Friday, March 9, 2012

ASAL NAMA MANDAILING


ASAL NAMA MANDAILING

Sejarah Mandailing di Sumatera Utara tidak bisa dipisahkan dalam lembaranlegenda yang sampai kini terus hidup dan berkembang. Sebab dari Mandailing inilahlahirlah manusia-manusia Mandailing yang kini hidup beranak pinak sampai ke anak cucu.Mandailing, menurut legenda berasal dari daerah Munda di utara India. MasyarakatMunda di utara India ini terpukul oleh serangan bangsa Aryan, lalu berpindah ke Burma dimana terdapat sebuah kota purba yang dinamakan Mandalay. Setelah sekian lama di sanamereka sekali lagi diusir ke luar oleh kaum asli Burma, lalu berpindah menyeberangi SelatMalaka hingga ke Sumatera. Menurut informasi yang sampai kepada penulis, masuknya bangsa Munda tersebut ke Sumatera melalui Pantai Barat Sumatera yaitu Pelabuhan Barus.

Beberapa abad sebelum tahun Masehi, Barus sudah banyak didatangi berbagai bangsa, danmenjadi pelabuhan yang sangat terkenal karena kapur barusnya. Di Barus pula pada masalalu pernah ditemui koloni etnis Tamil yang juga berasal dari India.Menurut cerita yang berkembang pada abad keenam, orang-orang Munda ini telah berjaya mendirikan kerajaan bernama Poli di Pantai Timur Sumatera. Kerajaan ini jugadikenal sebagai Portibi atau Puni. Tetapi Kerajaan Munda Holing ini hanya bertahansampai abad XVI. Pada sekitar tahun 1030 an kerajaan Hindia Selatan di bawah pimpiunanMaharaja Rajendera Chola menaklukan Portibi (Munda). Lalu masyarakat Munda berpindah ke Pidoli berhampiran Penyabungan yang ada sekarang ini. Di Pidoli ini merekamendirikan sebuah kerajaan yang dikenal sebagai Mandela Holing. Tetapi dari informasilain ada yang menyebut asal nama Mandailing ialah bermula dari perkataan Mandalay,yaitu nama sebuah kota yang besar di Burma. Sebab di Burma utara terdapat sebuah kotakebudayaan atau pusat peradaban dan pemerintah yang bernama Mundalay yang hampir sama dengan Mandailing di Sumatera Utara.

Dalam perkembangan sejarah bahwa kerajaan Mandala Holing ini berjaya hinggaabad XIII, sebab mereka diserang oleh kerajaan Hindu Singosari dari Tanah Jawa di bawah pimpinan Raja Kertanegara yang telah melancarkan expedisi Pemelayuan pada 1275. Namun, dalam waktu singkat orang-orang Mandala Holing ini telah berjaya mendirikankerajaan mereka dan menjadi termashur. Kerajaan Hindu Majapahit pada masa lalu merasatergugat dan cemburu karena kerajaan Mandala Holing menjadi kuat. Pada tahun 1365kerajaan Hindu Majapahit menyerang Sumatera sekali lagi. Di dalam Sumpah Palapa GajahMada yang berbentuk syair Purba Jawa yang bertajuk Negarakertagama ditulis oleh MpuPrapanca dan dijumpai di Puri Cakranegara Lombok terdapat pernyataan Mandailing itusebuah negeri besar yang telah diserang. Ini menunjukkan bahwa kerajaan Mandailing telahlama ada sebelum nama Batak tercatat di dalam peradaban sejarah.

Di dalam Sumpah Palapa disebutkan pasukan Majapahit mengekspansi ke Melayu di   Sumatera merata sejak Jambi, Palembang, Muara Tebo, Darmasraya, Minangkabau, Siak,Kampar, Panai, Pulau Kampar, Haru dan Mandailing. Keberadaan Mandailing telah terlukisindah pada syair ke 13 Negarakertagamanya Prapanca yang agung. Pada masa ituMandailing mempunyai masyarakat yang homogen yaitu masyarakat yang tumbuh danterhimpun dalam suatu ketatanegaraan kerajaan dengan kebudayaannya yang sudah tinggi pada zamannya. Tanah Mandailing telah terkenal di nusantara ini sekitar tahun 1287 Caka(1365 M). Dalam catatan sejarah atas serangan Rajaendra Cola dari India pada 1023 M kekerajaan Panai. Kerajaan Panai berlokasi di bagian hulu sungai Barumun atau di sepanjangaliran sungai Batang Pane mulai dari Binanga (pertemuan sungai Barumun dengan sungaiBatang Pane) termasuk daerah Portibi di Gunung Tua hingga sampai ke lembah pegunungan Sibual-buali di daerah Sipirok. Ini ditandai dengan adanya anggota masyarakatyang bermarga pane di daerah Sipirok.

