Tuesday, May 15, 2012

MEMBUAT GINARU POTE


MEMBUAT GINARU POTE

Satu lagi makanan tradisional suku pakpak yaitu “Ginaru Pote¨. Ginaru pote bukan makanan sehari-hari tetapi dihidangkan hanya pada waktu-waktu tertentu , biasanya dibuat ketika musim pote atau petai berbuah . Selain itu menunggu beras mening (menir) di rumah hingga banyak karena dulu tidak ada yang menjual beras mening. Mening didapat ketika menampi beras .

Bahan-bahan
1.Singkong sebagai bahan pokok.
2.Pote ( petai)
3.Bawang rumbai
4.Kunyit
5.garam sedikit
6.Jahe
7.Cabe
8.Tuba
9.Batang srei 2 buah
10.Daun Salam 5 lembar
11.Beras Mening (Menir) ½ mug

Persiapan bahan-bahan:
1.Kupas singkong dan potong-potong dengan ukuran sekitar 5 - 7 cm, kemudian dibelah-belah menjadi 4 bagian (cuci hingga bersih).
2.Siapkan bumbu dengan menumbuk garam, cabe, jahe,kunyit dan tuba hingga halus.
3.Petai dikupas dan dibelah menjadi dua.
4.Hancurkan batang srei

Cara memasak :
1. Letakkan singkong kedalam koden (periuk), isi air hingga melebihi singkong lalu direbus .
2.setelah mendidih dan singkong mulai matang , masukkan bumbu yang sudah dihaluskan , aduk hingga rata.
3.Masukkan srei dan daun salam, bawang rumbai .
4.Masukkan mening/menir kedalam periuk.
5.Terakhir masukkan petai kedalam periuk . Aduk hingga merita dan periuk di tutup.
6.5 menit kemudian buka periuk dan aduk-aduk supaya mening matang merata . Lakukan berulang-ulang hingga mening dan singkong matang.

Ginaru Pote enak dimakan ketika masih hangat-hangat. emm ..enaknya . Air liur anda mengalir....masaklah Ginaru pote..... (SB/Yogya).
_____________________________________________


"PELLENG" MMM..UENAK

Pelleng salah satu jenis masakan khas yang hanya dikenal di kalangan masyarakat Pakpak. Pelleng disajikan bila mana ada hajatan atau peristiwa-peristiwa dalam keluarga atau desa. Misalnya dalam tahapan produksi pertanian, hendak meminang, merantau, menjelang ujian, saat lulus, upacara menanda tahun, dan sebagainya. Pokoknya yang berhubungan dengan merkottas tidak lepas dari sajian pelleng. Tujuannya tergantung jenis peristiwa atau upacara. Bila hendak membuka ladang agar terhindar dari bahaya. Bila hendak merantau agar berhasil diperantauan. Bila hendak meminang agar pinangan diterima. Bila selesai panen, lulus ujian, diterima kerja sebagai ucapan syukur pada penguasa dan sebagainya. Pelleng bagi masyarakat Pakpak ada dua jenis, yaitu pelleng khas Simsim, Kelasen dan Boang serta pelleng khas Kepas dan Pegagan. Fungsi dan maknanya sama, yang membedakan hanya pengolahannya. Berikut akan dijelaskan bahan dan pengolahan pelleng khasn pertama.

Bahan-bahan:
1. Beras secukupnya.
2. Ayam jantan 1 ekor
3. Cabe merah
4. Asam cikala
5. Santan kelapa secukupnya
6. Arbuk
7. Bawang gandera,
8. Daun Salam
9. Serei dan bumbu lainnya
10. Garam secukupnya

Pengolahan: Beras dimasak layaknya menanak nasi tapi dikondisikan lebih lunak, selanjutnya dicampur dengan cara diaduk atau ditumbuk dengan kuah yang telah dimasak sebelumnya yang disebut lae asem. Kuah (lae asem) dibuat dari asam cikala, bumbu dan santan kelapa. Secara terpisah ayam digule tanpa mencincang tapi harus mersendihi sebagai lauknya. Arbuk dibuat dari beras yang digonseng selanjutnya ditumbuk, diayak dan dimasak dengan kuah ayam gule hingga kental. Tek-tek adalah bagian-bagian tertentu dari ayam yang dicincang untuk dijadikan lauk bersama arbuk di atas pelleng yang disajikan. Penyajiannya dengan cara menyendok pelleng keatas piring lalu dibentuk sedemikian rupa, lalu diatasnya ditaruh tek-tek bersama arbuk ditambah lalap cabe merah di atasnya. Kadang-kadang ditambah dengan lalap petai atau jengkol.

Posted By : Samudera Berutu

Dikutip dari Majalah/Buletin Rintis Prana Edisi-VII Thn ke-II (April-Mei) 2000

________________________________________________

PERMAINAN " CIDO - CIDO KALIKI "

Cido Cido Kaliki adalah permainan antara seorang anak ( usia 1 – 4 tahun) dengan orang tua yang dilakukan sambil berbaring. Secara kasat mata permainan ini kelihatannya seperti permainan biasa saja tetapi ternyata maknanya sangat dalam. Bagi seorang anak bermain “ Cido – cido kaliki “ ternyata meningkatkan hubungan emosional antara anak dan orang tua, menjalin keakraban , menambah kepercayaan anak dan si anak merasa diperhatikan oleh orang tuanya. Selain tidak membutuhkan biaya , permainan ini mudah dilakukan dan yakinlah bahwa anda dan anak akan tertawa lepas , gembira dan sukacita.
Permainan ini dilakukan sambil diiringi lagu “ Cido-cido kaliki”, berikut teksnya :

Cido cido kaliki
Urat ni tabung nggala
Merkade kalak peridi
Merubat dekket bapa na
Ta ka kuak kuak kok
Ta ka kuak kuak kok

Cara memainkan “ Cido-cido kaliki”:
Si orang tua berbaring terlentang dilantai atau tempat tidur, kemudian tekuk ke dua kaki anda. Mintalah kepada anak untuk duduk dikedua kaki anda. Setelah itu peganglah kedua tangannya, angkat kedua kaki anda secara bersamaan sambil menarik kedua tangan anak. Lakukanlah gerakan mengangkat dan menurunkan kaki anda ( sambil menyanyikan lagu “ Cido-cido Kaliki” ) dan pada teks “ Ta ka kuak kuak kok Ta ka kuak kuak kok “ . Angkatlah kaki anda tinggi-tinggi sambil tetap memengang ke dua tangan anak dan tahan sebentar di atas sehingga anak akan merasa terbang .
Ulangilah permainan ini setelah anda dan anak sudah merasa puas.
Selamat mencoba.


Sumber:
http://pakpakbharatguide.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment