Friday, April 27, 2012

APAKAH BATAK BERKERABAT DENGAN TORAJA DI SULAWESI SELATAN?


APAKAH BATAK BERKERABAT DENGAN TORAJA DI SULAWESI SELATAN?


 Secara langsung tidak terlihat dalam catatan sejarah tertulis maupun berupa peninggalan arkeologis mengenai hubungan kekerabatan antara Batak dengan Suku Toraja. Posisi geografis kedua Suku ini yang terletak pada 2 buah Pulau Besar yang sangat jauh jaraknya membuat pesimis para ahli yang mencoba meneliti hubungan kedua Suku bangsa ini.

Aka tetapi dalam pengamatan yang lebih serius para ahli anthropogi dan budaya saat inidapat melihat ada cukup banyak persamaan yang menunjukkan kemungkinan adanya hubungan di masa yang lalu.

Beberapa Ahli Sejarah dan Pakar Kebudayaan Melayu telah ada yang mencoba menganalisa dan menuliskan penelitiannya dengan temuan persamaan kebudayaan diantara kedua Suku ini. Walaupun belum bersifat Final, tapi sudah bisa dijadikan dugaan pra kesimpulan yang akan menjadi dasar objek penelitian selanjutnya di masa yang akan datang.

Kesimpulan Penelitian dalam Lingkup yang lebih besar kemungkinan kekerabatanSuku Bangsa Batak dengan beberapa Suku Bangsa lainnya.

kita atau bangsa Batak ini sering diklasifikasikan sebagai bagian dari Ras Proto Malayan yang hidup damai bermukim di perbatasan Burma/Myanmar dengan India ribuan tahun yang lalu. Kemudian akibat perang berkepanjangan dan pengusiran oleh ras Arya dari yang beimigrasi dari Eropa dan juga oleh bangsa China dari Utara menyebabkan bangsa Proto Malayan ini akhirnya tersingkir keluar dari kampung halamannya.

Mereka bermigrasi ke Selatan dan Timur melewati darat, sungai, dan juga laut. Beberapa komunitas tersebut yang kemudian menyebar ke berbagai wilayah yang cukup jauh dari daerah asalnya. Diduga nereka inilah yang kemudian menjadi cikal-bakal beberapa bangsa seperti berikut ini :
- Kelompok Suku Bangsa Karen di Myanmar,
Suku Tayal di Taiwan, (penduduk asli sebelum didominasi oleh pendatang - bangsa China dari Tiongkok)
- Suku Batak di Sumatera,
- Suku Ranau di Lampung,
- Suku Toraja di Sulawesi Selatan,
- Suku Bontoc dan Batac di Pelawan Philipina,
- Suku Meo di Thailand Selatan,
- serta trio Suku Naga, Manipur, dan Mizoram, yang masih tertinggal di wilayah negara India bagian Timur.

Dari hasil penelitian para ahli tersebut didapatkan fakta berupa Adat istiadat mereka dan aksesoris pakaian yang dimiliki oleh semua suku-suku di atas sampai sekarang masih mirip dengan pakaian Batak, misalnya pernik dan warna ulos.


Batak dan Toraja

a. Kemiripan
Beberapa kemiripan antara Suku Batak dengan Suku Toraja diantaranya :

1. Kemiripan tapi tidak begitu identik 100%, Type Rumah adat Suku Batak (khususnya Batak Toba) dengan Type Rumah Adat Toraja. Keduanya sama-sama melambangkan keperkasaan Sepasang Tanduk Kerbau. Keduanya sama-sama menjadikan Binatang Kerbau sebagai Binatang yang paling berharga dan pantas untuk dijadikan hewan korban dalam acara adat, pesta adat, dan ritual kematian. Akan tetapi ritual adat di Toraja lebih kompleks dibandingkan dengan di tanah Batak yang sudah mengalami penyederhanaan pasca masuknya agama-agama modern.

2. Ada beberapa Marga batak yang kebetulan sama, dan ada juga yang hampir mirip tapi tidak sama dengan Marga Toraja. Persamaan ini lebih tepat disebut kemiripan bunyi atau pun tulisan.
Misalnya : Marga Limbong : Limbong, Palimbong
Misalnya : Marga Tobing : Toding, Pakpahan : Pahan, Pulungan : Palengan, Aritonang : Aitonam, Pardede : Pirade, dll.
Untuk Marga Sipayung sering dikatakan juga ada di Toraja, kemungkinan adalah keturunan dari perantau Batak (Simalungun) yang mungkin dulu pernah menikah dengan wanita Toraja dan berketurunan di Tanah Toraja. Marga Sipayung ini menurut catatan orang Toraja tidak termasuk dalam himpunan keluarga besar marga asli Toraja.
Catatan : Orang Batak sudah mulai banyak yg merantau keluar Tanah Batak hingga sampai ke negeri sebarang sejak awal abad ke-20. Sebagaimana diketahui hampir tidak ada alias kurang dari 5% saja perantau Batak yang kemudian kembali ke tanah Batak hingga akhir hayatnya. Umumnya mereka yang merantau akan tinggal, menetap, dan berketurunan di tanah rantau dan tak pernah kembali lagi selama-lamanya...

b. Hal yang meragukan
1. Beberapa hal yang meragukan bagi para pakar dan peneliti untuk menetapkan dengan tegas hubungan kekerabatan kuno diantara Suku Batak (khususnya Batak Toba) dengan Suku Toraja adalah pada kenyataan bahwa kedua suku ini merupakan Suku pedalaman yang tidak bersentuhan langsung dengan akses laut.