Dari informasi, nama Mandailing ada yang menduga berasal dari perkataan MandeHilang dalam bahasa Minangkabau, perkataan tersebut berarti ibu yang hilang. Ada jugamenyebutkan Mandailing berasal dari perkataan Munda hilang yang berarti Munda yangmengungsi. Bangsa Munda di India pada masa yang silam melakukan pengungsian karenamereka terdesak oleh bangsa Aria. Konon sebelum kedatangan bangsa Aria, bangsa Mundamenduduki India Utara. Karena desakan bangsa Aria, maka bangsa Munda menyingkir keSelatan. Pendudukan bangsa Aria itu terjadi di sekitar tahun 1500 sebelum Masehi. BangsaMunda pindah ke luar dari daerah India menuju Assam dan Asia Tenggara setelah terjadi pendudukan lembah sungai Gangga oleh bangsa Aria dalam keseluruhannya.Ketika terjadi perpindahan bangsa Munda dari India Utara ke Asia Tenggara olehkarena terdesak dari bangsa Aria, diduga ada sebagian yang masuk ke Sumatera melaluiBarus.

Mandailing memang sebuah kerajaan sehingga pada waktu dulu kerajaan ini diseganidi seluruh nusantara bahkan dunia. Konon, kerajaan Mandailing memiliki kekuatan gaibuntuk menumpas lawan lawannya. Namun pada saat yang kurang menguntungkan DatuBesar (guru besarnya) meninggal dunia sehingga kekuatan Mandailing lemah dan merekakocar-kacir menyelamatkan diri ke wilayah lainnya. Dalam penelusuran penulis di daerahtersebut adanya sebutan Mandala pada beberapa buah pemukiman moyang marga Rangkutidan Parinduri yakni Datu Janggut Marpayung Aji bernama Mandala Sena. Untuk menguasai daerah kerajaan tersebut pada abad XIV sebagaimana yang disebut dengannama Mandala Hilang (Mandailing) di dalam buku Negarakartagama.

Dalam penelusuranitu terdapat candi-candi dibangun sejak abad X dan XI. Bahkan sebagian candi-candi itu pembangunannya dimulai jauh seelum abad ke X.Oleh sebab itulah besar kemungkinan kerajaan Mandala Holing yang meninggalkan daerah ini kemudian hari berubah nama menjadi nama Mandahilang (Mandailing sepertiterdapat dalam buku Negarakertagama dengan nama Mandailing). Mandailing adalah suatu wilayah yang terletak di Mandailing Natal di tengah pulau Sumatera sepanjang jalan rajalintas Sumatra. Mandailing terbagi dua yaitu: Mandailing kecil, ulu dan Pakantan dan dua Mandailing Besar dan Batang Natal. Kemudian Mandailing dibagi dua walaupun adatnyasama yaitu Mandailing Godang dan Mandailing Julu. Mandailing Godang didominasi olehmarga Nasution yang wilayahnya mulai dari Sihepeng di sebelah utara Penyabungansampai Maga di sebelah selatan serta daerah Batang Natal sampai Muarasoma dan MuaraParlampungan di sebelah barat. Sedangkan daerah Mandailing Julu didominasi oleh margaLubis yang wilayahnya mulai dari Laru dan Tambangan di sebelah utara Kotanopan sampaiPakantan dan Hutanagidang di sebelah selatan.

