Monday, April 30, 2012

Selamatkan Danau Toba, Tanam 150 Ribu Pohon di Lahan Kritis


Selamatkan Danau Toba, Tanam 150 Ribu Pohon di Lahan Kritis


Sumber : Metro Siantar
Dari Acara Perempuan Peduli Danau Toba di Nagori Tigaras Kecamatan Dolok Pardamean
Selasa (1/12) sekira pukul 09.30 Wib, Tugu Perjuangan di Nagori Tigaras Kecamatan Dolok Pardamean, Simalungun mendadak ramai. Tiga ratusan orang dari latarbelakang berbeda sudah bersegera hendak menanam pohon di salah satu kaki bukit di nagori penghasil bawang itu. Bakal ditanam 150 ribu batang pohon di sekeliling Danau Toba, mengganti pepohonan yang pernah ditebang secara liar atau yang terbakar.
Alvin Nasution, Simalungun
Acara seremonial penanaman pohon ini digagas oleh para pecinta lingkungan yang menamakan diri Komunitas Selamatkan Danau Toba atau lebih dikenal Save Lake Toba Community (SLTC). SLTC lahir dari pertemanan di dunia maya, lalu mendirikan grup di Facebook setelah mendapati semakin parahnya kerusakan hutan di kawasan-kawasan sekitar Danau Toba. Pohon sekenanya ditebang. Members SLTC sendiri sudah melebihi angka 3.000.

Ada tujuh orang dari SLTC di acara itu—lima di antaranya datang langsung dari Jakarta. Jhon F Hutahean, Karyanta Sinulingga, Charlie Sianipar, R Tupal Hutagalung, Natasya Siahaan, Dini Pohan, dan Annete. Turut hadir wakil Bupati Simalungun Pardamean Siregar dan segenap kepala dinas, Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Simalungun, Persatuan Istri Tentara (Persit), PKK, tokoh masyarakat, pelajar, dan masyarakat. Ikut nimbung Tongam Sirait musisi Batak asal Tiga Raja Parapat pencipta lagu Come To Lake Toba.

Kegiatan penanaman pohon ini betajuk Perempuan Peduli Danau Toba. Tak heran jika yang hadir pada acara tersebut sebagian besar adalah kaum perempuan. Penanaman pohon sendiri dilakukan sekitar pukul 10.00 Wib, atau molor dari jadwal semula pukul 09.00 Wib. Wakil Bupati Simalungun Pardamean Siregar bersama segenap unsur muspida dan organisasi wanita dan pelajar secara bersama-sama menanam pohon di kaki bukit persis di depan Tugu Perjuangan di Nagori Tigaras.
Jhon F Hutahean mengatakan, SLTC telah memutuskan bekerja untuk kemajuan pendidikan dan penyelematan lingkungan, terutama di kawasan Danau Toba. SLTC, tambah Hutahean, berupaya menyelamatkan ekologi Danau Toba serta mengembangkan wisata berbasis alam.

“Namun berdasarkan pengalaman banyak organisasi dan lembaga yang sudah terlebih dahulu bekerja untuk penyelamatan Danau Toba, SLTC melihat pentingnya keterlibatan komunitas lokal dalam setiap program yang dijalankan. Tanpa mereka, program tak akan berjalan sesuai harapan,” katanya.
Dilanjutkannya, untuk jangka pendek, SLTC menggagas beberapa program yang dibungkus dengan sebuah kampanye berjudul Clean up the lake and Green up the Land. “Sesuai namanya maka program ini akan meliputi pembersihan Danau Toba dari eceng gondok maupun limbah rumah tangga. Selain itu dijalankan program-program penghijauan kembali kawasan Danau Toba,” kata PNS yang bertugas di DPR RI ini.

Sementara Karyanta Sinulingga menambahkan, program jangka panjang SLTC adalah mengambil peran sebagai watcdog bagi kebijakan publik yang terkait dengan lingkungan Danau Toba serta berperan dalam kegiatan konservasi lingkungan seperti konservasi air, konservasi daerah hulu Danau Toba.

“SLTC juga akan mengembangkan perangkat lunak dan perangkat keras bagi pendidikan lingkungan yang dapat mencapai masyarakat di daerah pedesaan, membiayai riset serta melakukan pengawasan kualitas dan kuantitas air Danau Toba secara berkelanjutan,” kata Karyanta, manager di salah satu perusahaan di Jakarta dan juga menjadi konsultan salah satu produk air mineral.

Sementara Natahasya Siahaan mengatakan, SLTC mendapatkan bantuan 150 ribu pohon untuk ditanam dari Departemen Kehutanan, Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu, dan Aliansi Perempuan untuk Pembangunan Berkelanjutan (APPB). Keseluruhan pohon akan ditanam bertahap di kawasan-kawasan yang dikelilingi Danau Toba seperti di Simalungun, Samosir, Karo, dan Tapanuli Utara.

“Di Jakarta Ibu Ani Yudhoyono yang mencanangkan Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon. Digalakkan juga penanaman satu orang satu pohon. Kita kemudian melanjutkan program tersebut di sekitaran Danau Toba.

Terpisah, Wakil Bupati Simalungun Pardamean Siregar mendukung sepenuhnya kegiatan SLTC untuk menyelamatkan Danau Toba dari kerusakan.

“Pemkab Simalungun akan mendukung sepenuhnya program-program untuk menyelamatkan lingkungan. Kita juga mengimbau agar masyarakat bisa lebih peduli terhadap lingkungan,” kata Pardamean.

Sedangkan Kepala Dinas Kehutanan (Kadishut) Simalungun Amran Sinaga, didampingi Sekretarisnya Ir Jan Waner MSi mengatakan program tersebut adalah salah satu upaya guna mengembalikan fungsi asli lereng perbukitan Tigaras sebagai daerah serapan air Danau Toba. Ketepatan, kegiatan ini bersamaan dengan pencangan program nasional perempuan menanam dan merawat pohon.
Acara tanam pohon itu sendiri dihibur oleh Tongam Sirait dengan menembangkan tiga lagu yang berkaitan dengan kecintaannya terhadap Danau Toba. Seperti My Lake, Tapature, dan Taringot Au. Usai makan siang, komunitas SLTC bergerak ke Tongging Kabupaten Karo untuk kembali menanam pohon. (dilengkapi Edwin Garingging)


Sumber:

No comments:

Post a Comment