China Metal Indusry's Topang Pengembangan Tambang Dairi Prima
JAKARTA – PT Dairi Prima Mineral, pengelola tambang timah hitam dan seng
di Dairi, Sumatera Utara, yang juga anak usaha PT Bumi Resources
Minerals Tbk (BRMS) mendapat sokongan dana dari China Non-Ferrous Metal
Industry’s Foreign Engineering and Construction Co.Ltd.
Muhammad Sulthon, Sekretaris Perusahaan Bumi Minerals, mengatakan China
Non-Ferrous Metal Industry’s akan membantu Bumi Minerals dalam
penyediaan dana untuk mengembangkan proyek Dairi.
“China Non-Ferrous Metal Industry’s akan mendanai 85% dari biaya yang diperlukan untuk
pengembangan proyek Dairi. Perseroan dan China Non-Ferrous Metal
Industry’s akan bersama-sama mengadakan studi kelayakan,” kata dia,
Rabu.
Perseroan dan China Non-Ferrous Metal Industry’s telah menandatangani
perjanjian kerja sama strategis pada 22 Oktober 2013. Selain pendanaan,
nantinya Bumi Minerals dan China Non-Ferrous Metal Industry’s akan
bermitra dalam kegiatan engineering, procurement dan construction (EPC)
proyek Dairi, penjualan timah dan seng produksi Dairi Prima Mineral dan
kepemilikan saham di Dairi Prima.
Tambang seng dan timah hitam Dairi Prima ditargetan berproduksi pada
2016. Dairi Prima Mineral telah mendapatkan izin eksploitasi penambangan
bawah tanah untuk konsesi tambang seng dan timah hitam dari pemerintah
pada Juli 2012.
Tambang yang 20% sahamnya dikuasai PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) itu
diperoleh melalui kontrak karya 1998 dan memiliki luas lahan 27.420
hektare yang terletak di Sumatera Utara dan Nangroe Aceh Darussalam.
Tambang Dairi Prima memiliki kadar seng 11,5 % dan dengan cadangan
teridentifikasi sebesar 6,3 juta ton dan pada 2016 ditargetkan mulai
memproduksi satu juta ton bijih.
Manajemen Bumi Mineral sebelumnya telah meminta pemerintah agar tidak
mewajibkan Dairi Prima melakukan pemurnian seng dan timah hitam di dalam
negeri.
Herwin Hidayat, Investor Relations Bumi Resources Minerals, mengatakan
tambang Dairi Prima di Sumtera Utara merupakan satu-satunya tambang seng
dan timah hitam di Indonesia dan memiliki cadangan terbatas yakni 11
juta ton, sehingga tidak layak dimurnikan di dalam negeri.
“Tambang Dairi Prima sangat unik dan memiliki kondisi yang sama dengan
mineral lainnya. Jadi kami masih berdiskusi dengan pemerintah agar
diberikan kemudahan,” tandas dia. (*)
Sumber:
http://www.bakrieglobal.com/news/read/3359/China-Metal-Indusrys-Topang-Pengembangan-Tambang-Dairi-Prima
Jakarta -PT Dairi Prima Mineral, anak perusahaan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS)
telah menandatangani kontrak Engineering, Procurement &
Construction (EPC) dengan China Nonferrous Metal Industry's Foreign
Engineering & Construction Co, Ltd (NFC) untuk membangun cadangan
seng & timah hitam yang dioperasikan oleh Dairi di Sumatera Utara.
Kontrak EPC tersebut merupakan kelanjutan dari perjanjian kerjasama yang ditandatangani oleh kedua belah pihak di bulan Oktober tahun lalu.
Direktur Utama BRMS Suseno Kramadibrata mengatakan, kerjasama tersebut dilakukan karena NFC berencana untuk membangun infrastruktur dan fasilitas yang dapat memproses 1 juta ton bijih per tahunnya di lokasi tambang yang dioperasikan Dairi. Pembangunan fasilitas tersebut diharapkan dapat diselesaikan dalam 42 bulan, diakhir tahun 2017.
Seperti yang telah disampaikan di bulan Oktober tahun lalu, NFC akan membantu untuk mendapatkan 85% dari pendanaan yang diperlukan untuk membangun lokasi tambang seng dan timah hitam yang dioperasikan Dairi tersebut. Jumlah pendanaan yang diperlukan akan disampaikan dalam waktu dekat ini.