Dalam penelusuran penulis, marga Mandailing banyak. Seperti tersebut di bawah ini :Babiat di Tambiski, Napagadunglaut. Baumi di Marancar Dabuar di Nagasaribu, PortibiDalimunthe di Muaratais, Sigalangan, Sihulambu, Lombu Tayas, Gunung Tinggi, Janjilobi.Dasopang di Silangge, Pangirkiran Daulae di Pintu Padang, Singkuang, Sipiongot,Siunggam, ringgonan, Hasahatan, Hutanopan (Padang Lawas), Sosa Julu, Sosa Jae,Aeknabara, Binabo. Dongoran di Sihulambu, Tapus (Padang Lawas), Silangge, Sipiongot,Mandalasena, Tambiski, Napagadunglaut, Halongonan. Harahap di Hutaimbaru, Sabungan,Simapilapil, Siharangkarang, Losungbatu, Hanopan, Batunadua, Pijorkoling, Napagadunglaut, Pangirkiran, Hasang, Parurean, Halongonan, Hajoran, Purbasinomba,Gunungtua (Padang Lawas), Pamuntaran, Siunggam, Nagasaribu, Batangonang, Gadu,Tabusira, Sayurmatinggi (Pasang Lawas), Padang dolok, sosopan, Simanosor, PadangHanopan, Hasahatan, Sosa Jae, Siapas, Ujungbatu, Aeknabara, Portibi, Unterudang,Binanga, Huristak, Simangambat (Padang Lawas), Sidangkal, Pargarutan, Panyanggar,Simatontong, Sabatarutung, Pasar Matanggor, Sababalik. Hasibuan di Sihulambu,Batugana, Gunungtua (Padang Lawas), Paringgonan, Hasahatan, Janjilobi, Hutanopan(Padang Lawas), Sosa Julu, Sosa Jae, Mondang, Pinarik, Siapas, Aeknabara, Unterudang,Binanga, Huristak, Simangambat (Padang Lawas), Ujungbatu, Barumun.Hutasuhut di Lobu Layan, Sipirok Lubis di Maga, Tambangan, Kotanopan,Manambin, Tamiang, Ulu, Pakantan Dolok, Pakantan Lombang, Hutanopan (PadangLawas), Sosa Jae, Mondang, Pinarik, Aeknabara. Nasution di Panyabungan Tonga,Panyabungan Julu, Gunungtua (Mandailing), Pidoli Dolok, Pidoli Lombang, Hutasiantar,Gunung Baringin, Lingga Bayu, Muara Parlampungan, Aeknan gali, Sosopan,Paringgonan, Hasahatan, Janjilobi, Hutanopan (Padang Lawas), Sosa Jae, Mondang,Pinarik, Siapas, Aeknabara, Unterudang Simangambat (Padang Lawas). Pane di Tapus(Padang Lawas), Napagadunglaut, Arse, gunung Manaon, Pangurabaan dan Lancat.Pasaribu di Tolang (Padang Lawas), Sosa Julu.Payung di Simundol Pohan di Gunung Tinggi, Simundol, Sipiongot, Nagasaribu, Huristak. Pulungan di Batang Toru,Sayurmatinggi (Batang Angkola), Hutanopan (Padang Lawas), Huta Bargot (Mandailing),Sumuran dan Silaia di Kecamatan Sipirok. Rambe di Tapus (Padang Lawas), GunungTinggi, Simundol, Sipiongot, Mandalasena. Rangkuti di Runding, Aekmarian.Ritonga diSihulambu, Lobu Tayas, Tolang (Padang Lawas), Tapus (Padang Lawas), Gunung Tinggi,Sipiongot, Mandalasena, Tambiski.Sagala di Sihulambu Simbolon di Sipiongot,Mandalasenan. Siregar di Baringin, Parausorat, Bungabondar, Napagadunglaut, Hajoran,Purbasinomba, Batugana, Pamuntaran, Siunggam, Nagasaribu, Batang Onang,Sayurmatinggi (Padang Lawas), Gunungtua (Padang Lawas), Pangkal Dolok, Sosopan,Janjilobi, Hutanopan (Padang Lawas), Sosa Jae, Portibi, Unterudang, Binanga, Marancar,Tambiski, Mandalasena, Janji Manaon, Simandiangin, Aek Bayur, Hopong. Tanjung diLingga Bayu, Silangge, Mandalasena, Napagadunglaut.

Keberadaan Mandailing bukan datang dengan sendirinya tetapi mengalami suatu proses. Selepas Pidoli dibumi hangus, bangsa Munda yang bercampuraduk dengan penduduk asli telah membentuk marga Pulungan dan mendirikan kerajaan di Huta Bargot.

Kerajaan ini telah dikalahkan oleh Sutan Diaru dari marga Nasution yang berasal dariPagaruyung. Sutan Diaru mendirikan kerajaan di Panyabungan dan memerintah seluruhMandailing Godang. Oleh karena Sutan Diaru itu adalah seorang putera yang ditemui di bawah pokok beringin di tepi Aek Batang Gadis ibunya pula tidak diketahui maka kerajaantersebut dikenal sebagai kerajaan Mande Nan Hilang Mandehilang atau ibu yang hilang danakhirnya sebutan tersebut menjadi Mandailing mengikut loghat orang minang.