2. Keduanya pun belum lama berinteraksi dengan dunia luar dan mengalami modernisasi peradaban. (orang Batak lebih dahulu 2 abad daripada orang Toraja yang umumnya masih beberapa dekade ini dikeluarkan dari masa kegelapan dan keprimitifannya).

Mereka menduga kalaupun ada hubungan sejarah di masa yang lalu, tentu berlangsung pada masa ratusan-ribuan tahun yang lalu pada saat terjadinya exodus massal dari tanah asal di Daratan Asia lewat jalur laut. Diduga sebagian ada yang mendarat di Pulau Sumatera bagian Utara dan ada sebagian yang meneruskan perjalanan ke daerah lainnya atau bahkan ke Pulau-pulau lainnya.

Ada juga ahli yang berpendapat mungkin saja ada orang Batak yang telah bermukim di Sumatera Utara pada masa yang silam, meneruskan perjalanan sampai ke Pulau Sulawesi. Di sana mereka kemudian mengembangkan keturunannya menjadi Suku bangsa Toraja dengan membawa budaya asli dari tanah leluhurnya yang masih mencirikan beberapa dasar kesamaan.

Pertanyaanya Batak yang mana yang suka melaut dalam sejarahnya...? Yang pasti menurut fakta sejarah yang ada, bukan dari puak Batak Toba yang wilayahnya sama sekali tidak berakses ke laut. Begitu pula dengan puak Batak Karo, Pakpak, serta Simalungun. Hampir tidak pernah terdengar adanya aktivitas pelayaran yang dilakukan oleh puak-puak Batak ini dalam sejarahnya.
Apakah dari puak Mandailing dan puak Angkola yang jelas-jelas memiliki wilayah yang berakses ke laut? Memang keturunan mereka banyak yang bermukim di Malaysia, tapi itu umumnya terjadi pasca perang Padri di pertengahan abad ke-19.
Jadi masih tetap merupakan misteri dan Belum diketahui dengan pasti...

Misteri yang lain adalah kenyataan bahwa jalur pelayaran yang lebih umum digunakan pada masa lalu menuju ke Pulau-pulau di sebelah Timur dan Utara adalah lewat Selat Malaka dan Laut China Selatan dibanding jalur Samudera Hindia.

Tapi ada pula seorang peneliti yang berpendapat sebaliknya. Dia menduga bahwa mungkin juga yang terjadi adalah adanya migrasi dari Suku Toraja di Pulau Sulawesi ke Tanah Batak di Pulau Sumatera. Pendapatnya ini dikaitkan dengan fakta sejarah bahwa beberapa Suku bangsa di sekitar Tanah Toraja adalah bangsa yang sudah terkenal sebagai bangsa Pelaut selama berabad-abad. Suku bangsa tersebut adalah : Suku Bugis, Suku Makassar, dan Suku Mandar. Keturunan ketiga suku ini kini tersebar di seluruh wilayah pesisir Kepuauan Nusantara bahkan hingga ke wilayah Asia Tenggara lainnya, Kepulauan di Pasifik Timur, Pulau Cocos & P. Christmas di Samudera Hindia kini bagian dari wilayah Negara Australia, juga di Srilangka, dan paling jauh sampai ke Madagascar sebuah pulau di dekat Benua Afrika bagian Tenggara.
Pendapat yang terakhir ini terkesan cukup ganjil, karena agak sukar diterima oleh para ahli lainnya. Keraguan para ahli tersebut adalah pada kenyataan bahwa Suku Toraja adalah Suku Bangsa Pedalaman, Introvert, dan Primitive hingga di pertengahan abad ke-20 kemarin.

Kesimpulan
Ada beberapa penemuan kesamaan akar budaya yang bisa dijadikan dugaan adanya hubungan kekerabatan di masa yang lalu.
Akan tetapi semuanya masih gelap...dan perlu penelitian lebih jauh....
Terutama perlu penelitian lebih dalam dari akar bahasa daerah yang digunakan apakah memiliki banyak persamaan dengan Bahasa Batak atau tidak, akan bisa menjadi salah satu unsur yang layak untuk diteliti.


Sumber:

No comments:

Post a Comment