdiri sendiri.

Sikap ini tentu membuat gerah ‘Pamatang’. Maka Tuan Sinondang memimpin langsung penyerangan ke Manak Raya, yang didamping Tuan Rondahaim selaku Panglima Tertinggi Kerjaan. Maka terjadilah pertempuran.
Pada pertempuran di Manak Raya, Tuan Sinondang terkena tembakan di perutnya tepatnya di Kandung kemihnya yang kemudian Tuan Sinondang mangkat.

Masa pemerintahan Tuan Sinondang yang hanya 3 tahun itu namun seakan-akan telah menyiapkan Tuan Rondahaim sebagai calon penggantinya, selepas kemangkatan Tuan Sinondang maka naiklah Tuan Rondahaim sebagai penerus tahta kerajaan Raya walaupun banyak yang coba menghalanginya.

Cita-cita dari Tuan Rondahaim hanyalah satu yaitu memperluas Kerajaan Raya karena Kerajaan Raya masih kecil pada saat itu jika dibandingkan dengan kerajaan-kerajaan lain yang ada di Simalungun.Jadi Ia menginginkan Kerajaan Raya menjadi luas dan terkenal.

Selanjutnya Tuan Rondahaim banyak melakukan ‘turut serta’, baik pada kerajaan-kerajaan di sekitarnya maupun perlawanan pada ekspansi penjajah Belanda di Kerajaan Raya, ketangguhan Tuan Rondahaim membuat Belanda tidak mampu menaklukkan Kerajaan Raya hingga di akhir hidup Tuan Rondahaim pada 1891.

Sumber:
http://halibitonganomtatok.wordpress.com/2011/01/07/791/

No comments:

Post a Comment