Dalam syair Negarakertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca tidak bisa dipisahkandalam menyelusuri Mandailing sebab dalam syair ke-13 Kakawin terdapat kata kampeHarw athawe Mandailing i Tumihang Parlak mwang i Barat. Dengan adanya kataMandailing merupakan bukti sejarah bahwa Mandailing menjadi perhitungan di nusantaraini. Sebab keberadaan Mandailing memang dijuluki sebagai wilayah yang kuat dan soliddalam peradabannya. Sebab nama Mandailing memang tidak ada duanya di Indonesia ini,unik dan misteri lagi.

Dalam abad ke-14 sekitar tahun 1365 orang mandailing memiliki peradaban yang maju sehingga menjadi perhitungan bagi raja-raja Jawa. Sebelum lahirnyakerajaan Majapahit Mandailing telah ada walau sebuah kampung yang dihuni oleh beberapa orang dengan rajanya. Sehingga lama kelamaan kerajaan ini menjadi besar danlahirlah kerajaan Majapahit yang memang besar dan kuat. Kerajaan Mandailing pada waktuitu memang besar di akibatkan oleh mas. Mas merupakan penghasilan penduduk sebab diwilayah ini memang kaya akan hasil tambangnya. Sehingga masyarakatnya makmur danmampu menghidupkan dirinya sendiri. Tanpa harus expansi ke wilayah lain. Sehingga padawaktu itu Mandailing dikenal sebutan tano sere yang artinya tanah emas dalam cerita-ceritalama.

Daerah Mandailing Julu (kini disebut Kotanopan) sampai kini ditemukan tepat yang bernama garabak ni agom seperti di sekitar Huta na Godang. Nama itu diberikan kepada bekas tempat-tempat orang agam (Minangkabau) menambang mas di masa dahulu diMandailing Julu, yaitu dekat Muarasipongi. Tano sere sebagai bukti Mandailing kayadengan mas sehingga kerajaan Mandailing tetap jaya sebab tidak memerlukan bantuan dariwilayah lain untuk membangun kerajaannya. Nama Mandailing sebenarnya sudah disebutdalam kesusastraan Toba Tua yang klasik yang disebut di dalam Tonggo Tonggo Si BoruDeak Parajar yang terdiri dari 10 pasal. Di dalam kesusastraan tersebut tertulis Mandailing.

Konon menurut cerita dalam buku Sutan Kumala Bulan yang ditulis oleh H. Mhd. Saidmenjelaskan sebagai berikut : Diperhatikan dari adanya bangunan bersejarah terdiri dari biaro-biaro di Padang Lawa dapat diyakini pertumbuhan masyarakat yang berbudaya diwilayah itu masih berabad-abad lebih tua dari zaman Prapanca. Serangan Rajendra Goladari India di tahun 1023 – 24 M, antara lain ke Panai misalnya, menunjukkan perlunyasuatu ekspedisi militer untuk menaklukkan kerajaan tersebut. Panai diperkirakan lokasinyadi hulu sungai Barumun, ditandai dengan adanya nama Batang Pane dan anggotamasyarakat yang bermarga Pane di Angkola Sipirok.

Bila menyelusuri jejak kerajaan Mandailing tidak bisa lepas dari kerajaan yangmenguasai daerah mulai dari Portibi di Gunung Tua Padang Lawas sampai ke daerah Pidolidi Mandailing. Sebab semua pusat kerajaan ini terletak di Portibi Gunung Tua denganadanya bukti-bukti candi-candi purba. Dengan serangan pasukan Majapahit karena melihatkerajaan Mandailing menjadi besar kemudian pusat pemerintahan kerajaan tersebutdipindahkan ke Piu di daerah Mandailing (dekat kota Panyabungan yang sekaang). Inidibuktikan pada masa silam di daerah Pidoli ini terdapat juga candi-candi purba.