“Ini merupakan pencapaian yang berarti oleh BRMS. Kami berharap untuk dapat memproduksikan cadangan seng dan timah hitam yang dioperasikan oleh Dairi pada akhir 2017 sehingga dapat menambah nilai bagi para pemegang saham. Kami juga berterimakasih atas dukungan dari perwakilan Kedutaan Besar Republik Rakyat Tiongkok di Indonesia yang turut hadir dalam acara penandatanganan kontrak EPC tersebut,” kata Suseno dalam keterangan pers yang diterima detikFinance di Jakarta, Senin (21/4/2014).
Acara penandatanganan kontrak EPC tersebut dihadiri Komisaris Utama BRMS Ari Hudaya dan beberapa perusahaan konstruksi lokal di Indonesia. Beberapa perwakilan dari Bank of China, ICBC (Industrial & Commercial Bank of China), dan SINOSURE (China Export & Credit Insurance Corporation) juga hadir dalam acara tersebut.
Sebagai informasi, saham Dairi dimiliki 80% oleh BRMS dan 20% oleh PT Aneka Tambang Tbk. Saat ini, Dairi mengoperasikan tambang seng dan timah hitam di Sumatera Utara dengan jumlah cadangan sebesar 11 juta ton bijih dan jumlah sumberdaya sebesar 25 juta ton bijih. Cadangan mineral tersebut juga memiliki kadar yang cukup tinggi, yaitu 11,5% (seng) dan 6,8% (timah hitam).
(drk/ang)
Anak Usaha Tambang Grup Bakrie Teken Kerjasama dengan Perusahaan Tiongkok
Senin, 21/04/2014 07:06 WIB
Kontrak EPC tersebut merupakan kelanjutan dari perjanjian kerjasama yang ditandatangani oleh kedua belah pihak di bulan Oktober tahun lalu.
Direktur Utama BRMS Suseno Kramadibrata mengatakan, kerjasama tersebut dilakukan karena NFC berencana untuk membangun infrastruktur dan fasilitas yang dapat memproses 1 juta ton bijih per tahunnya di lokasi tambang yang dioperasikan Dairi. Pembangunan fasilitas tersebut diharapkan dapat diselesaikan dalam 42 bulan, diakhir tahun 2017.
Seperti yang telah disampaikan di bulan Oktober tahun lalu, NFC akan membantu untuk mendapatkan 85% dari pendanaan yang diperlukan untuk membangun lokasi tambang seng dan timah hitam yang dioperasikan Dairi tersebut. Jumlah pendanaan yang diperlukan akan disampaikan dalam waktu dekat ini.
“Ini merupakan pencapaian yang berarti oleh BRMS. Kami berharap untuk dapat memproduksikan cadangan seng dan timah hitam yang dioperasikan oleh Dairi pada akhir 2017 sehingga dapat menambah nilai bagi para pemegang saham. Kami juga berterimakasih atas dukungan dari perwakilan Kedutaan Besar Republik Rakyat Tiongkok di Indonesia yang turut hadir dalam acara penandatanganan kontrak EPC tersebut,” kata Suseno dalam keterangan pers yang diterima detikFinance di Jakarta, Senin (21/4/2014).
Acara penandatanganan kontrak EPC tersebut dihadiri Komisaris Utama BRMS Ari Hudaya dan beberapa perusahaan konstruksi lokal di Indonesia. Beberapa perwakilan dari Bank of China, ICBC (Industrial & Commercial Bank of China), dan SINOSURE (China Export & Credit Insurance Corporation) juga hadir dalam acara tersebut.
Sebagai informasi, saham Dairi dimiliki 80% oleh BRMS dan 20% oleh PT Aneka Tambang Tbk. Saat ini, Dairi mengoperasikan tambang seng dan timah hitam di Sumatera Utara dengan jumlah cadangan sebesar 11 juta ton bijih dan jumlah sumberdaya sebesar 25 juta ton bijih. Cadangan mineral tersebut juga memiliki kadar yang cukup tinggi, yaitu 11,5% (seng) dan 6,8% (timah hitam).
(drk/ang)
Sumber:
http://finance.detik.com/read/2014/04/21/070607/2560148/6/anak-usaha-tambang-grup-bakrie-teken-kerjasama-dengan-perusahaan-tiongkok
No comments:
Post a Comment