Saturday, April 21, 2012

Danau Toba Kekayaan yang Disia-siakan…

Toto Pardamean
Danau Toba Kekayaan yang Disia-siakan…
REP | 15 November 2011 | 13:52

Siapa yang tak kenal Danau Toba ? Danau terbesar yang dimiliki Indonesia itu terletak dipinggiran kota Parapat Kabupaten Tobasa Sumatera Utara.Disana para wisatawan sekaligus dapat menimati pesona danau yang menawan,udara sejuk,serta wisata agro dan budaya. Dulu danau Toba pernah menjadi tujuan wisata utama di Sumatera Utara mulai dari wisatawan lokal hingga wisatawan luar negeri. Kini Danau itu tinggal sendirian dalam sepi tak lagi menjadi primadona bahkan terkesan berubah menjadi puing-puing kejayaan masa silam.

Danau Toba yang dianugerahkan Tuhan bagi bangsa Indonesia umumnya serta bangsa Batak khususnya pastilah ditujukan untuk kesejahteraan bangsa ini terutama rakyat yang ada disekitar danau Toba tersebut. Tetapi keadaannya sekarang ini sangat menyedihkan, keindahannya mulai terusik oleh berbagai bangunan hotel dan penginapan yang menutupi hampir seluruh tepiannya sehingga menutup akses masyarakat yang bukan penginap hotel untuk menikmatinya,airnya yang mulai tercemar oleh pakan ternak pabrikan yang digunakan para pengusaha keramba ikan tanpa perhitungan ekosistem dan ekologi.

Kondisi itu diperparah lagi dengan kondisi jalan untuk mencapainya rusak tanpa perhatian dari pemerintah kabupaten dan pemerintah provinsi. Dari dulu hingga saat ini tidak ada perhatian serius dari pihak pemerintahnya dalam melestarikan danau Toba yang indah ini apakah itu tentang penjagaan orisinalitasnya demikian pula tentang pemberdayaan masyarakat dan budaya lokal yang dapat mendukung semarak kunjungan wisata ketempat ini.

Pada hal masyarakat yang tinggal disekitar danau Toba ini memiliki kekayaan budaya yang jauh lebih besar dibandingkan budaya masyarakat Bali (misalnya) sebab ada beberapa etnis yang berada di sekitarnya seperti Batak Toba, Simalungun, Dairi, Karo, Mandailing, Melayu bahkan Jawa. Tapi seperti yang disinggung diatas tadi, berbagai potensi ini tidak menarik perhatian pemerintah termasuk tokoh-tokoh masyarakat untuk memberdayakannya sebagai usaha lain dalam mensejahterakan rakyat. Tata ruang wilayah-wilayah diseputar Danau Toba inipun sepertinya tidak mempertimbangkan dan memprioritaskan unsur-unsur natural yang menjadi ciri khas sebuah tempat tujuan wisata panorama alam.

Ini hanya salah satu fakta yang menunjukkan betapa pemerintah dan masyarakat Sumatra Utara sama-sama tidak sensitif terhadap harta karun yang dimiliki alamnya. Jika dicermati pesona wisata danau Toba ini tidak hanya bertumpu pada danau Toba saja, danau ini juga dikelilingi oleh perkebunan teh,karet,kelapa sawit,dan pepohonan buah-buahan lainnya baik yang dikelola BUMN maupun Rakyat. Danau Toba ini juga dikelilingi hamparan sawah dan tanaman holtikultura lainnya. Istimewanya semua unsur-unsur tersebut tidak terletak pada satu tempat saja melainkan dibeberapa tempat yang pada akhirnya akan menuju Parapat/Danau Toba sehingga jika dikelola dengan baik maka paket wisata Danau Toba menjadi tidak menjemukan.

Dari kota Medan sebagai ibukota provinsi Sumatera Utara, Lokasi Danau Toba bisa dicapai melalui 2 pintu masuk utama.

1. Medan-Parapat/Danau Toba via Tanah Karo. Disini turis akan bisa menikmati objek wisata Agro dan budaya di Kota Berastagi, Kabanjahe. Wilayah dataran tinggi dengan udara sejuk Tanah Karo ini terkenal dengan hasil pertaniannya berupa Buah Jeruk,Markisa dan Tanaman sayur mayur lainnya. Dua kota utama Kabupaten Karo ini akan dilalui sebelum menuju Danau Toba, bahkan disepanjang jalan antara Kabanjahe dan kota kecamatan Merek para wisatawan akan bisa memandangi pinggiran sebelah Barat Danau Toba yang masih alami. Didua kota utama Kabupaten Karo ini para wisatawan bisa membekali perjalanannya dengan aneka buah-buahan dan sayur mayur segar untuk diolah dipenginapan nantinya.

