PENYELIDIKAN GEOMAGNET DAERAH PANAS BUMI RIA-RIA SIPOHOLON, TARUTUNG, TAPANULI UTARA – SUMATRA UTARA
Oleh: Timoer Situmorang
SARI
Daerah penyelidikan panas bumi Riaria-Sipoholon secara
administratif terletak di wilayah Kecamatan Sipoholon dan Tarutung,
Kabupaten Tapanuli Utara, Propinsi Sumatera Utara. Secara geografis
terletak pada kordinat antara 98o 54’ 00’’ - 99o 01’ 30” BT dan 1o 56’ 30” – 2o 06’ 00” LS.
Dari hasil penyelidikan magnet didapatkan harga anomali magnit total berkisar antara -457 sd. 741 nT. Harga
tersebut dapat dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu; anomali magnit
tinggi (250 sd. 741 nT) ditafsirkan sebagai defleksi batuan andesit tua
(tersier). Anomali magnit sedang 50 sd. 250 nT) ditafsirkan sebagai
daerah yang didominasi oleh batuan rhiodasit, ignimbrite rhiolit dan
sinter karbonat. Sedangkan anomali magnit rendah (50 sampai -457 nT)
ditafsirkan sebagai batuan aluvial, pesir gunung api, dan/atau andesit
yang telah mengalami ubahan dan mengalami pengoyakan (zona hancuran).
Berdasarkan
hasil penyelidikan magnet, diperkirakan adanya beberapa struktur sesar
atau patahan berdasarkan kelurusan-kelurusan anomali magnit yang umumnya
berarah tenggara-barat laut atau hampir Utara – Selatan. Sesar-sesar
tersebut merupakan salah satu dasar untuk mengotrol munculnya air panas
yang ditemukan di Sipoholon dan Tarutung (antara lain: Air Panas
Ria-ria, Air Panas Hutabarat, dan munculnya endapan sinter karbonat di
kedua lokasi tersebut.
Daerah
anomali magnit sedang (50 sd. 250 nT) diperkirakan merupakan daerah
yang mempunyai kaitan erat dengan terbentuknya manifestasi panas bumi di
daerah ini (mata air panas, sinter karbonat dan mata air soda).
1. PENDAHULUAN
Panas bumi merupakan energi yang ramah lingkungan dan relatif murah untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Kabupaten
Tapanuli Utara adalah salah satu daerah yang sedang berkembang di
Propinsi Sumatera Utara, sehingga pasokan listrik kian hari kian
meningkat dengan pesat. Kebutuhan listrik di daerah ini didapatkan dari
pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Asahan, Sigura-gura.
Daerah
Tarutung dan Sipoholon berdasarkan manifestasi panas buminya merupakan
daerah yang cukup kaya akan sumberdaya panas bumi. Sampai saat ini
energi tersebut belum dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik
sebagai kebutuhan utama, kecuali untuk obyek wisata pemandian air panas,
dan itupun terlihat belum maksimum penggunaannya. Mengacu pada
Instruksi Presiden tentang penggunaan energi panas bumi untuk pemenuhan
kebutuhan listrik di Indonesia, maka daerah ini dapat menjadi salah satu
pemasok energi yang cukup besar bila sudah dieksploitasi dan
dimanfaatkan.
Survei
geomagnet merupakan satu bagian dari metode geofisika dalam
penyelidikan terpadu yang menggunakan metode ”geologi, geokimia dan
geofisika” secara rinci oleh Direktorat Inventarisasi Sumber Daya
Mineral di daerah panas bumi Sipaholon.
Penyelidikan
terpadu yang dilakukan adalah merupakan realisasi dari program kerja
Sub Direktorat Panas Bumi, Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral
tahun anggaran 2005. Sedangkan tujuannya adalah untuk mengetahui potensi panas bumi di daerah penyelidikan dengan disiplin ilmu kebumian terpadu geologi, geokimia dan geofisika.
2. GEOLOGI
Geologi Regional
Secara
regional di daerah Sumatera Utara telah tersingkap berbagai macam
batuan mulai dari batuan sedimen, beku, metasedimen hingga malihan yang
berumur Karbon hingga umur Pleistosen. Batuan intrusif tua yang berumur
Kapur hingga Tersier, baik jenis granodiorit maupun granit porfir yang
terdapat di daerah Padang Sidempuan sampai daerah selatan Solok,
Sumatera Barat dan juga di bagian timur hingga barat daerah Sibolga.
