Samosir Art Festival Lebih Tepat Sasaran
Tribunnews.com - Sabtu, 31 Desember 2011 18:34 WIB
Laporan Reporter Tribun Medan, Arifin Al Alamudi
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Gegap gempita pelaksanaan Pesta Danau Toba (PDT) 2011 27-30 Desember 2011 digemakan oleh Panitia sejak awal pelaksanaan hingga akhir.
Namun di mata pengunjung, pendapat bertolak belakang dilemparkan. Pengunjung juga menilai Samosir Art Festival yang berlangsung di Pulau Samosir pada hari yang bersamaan lebih tepat sasaran.
Rahmat misalnya, warga Medan yang melancong ke acara tersebut menilai PDT hanya sekadar kegiatan tahunan yang tidak memiliki substansi wisata apa-apa.
"Even itu nyaris sama dengan pasar malam yang sekadar menimbulkan suara bising dan ramai, tetapi sesungguhnya tak memberi esensi apa-apa bagi pengunjungnya," ujar Rahmat sepulang dari Prapat, Sabtu (31/12/2011).
Yang paling mengecewakan baginya adalah stand-stand milik Kabupaten yang disediakan pada acara itu. Sama sekali tidak ada mencerminkan 'niat' dari daerah-daerah untuk 'menjual' daerahnya kepada wisatawan.
"Yang dipajang di situ sekadar ada saja. Lucunya, stand Deliserdang, malah hanya diisi oleh penjual sepatu," jelasnya sambil tersenyum.
Rahmat tiba di Prapat, Simalungun Rabu (28/12/2011). Namun begitu melihat kegiatan di panggung terbuka, ia merasa kecewa. Bersama teman-temannya, Rahmat langsung menyeberang ke Pulau Samosir untuk melihat Samosir Art Festival. Diadakan di Pantai Pasir Putih, Parbaba, Pulau Samosir.
"Nah, jauh lebih bermakna Samosir Art Festival, di situ diadakan diskusi antara narasumber dengan masyarakat terkait berbagai hal yg bisa mengangkat daerah Samosir agar dikunjungi wisatawan. Di akhir acara, poin-poin dari diskusi tersebut disampaikan kepada Bupati Samosir, Mangindar Simbolon yang dibacakan oleh anak-anak SD di Parbaba langsug di hadapannya," jelas pria 30 tahun ini.
Secara hiburan, menurutnya Samosir Art Festival lebih menonjolkan kebatakan yang kental karena nyaris semua pengisi acara mempertontonkan lagu-lagu batak, dan kebudayaan batak lainnya.
"Tidak seperti PDT yang hiburan puncaknya diiisi oleh Wali Band yang tak jelas apa kaitannya dengan trademark Danau Toba. Di Samosir Art Festival puncak acaranya diisi oleh pemain gitar jazz yang jago memainkan tokkel batak, Yepi Romero," tambahnya.
Menurutnya kegiatan Art Festival lebih bermanfaat bagi wisatawan karena mereka tahu bahwa musik batak itu sangat berciri khas dan fantastik dengan tokkel gitar.
Harry yang juga berkunjung ke PDT mengaku kecewa. "PDT tahun ini lebih meriah spanduk dan balihonya ketimbang pengunjung yang datang," ujarnya.
Kalau Art Festival, menurutnya lebih berguna dan punya sasaran yg tepat. Seperti pembagian bibit pohon mengajari buat ulos dan membersihkan pantai bersama-sama.
Usulnya, jika dilaksanakan PDT tahun mendatangn aktifitas di Danau Toba lebih diperbanyak dan tidak bertumpuk di Open Stage.
Editor: Hendra Gunawan | Sumber: Tribun Medan
Akses Tribunnews.com lewat perangkat mobile anda melalui alamat m.tribunnews.com
No comments:
Post a Comment