Kementerian Koperasi garap masyarakat Danau Toba
Senin, 27 Juni 2011 | 09:19 WIB
JAKARTA: Kementerian Koperasi dan UKM mengoptimalkan sejumlah masyarakat di sembilan kabupaten di provinsi Sumatera Utara untuk menggali potensi lokal melalui program kerja sama antar daerah yang tergabung dalam regional management Lake Toba.
I Wayan Dipta, Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya KUMKM Kementerian Koperasi dan UKM menjelaskan pada tahap awal program kerja sama antar daerah (KAD) itu potensi lokal yang akan dioptimalkan adalah tenun ulos.
”Kesembilan kabupaten di Sumatera Utara yang tergabung dalam regional management (RM) Lake Toba masing-masing mempunyai tenun ulos yang diproduksi para pelaku usaha kecil menengah (UKM) setempat,” ujar I Wayan Dipta kepada Bisnis, hari ini.
Kesembilan kabupaten yang tergabung dalam RM Lake Toba masing-masing Kabupaten Samosir, Toba Samosir, Simalungun, Karo, Pakpak Barat, Tapanuli Utara, Dairi, dan Kabupaten Humbang Hasundutan. Optimalisasi kain ulos tenun diagendakan pada tahun ini.
Dalam program tersebut Kemenkop dan UKM menggandeng beberapa instansi terkait maupun lembaga, seperti Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata serta Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas). Keterlibatan Kemenbudpar untuk mempromosikan wisata danau toba.
Adapun keterlibatan Dekranas dalam KAD, masih terkait dengan industri pariwisata. Yakni melalui berbagai produk kerajinan yang diyakini mendukung program kerja sama antar Sembilan provinsi tersebut.
Menurut Wayan, meski kebutuhan souvenir bisa disediakan di sembilan kawasan kabupaten di seputar danau toba tersebut, namun ternyata mayoritas dipasok dari hasil kerajinan di berbagai provinsi di pulau jawa.
“Setelah optimalisasi ulos tenun, komoditas lain yang akan diangkat pemasarannya terdiri dari kekayaan alam Sumatera. Misalnya, kopi, getah gambir, ikan pora-pora, kemenyan maupun produk kerajinan ukiran.
Untuk desain maupun kemasan berbagai komoditas tersebut, Kemenkop dan UKM tetap melakukan pendampingan terhadap RM Lake Toba. Termasuk merk yang harus dipadukan demean kultur dan sosial masyarakat kesembilan kabupaten.
”Dari sisi desain kami coba membantu RM Lake Toba. Desainnya diupayakan mengacu kepada selera pasar supaya mudah dijual. Soal harga tentu bervariasi. Yang jelas, arahnya tetap pada optimalisasi produk serta bisa mendukung industri pariwisata,” tutur I Wayan Dipta. (bsi)
Sumber:
No comments:
Post a Comment