Batuan intrusif tua dan malihan berumur pra-tersier menjadi basement dari cekungan-cekungan sedimen di sepanjang jalur belakang busur vulkanik.
Batuan
vulkanik banyak tersingkap di bagian tengah yang merupakan jalur
vulkanik aktif sejak oligosen atas hingga resen yang dicirikan oleh
banyaknya kerucut-kerucut gunung api aktif seperti Sibayak, Sinabung,
Sarula, Sorik Marapi dan sebagainya, komposisi batuan vulkanik di
sepanjang jalur ini bervariasi dari mulai basaltik hingga riolitik.
Piroklastik Toba merupakan produk yang paling besar volume dan luas
areal penyebarannya dari sekian banyak produk vulkanik di daerah
Sumatera Utara. Satuan batuan yang terdiri dari tufa dan ignimbrit yang
berkomposisi dasitik hingga riolitik ini diduga merupakan hasil dari
mekanisme letusan gunungapi tua Toba. Gunungapi ini bersifat sangat
explosif yang terjadi pada kala pleistosen awal, akibat letusan ini
terbentuklah kaldera yang menjadi danau Toba sekarang.
Geologi Daerah penyelidikan
Stratigrafi daerah penyelidikan
Berdasarkan hasil pemetaan di lapangan, urutan batuan di daerah penyelidikan dari tua ke muda adalahsebagai berikut:
1) Satuan Aliran Lava Jorbing (Tmlj)
Satuan
batuan vulkanik Jorbing berada di bagian tenggara daerah penyelidikan,
dengan jenis batuannya berupa aliran vulkanik berkomposisi andesitik.
Diduga berumur Tersier (Miosen).
2) Satuan Aliran Lava Siborboron (Tmlsb)
Batuan vulkanik Siborboron berada dibagian barat daerah penyelidikan, berupa aliran lava berkomposisi andesitik, berumur Miosen.
3) Satuan Piroklastik Toba 1 (Qvt)
Satuan
batuan ini tersingkap di selatan daerah penelitian tepatnya di sebelah
barat Gunung Martimbang. Batuan ini didominasi oleh gelas dan termasuk
dalam tufa gelas. Satuan ini diperkirakan berumur Kuarter.
4) Satuan Piroklastik Toba 2 (Qvt)
Satuan batuan vulkanik G.Toba Tua merupakan endapan tufa yang bersifat riodasitan. Batuan ini termasuk tufa gelas riodasitan. Satuan ini tersingkap di barat, baratlaut serta di bagian tengah daerah penyelidikan diperkirakan berumur Kuarter.
5) Satuan Aliran Lava Palangka Gading (Qvpg)
Satuan
batuan vulkanik Palangka Gading mempunyai pusat erupsi diduga berasal
dari Dolok Palangka Gading. Batuan yang tersingkap di sebelah barat
daerah penyelidikan berupa aliran lava berkomposisi andesitik berumur
Kuarter.
6) Satuan Kubah Lava Martimbang (Qvma)
Satuan batuan vulkanik Martimbang penyebarannya berada di selatan daerah penyelidikan pada satuan morfologi Kerucut Gunungapi Martimbang. Batuan yang tersingkap umumnya relatif segar berupa aliran lava berkomposisi andesitik. Berdasarkan
kenampakan dan penyebaran produknya, gunungapi ini mempunyai mekanisme
letusan bersifat efusif dengan ditandai oleh pembentukan kubah lava pada
masa Kuarter.
7) Sinter Karbonat (Qgs)
Satuan batuan ini merupakan hasil endapan dari fluida geotermal yang membawa larutan karbonat (CaCO3),
warna berkisar dari putih sampai coklat muda, kristalin sampai sangat
halus, kekerasan berkisar dari lunak sampai kompak. Penyebaran satuan
batuan ini sepanjang dasar dasar graben Tarutung. Umur satuan batuan ini
diperkirakan Kuarter sampai Resen.
8) Aluvial (Qal)
Satuan
ini merupakan hasil rombakan batuan yang sebelumnya diendapkan berupa
endapan pasir kasar sampai bongkah di tepi sungai dan dasar sungai,
berasal dari hasil erosi endapan tufa, berumur Kuarter sampai Resen.
Struktur Geologi
· Struktur Geologi Regional
Secara
regional struktur geologi daerah penyelidikan terletak pada zona Sistem
Sesar Sumatera (SFS), berarah baratlaut – tenggara, membentang mulai
dari P. Weh hingga Teluk Semangko, Lampung, Panjang zone sesar ini ±
1650 km (Katili & Hehuwat 1967, Tjia 1970)..
