Peneliti Temukan Nisan Kuno Terlantar di Barus
Jumat, 30 Des 2011 06:31 WIB
Medan, (Analisa). Tim peneliti delapan situs berkelas dunia di Sumatera Utara menemukan puluhan batu nisan kuno Islam di sekitar Barus, Tapanuli Tengah Sumatera Utara terlantar tanpa perawatan.
Banyak batu nisan kuno Islam berserakan serta ada yang ditumpuk-tumpuk seadanya di pinggir jalan. Bahkan batu nisan itu ada yang diletakkan begitu saja di pinggi jalan.
Demikian disampaikan Ketua tim peneliti delapan situs berkelas dunia di Sumatera Utara Dr Phil Ichwan Azhari di Kampus Unimed Jalan Willem Iskander Medan Estate, Kamis (29/12).
Ia mengatakan, puluhan nisan yang ditemukan tim peneliti itu memiliki keterkaitan dengan kompleks makam Tuan Ambar, terletak di Desa Penanggahan sekitar 150 meter dari jalan raya dan berjarak 1,5 km dari kompleks makam legendaris dunia "Papan Tinggi", Barus, Tapanuli Tengah.
Area penemuan batu nisan Islam tersebut merupakan perbukitan yang diduga merupakan kompleks makam Islam kuno, di samping lima kompleks pemakaman lainnya seperti kompleks makam Papan Tinggi, Ambar, Mahligai, Ibrahimsyah.
Bukit Kompleks pemakaman tempat puluhan nisan penting ini ditemukan hancur oleh penggalian tanah timbun untuk dijual oleh masyarakat.
Diperkirakan proses penggalian telah berlangsung cukup lama karena kondisi bukit itu sudah hampir rata dengan tanah dan batu-batu nisan kuno yang penting bagi sejarah tersebut dibiarkan berserakan di pinggir jalan.
"Penghancuran situs sejarah oleh masyarakat dan pembiaran yang dilakukan Pemda tingkat II dan tingkat I ini dapat dianggap pelanggaran undang-undang cagar budaya. Untuk itu diharapkan Pemkab Tapteng segera mengambil tindakan langkah penyelamatan batu nisan di situs-situs tersebut," katanya.
Informasi Penting
Kepala Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Medan (Pussis-Unimed) ini mengatakan, setiap batu nisan di Barus menyimpan informasi penting berkaitan dengan jenis batu, bentuk nisan, motif dan ornamen, bahasa serta huruf yang digunakan.
Yang tidak kalah penting nisan tersebut tentunya juga menyimpan data untuk analisis dan interpretasi sejarah kedatangan Islam di Barus dan sekaligus jejak sejarah dunia Islam pada belasan abad yang lalu.
Sampai saat ini menurut dia, masih terdapat misteri sejarah Islam di Barus, karena banyak mata rantai sejarah yang hilang di situs tersebut.
"Batu-batu nisan itu dikhawatirkan hilang atau rusak serta situsnya hancur sebelum diteliti secara lintas disiplin. Situs Barus merupakan jejak penting penyebaran Islam di dunia sehingga Situs Barus bisa menjadi situs warisan dunia," katanya.
Sementara koordinator lapangan penelitian Situs Barus, Repelita Wahyu Oetomo mengatakan, berdasarkan kesimpulan sementara dari hasil penelitian, terdapat pola-pola tertentu penempatan lokasi makam islam di sekitar situs tersebut.
Beberapa kawasan diperkirakan merupakan kawasan pemakaman para ulama dan di kawasan yang lain merupakan kawasan pemakaman bagi pejabat-pejabat kerajaan. Adapun areal yang saat ini dihancurkan, kemungkinan merupakan kawasan yang merupakan pemakaman dari para aulia atau para sufi.
Kesimpulan tersebut berkaitan dengan temuan makam lain yang berada dalam satu kawasan dimana hasil pembacaan terhadap inskripsinya menunjukkan bahwa tokoh yang dimakamkan merupakan seorang syekh.
"Tentunya hal ini harus diuji kembali hingga tiba pada kesimpulan akhir. Beberapa lokasi perlu dicermati antara lain adalah kompleks makam yang tersebar Du Aek Dakka dimana nisannya sama dengan nisan di Makam Mahligai," katanya. (rmd)
No comments:
Post a Comment