Puluhan Nisan Kuno Islam Ditemukan di Barus
Rabu, 28 Des 2011 08:32 WIB
MedanBisnis – Medan. Tim peneliti situs-situs dunia di Sumatera Utara baru-baru ini menemukan puluhan batu nisan kuno Islam ditelantarkan di Barus, Tapanuli Tengah. Demikian dikemukakan oleh koordinator peneliti situs-situs dunia di Sumatera Utara, sekaligus Kepala Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Medan (Pussis-Unimed), Ichwan Azhari, Selasa (27/12) kemarin.
Ichwan Azhari yang didampingi Repelita Wahyu Oetomo, peneliti dari Balai Arkeologi Medan mengemukakan, batu-batu nisan itu berserakan serta ada yang dionggokkan seadanya di pinggir jalan. Puluhan nisan yang ditemukan itu, katanya, memiliki keterkaitan dengan kompleks makam Ambar yang terletak di Desa Pananggahan. Lokasinya sekitar 150 meter dari jalan raya dan berjarak sekitar 1,5 Km dari dari kompleks makam legendaris Papan Tinggi, Barus, Tapanuli Tengah.
Area penemuan batu nisan Islam tersebut merupakan perbukitan yang diduga merupakan kompleks makam Islam lainnya, di samping lima kompleks pemakaman lainnya seperti kompleks makam Papan Tinggi, Ambar, Mahligai, Ibrahimsyah, dan satu lagi yang belum teridentifikasi. "Nisan tersebut hancur akibat penggalian tanah timbun yang dilakukan oleh masyarakat," ungkapnya.
Diperkirakan, lanjutnya, proses itu telah berlangsung cukup lama, karena kondisi bukit itu sudah hampir rata dengan tanah dan batu-batu nisan kuno Islam itu dicampakkan begitu saja di pinggir jalan.
Ichwan juga menjelaskan, setiap batu nisan Islam di Barus menyimpan informasi penting berkaitan dengan jenis batu, bentuk nisan, motif dan ornamen nisan. Selain itu juga pengetahuan tentang bahasa serta aksara yang digunakan, informasi pada inskripsi serta data lain yang penting untuk analisis dan interpretasi sejarah kedatangan islam di Barus. Sekaligus jejak sejarah dunia Islam pada belasan abad yang lalu.
Hingga saat ini, katanya, masih terdapat misteri sejarah islam di Barus. Banyak sekali mata rantai sejarah yang hilang serta terjadi diskontinuitas kurun waktu antara batu nisan. "Barus merupakan jejak penting penyebaran Islam di Indonesia sehingga situs ini dapat dioptimalkan menjadi warisan dunia. Batu nisan kuno islam tersebut sangat penting bagi studi sejarah dan arkeologi, sayangnya dibiarkan tidak terurus," ujarnya.
Repelita Wahyu Oetomo, Peneliti di Balai Arkeologi Medan mengemukakan hipotesisnya bahwa terdapat pola-pola tertentu penempatan lokasi makam islam. Beberapa kawasan diperkirakannya merupakan kawasan pemakaman para ulama dan di kawasan yang lain merupakan kawasan pemakaman bagi pejabat-pejabat kerajaan.
Adapun areal yang saat ini dihancurkan, kemungkinan merupakan kawasan yang merupakan pemakaman dari para aulia atau para sufi. Hipotesis tersebut berkaitan dengan temuan makam lain yang berada dalam satu kawasan, dimana hasil pembacaan terhadap inskripsinya menunjukkan bahwa tokoh yang dimakamkan merupakan seorang syech.
Beberapa lokasi perlu dicermati antara lain adalah kompleks makam yang tersebar di Aek Dakka, dimana nisannya sama dengan nisan di makam Mahligai. Repelita menegaskan, secara arkeologis, temuan-temuan tersebut sangat menarik untuk membantu mengungkap latar belakang sejarah kerajaan Barus pada masa lalu. "Hal itu mengingat sampai saat ini, selain berdasarkan temuan hasil penggalian, sejarah Barus masih menemui sisi gelap. Terutama apabila data-data sejarah disandingkan dengan data-data arkeologis," jelasnya. (ramita harja)
No comments:
Post a Comment