Pergerakan
sesar ini masih aktif, sebagai akibat dari dorongan lempeng Samudera
Hindia terhadap Lempeng Eurasia yang membentuk zona penunjaman di
sepanjang pantai barat P. Sumatera. Sebagai akibat pergerakan sistem
zone struktur ini, di beberapa tempat terjadi depresi-depresi (graben)
terutama pada perpotongan en-echelon, akibat dari komponen gaya-gaya yang bersifat tarikan (extension) dalam sistem sesar ini. Tarutung terletak dalam zone depresi (graben).
· Struktur Geologi Daerah Penyelidikan
Struktur
geologi daerah penyelidikan pada umumnya dicirikan oleh manifestasi
mata air panas yang mencirikan kehadiran struktur sesar aktif yang
terdapat di daerah penyelidikan.
Dari
hasil pengamatan di lapangan dan penafsiran citra landsat di daerah
penyelidikan terdapat 12 (duabelas) struktur sesar, antara lain: Sesar
Sipoholon, Sesar Sibatu-batu, Sesar Sigeaon, Sesar Toru,
Sesar Pintubosi, Sesar Tarutung, Sesar Parbubu, Sesar Siborboron, Sesar
Hutabarat, Sesar Martimbang, Sesar Sibadak, dan Sesar Jorbing
Manifestasi Panas Bumi
Manisestasi panas bumi didaerah ini antara lain: Batuan Ubahan Habinsaran Situmeang, Mata Air Panas Ria-Ria, Sipoholon, Mata Air Panas Hutabarat, Mata Air Panas Sitompul, Mata air panas Tapian Nauli terletak di pinggir sungai Tapian nauli atau Sigeaon, Mata
Air Panas Sipolhas, Mata Air Panas Parbubu dua, Mata Air Panas Ugan,
Mata air panas Penabungan, Mata Air Panas Pansur Batu, Air Panas
Simamora, dan Air panas Sait Nihuta,
Kolam Air Soda
Kolam air soda antara lain: Kolam air soda (CO2) Parbubu satu dan Kolam air soda (CO2) Pintu Bosi
3. METODE PENYELIDIKAN
Metode
geomagnet digunakan untuk menafsirkan struktur geologi bawah permukaan
dalam melokalisir daerah yang dianggap prospek untuk potensi panas bumi
di daerah Sipoholon dan Tarutung. Alat magnet yang digunakan adalah 3
unit Unimag Proton Magnetometer type G-836.
Penggunaan
metode ini dalam penyelidikan panas bumi didasarkan pada perbedaan
sifat kemagnetan batuan. Bilamana batuan mengalami kenaikan temperatur,
batuan tersebut akan mengalami penurunan kemagetan (demagnetisasi).
Dengan demikian, bila pada suatu daerah terdapat sumber panas bumi,
harga intensitas magnet batuan disekitarnya akan lebih rendah. Secara sederhana, intensitas magnet bumi lokal dapat digambarkan dalam hubungan rumus kemagnetan:
I = k x H
Dimana:
I = Intensitas medan magnet bumi (nT)
K = kerentanan magnet batuan
H = Kuat medan magnet bumi
4. HASIL PENYELIDIKAN GEOMAGNET
Hasil
penyelidikan geomagnet antara lain adalah harga variasi harian,
intensitas magnet total setiap titik pengukuran magnet variasi harga
kerentanan magnet batuan daerah penyelidikan, profil anomali magnet
setiap lintasan pengukuran, dan peta anomali magnet total hasil
pengukuran magnet dilapangan.
5. PEMBAHASAN
1) Profil Anomali Magnit
· Profil Anomali Magnit Lintasan A
Profil
ini mempunyai harga anomali antara -190 nT sampai + 150 nT. Harga
tersebut dikelompokkqan kepada harga sedang (50 nT sampai 250 nT) dan
rendah (< 50 nT). Batuan didaerah ini ditafsirkan sebagai batuan yang di dominasi oleh riodasit dan ignimbrite riolit.
· Profil Anomali Magnit Lintasan B
Harga anomali berkisar antara – 123 sd. +
432 nT. Harga ini memperlihatkan anomali yang masih di dominasi oleh
anomali rendahdan sedang, dan ditafsirkan masih didominasi oleh batuan
rhiodasit dan ignimbrite rhiolit.
