Selamatkan Danau Toba
WASPADA ONLINE
(WOL Photo)
TOBA SAMOSIR - Keberadaan Danau Toba sebagai ikon pariwisata Sumatera Utara (Sumut) menjadi sorotan. Kerusakan lingkungan di hutan-hutan penyangga danau terbesar di Indonesia ini membuat debit air Danau Toba semakin hari semakin berkurang. Padahal, air Danau Toba menjadi sumber pembangkit listrik PLTA Asahan I, II dan kelak III.
Untuk itu, tiga orang pengabdi lingkungan penerima penghargaan Kalpataru Provinsi Sumatera Utara, bersama sejumlah kader binaan mereka mendeklarasikan komitmen pelestarian lingkungan dan seruan penyelamatan Danau Toba kepada Menteri Lingkungan Hidup di Jakarta. "Dokumen deklarasi berisi tiga butir pernyataan guna memperjuangkan kelestarian ekosistem Danau Toba tersebut telah kami serahkan kepada Staf Kementerian Lingkungan Hidup Joni Purba untuk diteruskan kepada Menteri LH di Jakarta," ujar Marandus Sirait, perwakilan enerima penghargaan Kalpataru di Lumbanjulu, hari ini.
Ia mengatakan, komitmen yang dituangkan dalam deklarasi tersebut, yakni akan tetap berjuang menjaga kelestarian ekosistem kawasan Danau Toba dan menolak segala bentuk pengrusakan lingkungan serta akan tetap menjadi pelaku aktif dalam pemulihan ekosistem kawasan danau dimaksud.
Marandus menyebutkan, dirinya bersama dua orang pengabdi lingkungan penerima kalpataru lainnya yakni Paris Sembiring dari Medan serta Hasoloan Manik dari Kabupaten Dairi, juga menyampaikan pernyataan serupa kepada Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara serta Pemkab Toba Samosir.
"Deklarasi bertujuan untuk membangun kesatuan dan kesamaan persepsi di antara para penerima Kalpataru sebagai bentuk komitmen terhadap kepedulian perbaikan kualitas ekosistem Danau Toba yang dewasa ini kian terganggu keseimbangannya," kata penerima Kalpataru kategori Perintis Lingkungan tahun 2005 itu.
Marandus menambahkan, dirinya merasa cukup ngeri memikirkan dampak yang terjadi atas kerusakan ekosistem danau Toba pada saat sekarang ini, dan jika terus dibiarkan degradasinya akan semakin parah, apalagi ditambah pembalakan liar di sekitar kawasan hutan di wilayah tersebut.
Memang, kata dia, gerakan moral serta tanggung jawab menyalamatkan danau yang menjadi kebanggaan bangsa Indonesia tersebut, harus merupakan panggilan nurani dan bukan keterpaksaan, dan tentunya perlu diperlihatkan dengan aksi nyata bukan sekedar nyanyian nina bobo buat lingkungan hutan dan ekosistem danau Toba. "Nilai-nilai kearifan yang terkandung pada kegiatan Kalpataru, perlu disebarluaskan kepada masyarakat luas, bahkan direplikasi sebagai model pengelolaan lingkungan hidup berbasis masyarakat," katanya.
Editor: ANGGRAINI LUBIS
No comments:
Post a Comment