2. Medan-Parapat/Danau Toba via Tebing Tinggi. Dirute ini wisatawan akan bisa menikmati objek wisata kuliner dan agro berupa perkebunan karet,kelapa sawit di wilayah Kabupaten Deli Serdang dan Kota Tebing Tinggi. Di sepanjang jalan Kab.Deli Serdang ,Kota Tebing Tinggi akan ditemukan tempat-tempat makan (wisata kuliner) yang khas. Selanjutnya di kota Pematang Siantar anda akan bisa berkunjung dalam nuansa perjalanan lainnya seperti ; pemandian air panas,lokasi legenda masyarakat,kuliner yang khas serta mengunjungi wisata agro seperti perkebunan teh Sidamanik (yang terkenal hingga kemanca negara itu).

Paket perjalanan wisata Danau Toba yang bisa menarik minat kunjungan wisatawan sebenarnya sangat ditentukan pengelolaan infrastruktur disepanjang dua jalur masuk yang disebutkan tadi. Pengelolaan jalan yang baik yang menguhubungkan Kota Medan dengan kota-kota kecamatan sebelum sampai ketujuan utama (Parapat/Danau Toba) akan menjadi pendongkrak minat para wisatawan, begitu pula dengan Prasarana dan Sarana pendukung di kota-kota kecamatan yang dilalui sepanjang Medan-Parapat/Danau Toba dikedua jalur tadi. Jika semua tempat yang disebutkan tadi dikelola dengan baik maka diyakini paket perjalanan wisata Medan Danau Toba akan memiliki nilai jual/tawar yang tinggi dan yang paling penting perputaran ekonomi diwilayah-wilayah yang dilalui (dikedua jalur itu) akan dapat digerakkan sehingga memberi nilai tambah ekonomi bagi masyarakat. Patut dicatat bahwa jika sebuah jalur perjalanan menjadi laluan wisatawan, rakyat akan terdorong untuk berkreasi memanfaatkan peluang ekonomi itu. Jika ini terjadi maka peran pemerintah sebagai fasilitator dan dinamisator barulah terbukti dengan benar.

Khusus untuk Parapat dan Danau Toba sebagai akhirperjalanan wisata ini maka pemerintah daerah ini mestinya sadar bahwa daerahnya harus bisa memberikan ketenangan,kenyamanan untuk wisatawan yang sudah lelah disepanjang perjalanan. Pemerintah daerah tujuan akhir dari sebuah paket perjalanan wisata harus bisa menjawab semua kebutuhan para wisatawan itu agar mereka betah berlama-lama di Parapat/Danau Toba sebagai akhir dari sebuah perjalanan paket wisata. Pemerintah daerah harus jeli melihat kriteria-kriteria kenyamanan,ketertiban dan kebersahajaan itu. Akhir perjalanan sebuah paket wisata adalah klimaks kepuasan para wisatawan, itu mesti menjadi dasar strategi pembangunan kota/daerah tujuan wisata. Maka sangat aneh jika di Parapat hanya ada satu pesta rakyat (pesta danau Toba) yang sekali dalam setahun itu, itupun tak jelas nilai kepuasaan apa yang didapatkan wisatawan dari pesta itu, setelah itu Danau Toba kembali tertidur dalam kelelahannya.

Untuk mengembalikan kejayaan Danau Toba sebagai kunjungan wisata terkemuka, maka pemerintah provinsi,kabupaten dan kota disekitar Danau Toba harus segera melakukan dialog-dialog kepariwisataan dengan melibatkan komunitas masyarakat tertentu dan tokoh-tokoh masyarakat (terutama disekitar wilayah yang dilalui dalam dua jalur yang disebutkan diatas), agar terjadi synergi untuk melaksanakan program kepariwisataan di Sumatera Utara ini. Pariwisata mampu membuka peluang-peluang ekonomi masyarakat terutama masyarakat kelas bawah.

Semoga pemerintah Sumatera Utara beserta pemerintah Kabupaten dan Kota yang ada didaerah ini bersama-sama dengan Masyarakat Sumatera Utara segera menyadari kekeliruannya selama ini yang mensia-siakan kekayaan yang dijanjikan Danau Toba. Ayo bersama-sama kita benahi danau Toba kita demi kesejahteraan rakyat Sumatera Utara, demi kejayaan Indonesia negeri anugerah Illahi ini.



http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2011/11/15/danau-toba-kekayaan-yang-disia-siakan/

No comments:

Post a Comment