Menjadikan Danau Toba Jadi Ikon Pariwisata Nasional
Oleh Master Sihotang on Apr 13th, 2011
MEDAN: Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatra Utara Naruddin Dalimunthe mengatakan kawasan wisata Danau Toba akan dijadikan ikon pariwisata nasional setelah Bali.
“Rencana itu ditetapkan setelah adanya kesepakatan dan dukungan dari pemerintah pusat melalui nota kesepahaman yang dibuat seluruh unsur terkait di Sumut dengan Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Firmansyah Rahim,” kata Naruddin kepada wartawan di Medan, Rabu 13 April 2011.
Melalui program “Destination Management Organisation” (DMO), pemerintah pusat akan mengalokasikan anggaran dari APBN untuk membantu pengembangan kawasan wisata Danau Toba.
“Jumlahnya cukup besar, melebihi APBD Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sumut,” katanya tanpa menyebutkan jumlah bantuan itu.
Langkah pertama, kata Naruddin, pihaknya akan menyosialisasikan dan mempromosikan potensi Danau Toba bekerja sama dengan Disbudpar Bali.
Langkah itu dilakukan karena Bali sudah menjadi ujung tombak pariwisata nasional dan banyaknya turis yang berada di lokasi wisata yang dijuluki “Pulau Dewata” tersebut.
Pihaknya berkeinginan ada program promosi wisata kembar antara Bali dan Danau Toba.
“Bisa juga dikatakan, kita ‘mendompleng’ ketenaran Bali,” katanya.
Setelah itu, kata Naruddin, akan menyiapkan sarana dan prasarana guna memudahkan dan menarik minta wisatawan untuk berkunjung ke Danau Toba.
Pihaknya menyadari jika sebagian besar wisatawan enggan berkunjung ke Danau Toba karena banyak kerusakan jalan dan jarak yang harus ditempuh.
Untuk jalan darat, pihaknya akan memperbaiki infrastruktur jalan melalui koordinasi dan kerja sama dengan instansi terkait, khususnya Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga.
Pihaknya juga akan mengupayakan kemudahan transportasi udara yang mampu mempersingkat jarak tempuh ke kawasan wisata Danau Toba.
Untuk merealisasikan hal itu, pihaknya sedang mengupayakan perbaikan dan pengembangan Bandara Silangit di Kabupaten Tapanuli Utara.
Sebenarnya, kata dia, kondisi Bandara Silangit cukup memadai karena sudah mampu menerima pendaratan pesawat berbadan besar seperti Garuda Indonesia yang ditumpangi rombongan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika meresmikan Museum Batak pada 18 Januari 2011.
Untuk lebih menyamankan dan menarik minat maskapai penerbangan, pihaknya akan mengupayakan pengembangan bandara tersebut, termasuk dengan memperpanjang landasan pacu (runway).
Setelah itu terealisasi, pihaknya akan meminta ke Kementerian Perhubungan untuk membuka jalur langsung dari Bali ke Bandara Silangit.
“Jadi, turis yang ingin berkunjung ke Danau Toba dapat terbang langsung dari Bali,” kata Naruddin yang juga mantan Kepala Dinas Perhubungan Sumut.
Naruddin menjelaskan, untuk di lokasi wisata Danau Toba sendiri, akan dibangun kereta gantung (cable car) untuk memudahkan wisatawan dalam menikmati seluruh keindahan lokasi wisata tersebut.
Kereta gantung yang akan dibangun cukup panjang dan meliputi dua kabupaten di kawasan Danau Toba tersebut diperkirakan akan mengubah penampilan dan fasilitas tempat itu.
“Selama ini, yang dilihat itu-itu saja. Nanti, akan kita rubah wajah Danau Toba,” katanya.
Kemudian, untuk mempermudah wisatawan menikmati Danau Toba, pihaknya akan membangun satu lagi pintu masuk di Kecamatan Merek, Kabupaten Tanah Karo dengan berbagai fasilitas yang cukup lengkap.
Ketepatan, kata Naruddin, ada beberapa mantan teknokrat dari Jerman yang ingin membangun pintu masuk tersebut dengan tambahan fasilitas seperti rumah sakit, pusat perbelanjaan, dan hotel.
“Semuanya mereka yang tanggung karena ingin memberikan pengabdian kemanusiaan,” katanya.
Rencana pengembangan kawasan wisata Danau Toba itu akan dimulai pada pertengahan 2011.