· Profil Anomali Magnit Lintasan C
Harga anomali lintasan C berkisar antara -45
nT sd. + 323 nT. Secara umum lintasan ini ditempati anomali sedang dan
rendah, ditafsirkan sebagai batuan rhiodasit dan ignimbrit rhiolit.
· Profil Anomali Magnit Lintasan D
Pada lintasan D anomal magnit didominasi oleh harga rendah. Harga anomali berkisar antara antara -457 nT sd. + 522 nT.
· Profil anomali magnit lintasan E
Mempunyai
harga yang didominasi harga anomali sedang. Harga anomali berkisar
antara -47 nT sd. +505 nT. Batuan di daerah ini ditafsirkan sebagai
batuan rhiodasit dan ignimbrite rhiolit.
· Frofil Anomali Magnit Lintasan F
Harga kemagnitan di Lintasan
F berkisar antara 44 nT sd. +211 nT, yaitu hampir keseluruhan lintasan
ditempati oleh anomali sedang. Pada daerah ini diperkirakan sebagai batuan riodasit atau ignimbrit rhiolit.
· Profil Anomali Magnit Lintasan G
Harga
anomali pada lintasan ini berkisar antara -162 nT sd. +372 nT. Anomali
magnit didaerah ini bervariasi yaitu rendah, sedang ,dan tinggi. Daerah
ini diper diperkirakan diduduki oleh batuan rhiodasit dan ignimbrite
rhiolit, sedangkan anomali magnit rendah diperkirakan diduduki oleh
batuan andesit yang telah mengalami ubahan dan terkoyak-koyak (zona
fracture).
2) Peta Anomali Magnit Total
Kontur anomali magnit total (Gambar terlampir) pada umumnya berarah
barat laut-tenggara dengan pola yang cukup jelas arah dan kontras
anomalinya. Berdasarkan kelurusan dan kontras anomali yang cukup jelas,
paling sedikit terdapat 9 struktur patahan diperkirakan terdapat pada
daerah penyelidikan. 4 (empat) struktur tersebut berarah
baratlaut-tenggara, 3 (tiga) berarah hampir utara-selatan, 1 (satu)
berarah barat-timur, dan 1 (satu) baratdaya-timurlaut.
Beberapa struktur sesar tersebut merupakan dasar untuk mengotrol munculnya air panas yang ditemukan di Sipoholon dan tarutung.
Dari hasil penyelidikan magnet didapatkan harga anomali magnit total berkisar antara -457 sd. 741 nT. Harga
tersebut dapat dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu; anomali magnit
tinggi (250 sd. 741 nT) ditafsirkan sebagai defleksi batuan andesit tua
(tersier). Anomali magnit sedang 50 sd. 250 nT) ditafsirkan sebagai
daerah yang didominasi oleh batuan rhiodasit, ignimbrite rhiolit dan
sinter karbonat. Sedangkan anomali magnit rendah (50 sampai -457 nT)
ditafsirkan sebagai batuan aluvial, pasir gunung api, dan/atau andesit
yang telah mengalami ubahan dan mengalami pengoyakan (zona hancuran).
Daerah
anomali magnit sedang 50 sd. 250 nT) diperkirakan merupakan daerah yang
dominan mempunyai kaitan erat dengan terbentuknya manifestasi panas
bumi di daerah penyelidikan (mata air panas, sinter karbonat dan mata
air soda).
6. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penyelidikan geomagnet didaerah Sipoholon dan Tarutung, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Diperkirakan bahwa daerah penyeli-dikan mempunyai potensi energi panas bumi yang besar.
2. Daerah yang prespek ditafsirkan berada di bagian utara atau cenderung ke baratlaut. Dan masih menerus ke arah utara.
3. Diperkirakan
heat sourse panas bumi didaerah ini terdapat di Gunung Dolok martimbang
dan Dolok Siborboron, akan tetapi perlu penyelidikan lanjutan yang
lebih detil kearah kedua gunung tersebut, mengingat data pada
penyelidikan ini masih minim (hanya beberapa titik regional).
4. Juga
diperkirakan bahwa heat sourse kemungkinan dibagian utara daerah
penyelidikan, terutama melihat anomali rendah sangat terbuka ke arah
tersebut. Akan tetapi hal ini bisa diketahui lebih jauh apabila
penyelidikan lanjutan telah dilakukan kearah utara (arah
Siborong-borong).Sumber:
http://psdg.bgl.esdm.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=137&Itemid=174
No comments:
Post a Comment