Festival Kopi Sipirok 2014
Tidak selamanya nama dicatut itu bikin hati gak enak. Buktinya baru-baru ini nama saya tiba-tiba muncul di susunan kepengurusan panitia Festival Kopi Sipirok 2014 sebagai anggota Seksi Hubungan Media. Tapi, saya gak marah tuh, senang malah…hehe… Tugas pertama saya adalah mempublikasikan rencana penyelenggaraan festival kepada khalayak ramai. Pertama-tama, saya publikasikan di blog dulu deh.
Tanggal pelaksanaan
30 Juli- 3 Agustus 2014
Lokasi
Alun-alun (alaman bolak), Sipirok*, Tapanuli Selatan
Rangkaian kegiatan
-Pertunjukan musik Sipirok Voice dan grup musik lokal
-Opera Batak /Sitilhang
-Tortor, Sitogol, Ungut-ungut, dan Dikkir
-Kopi Luwak Day
-Traditional Brewing
-Modern Brewing dan Latte Art
-Pemilihan Putra/ Putri Kopi Sipirok
-Lokakarya budi daya kopi unggulan
-Malam minum kopi bersama perantau (penciptaan rekor minum kopi luwak).
Penciptaan rekor MURI dalam hal menyeduh dan minum kopi luwak liar Sipirok ini rencananya akan diramaikan oleh 3.500 orang peserta pada 2 Agustus 2014.
Peserta
Kopi Pinabar, Karya Serasi, Angkola Kopi Sipirok, Sipirock Coffee (Penggagas), Kopi Raja, penggiat kuliner dan oleh-oleh khas Sipirok.
*Sipirok adalah kota kecil di jajaran Bukit Barisan yang terhampar di Lembah Sibualbuali, di ketinggian 800-1900 mdpl. Di awal pengembangannya pernah menjadi pusat pemerintahan Keresidenan Tapanuli. Kota Sipirok saat ini sebagai ibu kota kecamatan sekaligus menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara. Jumlah penduduk Kecamatan Sipirok sesuai dengan sensus penduduk tahun 2012 adalah 30.775 jiwa.
Salah satu sumber penghasilan masyarakat Sipirok adalah KOPI, yang telah dikembangkan sejak tahun 1.700-an. Umumnya adalah jenis kopi Robusta, Liberika dan sedikit Arabika. Belakangan ini banyak dibudidayakan kopi Arabika yang bibitnya diperoleh/dibawa dari Aceh Tenggara (kopi Ateng), yang lebih populer dengan sebutan kopi Sibayar Utang.
Kopi Arabika Sipirok berciri khas fruity, full body, rendah asam, dan gurih. Di masa lalu, bahkan digadang-gadang sebagai “the world’s finest unwashed arabica”. Dalam buku ‘All About Coffee’ William H. Ukers (New York, 1922) mendeskripsikan kopi Sipirok (Angkola) sebagai berikut:
“Formerly a Government coffee; large fat bean, making a dull roast; second only to Mandhelings; it has a heavy body and rich, musty flavor.” Hal tersebut semakin menegaskan bahwa kopi Sipirok merupakan kopi premium dan seharusnya memiliki harga tinggi di pasar internasional.
Dari segi demografi, kebanyakan masyarakat Sipirok hidup dari pertanian/perkebunan. Namun ironisnya sawah/ kebun yang dimiliki tidak layak secara skala ekonomi baik dari luas maupun jenis tanamannya. Oleh karena itu, masih perlu difasilitasi dan didukung agar para petani dapat mengembangkan potensi geografisnya yaitu dengan menanam tanaman kopi unggulan, dengan
minimal yang layak secara skala ekonomi. Oleh karena itu, promosi dan pemasaran kopi Sipirok perlu terus menerus digalakkan. Salah satu caranya melalui acara tahunan : Festival Kopi Sipirok. ***
Sumber:
https://efriritonga.wordpress.com/tag/angkola/
No comments:
Post a Comment