MURAI BATU MANDAILING NATAL
Murai
Batu Mandailing Natal (Madina) adalah MB salah satu sub habitat MB
Medan yang berasal dari Kabupaten Madina dengan pusat pemerintahan di
kota Natal. Kurang lebih 36% dari luas wilayah Kabupaten Madina adalah
daerah pegunungan yang merupakan daerah vulkanis aktif dengan jenis
tanah labil yang rawan erosi dan longsor. Ini mengindikasikan bahwa
habitat MB Madina berada di jalur pegunungan Bukit Barisan dengan Taman
Nasional Batang Gadis (TNBG) sebagai area konservasi utamanya yang
secara administrasi wilayah ini bersinggungan dengan 68 desa di 13
kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal.
Nama
taman nasional ini berasal dari dari nama sungai utama yang mengalir dan
membelah Kabupaten Madina yaitu Sungai Batang Gadis. TNBG meliputi
kawasan seluas 108.000 hektar atau 26% dari total luas
Madina yang terletak pada ketinggian 300 s/d 2.145 meter di atas
permukaan laut dengan titik tertinggi puncak Gunung Sorik Merapi. Dengan
curah hujan yang tinggi di Kabupaten Madina, TNBG juga berfungsi
sebagai penjaga tata air regional, karena berkaitan dengan keseimbangan
tata air lokasi lain yang bertetangga dengan Madina, yaitu Kabupaten
Tapanuli Selatan, wilayah Pasaman di Sumatra barat dan wilayah Rokan Ulu
di Provinsi Riau.
Madina
beriklim pulau Sumatra pada umumnya dengan curah hujan dan kelembaban
yang tinggi. Sementara topografi di Madina didominasi oleh dataran
tinggi seluas 70.25% dari total wilayah kabupaten. Saat ini walau di
alam hutan bukit barisan masih bisa ditemukan habitat MB, namun sudah
cukup sulit untuk menemukan MB Madina akhir-akhir ini. Hal ini adalah
akibat langsung dari kerusakan ekosistem alam akibat konversi hutan
menjadi kebun dan pertambangan emas yg marak di ekosistem habitat MB
serta tidak terlepas dari perburuan yang masif terkait reputasi MB
Mandailing Natal Karena sejak dulu bagi beberapa pemain MB lokal Sumatra
Utara, Murai Batu yang dianggap
paling bagus yaitu berasal dari Tapanuli Selatan (Sebelum dipecah
menjadi 4 kabupaten + 1 kota). Favorit dari para kicau mania lokal
tersebut terutama yang berasal dari daerah Natal yang sekarang sudah
jadi Kabupaten Mandailing Natal dan dari daerah Siais di
Kabupaten Tapanuli Selatan.
Gambar diatas adalah MB Madina bernama SPAWN koleksi ARCO BF Serang Banten. Salah satu indukan dengan suara terkeras yang ada di tangkarannya.
Karakter
yang mudah dikenali untuk MB Madina adalah berpostur cendrung besar
sebagaimana layaknya MB Medan selama ini dikenal, bak binaraga yang
berotot dan proporsional panjang dan lebarnya. Biasanya ekor MB Madina
tipis diujung seperti MB Pasaman. Wajar ada kemiripan mengingat
habitatnya yang bertetangga di gugusan Bukit Barisan.
Gambar diatas adalah MB Madina bernama MURSAL koleksi ARCO BF Serang Banten. Indukan Jawara lomba yang saat ini berjodoh dengan anakan betina dari SPAWN
Dari beberapa MB Madina yang saya pernah lihat, rata-rata bervolume sangat keras dan tajam menekan. MB nya rata-rata berkarakter tenang dengan ekor cendrung panjang diatas 16 cm dengan sorot mata yang tajam dan mengancam. Untuk Mental MB Madina terkenal mantap, petarung sejati.
Gambar
diatas adalah MB mandailing Natal bernama asli MARANTUK yang dalam
bahasa batak berarti "berperang". Burung lapangan yang berekor 19cm. MB
Jawara yang dipelihara sejak dalam kondisi trotolan 4 tahun lalu dan
menjadi andalan juragan lamanya untuk lomba kicau di Kota Natal dan
sekitarnya. Bisa dibawa ke PB6 karena sang juragan sedang hobi ayam
bangkok sehingga si Marantuk ini kondisinya kurang terurus lalu
direlakan untuk di take over oleh seorang teman yang sengaja datang ke
Natal untuk hunting MB asli habitat Madina. Setelah selesai dorong ekor
mungkin akan kami mainkan dulu di arena lomba untuk mempelajari secara
lebih detail karakternya sebelum nanti akhirnya akan ditangkarkan dengan
MB Betina keturunan MB SPAWN dan menjadi pasangan Galur Murni
Mandailing Natal trah jawara.
Sumber:
http://balakdigdaya.blogspot.com/2013/11/murai-batu-mandailing-natal.html
No comments:
Post a Comment