“Rencananya pada 2012, pemerintah pusat akan menambah anggaran lagi untuk pembangunan fisik,” katanya. (ant)
http://www.bisnis-sumatra.com/index.php/2011/04/menjadikan-danau-toba-jadi-ikon-pariwisata-nasional/
Oleh Master Sihotang on Apr 13th, 2011
MEDAN: Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatra Utara Naruddin Dalimunthe mengatakan kawasan wisata Danau Toba akan dijadikan ikon pariwisata nasional setelah Bali.
“Rencana itu ditetapkan setelah adanya kesepakatan dan dukungan dari pemerintah pusat melalui nota kesepahaman yang dibuat seluruh unsur terkait di Sumut dengan Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Firmansyah Rahim,” kata Naruddin kepada wartawan di Medan, Rabu 13 April 2011.
Melalui program “Destination Management Organisation” (DMO), pemerintah pusat akan mengalokasikan anggaran dari APBN untuk membantu pengembangan kawasan wisata Danau Toba.
“Jumlahnya cukup besar, melebihi APBD Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sumut,” katanya tanpa menyebutkan jumlah bantuan itu.
Langkah pertama, kata Naruddin, pihaknya akan menyosialisasikan dan mempromosikan potensi Danau Toba bekerja sama dengan Disbudpar Bali.
Langkah itu dilakukan karena Bali sudah menjadi ujung tombak pariwisata nasional dan banyaknya turis yang berada di lokasi wisata yang dijuluki “Pulau Dewata” tersebut.
Pihaknya berkeinginan ada program promosi wisata kembar antara Bali dan Danau Toba.
“Bisa juga dikatakan, kita ‘mendompleng’ ketenaran Bali,” katanya.
Setelah itu, kata Naruddin, akan menyiapkan sarana dan prasarana guna memudahkan dan menarik minta wisatawan untuk berkunjung ke Danau Toba.
Pihaknya menyadari jika sebagian besar wisatawan enggan berkunjung ke Danau Toba karena banyak kerusakan jalan dan jarak yang harus ditempuh.
Untuk jalan darat, pihaknya akan memperbaiki infrastruktur jalan melalui koordinasi dan kerja sama dengan instansi terkait, khususnya Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga.
Pihaknya juga akan mengupayakan kemudahan transportasi udara yang mampu mempersingkat jarak tempuh ke kawasan wisata Danau Toba.
Untuk merealisasikan hal itu, pihaknya sedang mengupayakan perbaikan dan pengembangan Bandara Silangit di Kabupaten Tapanuli Utara.
Sebenarnya, kata dia, kondisi Bandara Silangit cukup memadai karena sudah mampu menerima pendaratan pesawat berbadan besar seperti Garuda Indonesia yang ditumpangi rombongan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika meresmikan Museum Batak pada 18 Januari 2011.
Untuk lebih menyamankan dan menarik minat maskapai penerbangan, pihaknya akan mengupayakan pengembangan bandara tersebut, termasuk dengan memperpanjang landasan pacu (runway).
Setelah itu terealisasi, pihaknya akan meminta ke Kementerian Perhubungan untuk membuka jalur langsung dari Bali ke Bandara Silangit.
“Jadi, turis yang ingin berkunjung ke Danau Toba dapat terbang langsung dari Bali,” kata Naruddin yang juga mantan Kepala Dinas Perhubungan Sumut.
Naruddin menjelaskan, untuk di lokasi wisata Danau Toba sendiri, akan dibangun kereta gantung (cable car) untuk memudahkan wisatawan dalam menikmati seluruh keindahan lokasi wisata tersebut.
Kereta gantung yang akan dibangun cukup panjang dan meliputi dua kabupaten di kawasan Danau Toba tersebut diperkirakan akan mengubah penampilan dan fasilitas tempat itu.
“Selama ini, yang dilihat itu-itu saja. Nanti, akan kita rubah wajah Danau Toba,” katanya.
Kemudian, untuk mempermudah wisatawan menikmati Danau Toba, pihaknya akan membangun satu lagi pintu masuk di Kecamatan Merek, Kabupaten Tanah Karo dengan berbagai fasilitas yang cukup lengkap.
Ketepatan, kata Naruddin, ada beberapa mantan teknokrat dari Jerman yang ingin membangun pintu masuk tersebut dengan tambahan fasilitas seperti rumah sakit, pusat perbelanjaan, dan hotel.
“Semuanya mereka yang tanggung karena ingin memberikan pengabdian kemanusiaan,” katanya.
Rencana pengembangan kawasan wisata Danau Toba itu akan dimulai pada pertengahan 2011.
“Rencananya pada 2012, pemerintah pusat akan menambah anggaran lagi untuk pembangunan fisik,” katanya. (ant)
http://www.bisnis-sumatra.com/index.php/2011/04/menjadikan-danau-toba-jadi-ikon-pariwisata-nasional/
No comments:
Post a Comment