Namundemikian bukti ini (candi-candi ini) keburu dihancurkan oleh pasukan Islam di bawah pimpinan Tuanku Imam Bonjol ratusan tahun yang lalu. namun reruntuhan candi-candimasih membekas di beberapa tempat seperti di Saba Biaro Pidoli dan Simangambat yakniPidoli terletak di Panyabungan dan Simangambat di Siabu. Dalam sebuah surat uangdikenal Surat Tumbago Holing berdasarkan informasi masyarakat memang ada tetapi belum diketahui orang. Menurut orang tua di daerah Mandailing bahwa surat TumbagoHilang ialah surat perjanjian yang dibuat oleh seorang raja di Mandailing dengan Belanda.Bila surat itu ada berarti baru lahir abad ke XIX. Rasanya terlalu mudah kejadiannya. Namun ada yang menafsirkan Surat Tumbago Holing ini ialah surat Emas dari bangsaKeling suatu surat yang isinya mengajarkan kebaikan kepada masyarakat di tempat ituzaman dahulu kala sedangkan dari agama Hindu merupakan surat perjanjian yang berbentuk undang-undang untuk dihayati yang bersumber dari buku kepercayaan mereka.Konon dari cerita legenda yang berkembang sampai kini dan masih dipercayamasyarakat setempat pada zaman dahulu kala di mana pagi masih berkabut. Langit terlihat9

remang-remang berselimut awan kelabu. Burung-burung mulai berkicau menyambut sangsurya di ufuk timur. Saat itu terlihat ibu-ibu dan gadis-gadis tanggung pergi ke tepian.Mereka hendak mencuci atau sekedar mengambil air. Dari kejauhan terlihatsekelompok orang-orang berjalan menyusuri jalan setapak. Bila diperhatikan gaya penampilan dan bahasanya mereka adalah orang-orang asing. Mereka terlihat berjalankepayahan sebab sudah sangat jauh yang ditempuhnya. Mereka seolah-olah ketakutan.

Mereka ada yang membawa barang miliknya, kayaknya seperti orang hendak mengungsi.Orang-orang bertanya-tanya tentang orang yang belum dikenal mereka. Sekelompok orangtadi mengenalkan dirinya mereka berasal dari negeri India Selatan. Datang ke sini untuk menyelamatkan diri. Sebab negeri mereka dalam bahaya karena diserang bangsa Aria. Mereka berharap dapat menginap di daerah sini yakni Mandailing. Orang kampungmenyetujuinya sebab orang dalam kesusahan harus ditolong. Sekelompok orang tadisenang sekali sebab mereka juga menikmati sungai Barumun yang jernih dan bersih.

Rupanya diantara mereka ada yang menemukan emas sewaktu bermain pasir di tepian.Benda itu berwarna kuning berkilau. Kalau begitu sungai ini banyak emasnya. Sebabharganya sangat tinggi.Dengan ditemukanya emas tadi maka beramai-ramai mereka memulai mendulangemas. Mereka saling menyelusuri tepian sungai Batang Gadis. Ternyata mereka berhasilmenemukan emas lagi. Tepian sungai yang semula sunyi itu makin hari bertambah ramai.

Mereka menyelam ke sungai mencari barang berharga. Mendulang emas sebagai mata pencaharian. Makin hari bukan saja warga pengungsi, warga setempat juga turunmendulang emas. Bahkan orang-orang dari Minangkabau turut bagian. Mereka tidak mauketinggalan untuk memperoleh emas murni yang sangat berharga itu. Terutama sekali para ibu-ibu yang di sana disebut mande. Dengan keadaan yang demikian menyebabkan tepiansungai Batang Gadis banyak mendirikan pondok-pondok. Sebab mereka terlalu jauh untuk ke kampungnya. Dari hari ke hari tepian sungai itu banyak berdiri rumah-rumah.Kebanyakan penghuninya bermata pencaharian mendulang emas. Sehingga tempat itusemakin terkenal. Dengan demikian tempat inilah asal berdirinya kerajaan kecil diMandailing. Tepatnya sekitar tepian sungai Batang Gadis. Dengan munculnya kerajaan-kerajaan kecil, wajar menjadi sasaran penyerangan dari kerajaan lain.

Kerajaan Majapahit datang atas perintah Hayam Wuruk. Terjadilah peperangan kecilterjadi. Pasukan raja-raja di tepian Batang Gadis menghalau pasukan Majapahit. Merekasama sama kuat. Bagaimanapun kecilnya peperangan, kerugian di pihak rakyat pasti ada.Mereka berhamburan meninggalkan rumah mereka. Untuk menyelamatkan diri, bermukimdi tempat yang aman. Orang-orang Munda sebagai pengungsi tidak terhindar dari gangguanini. Mereka turut pindah ke tempat lain. Saat itu penduduk asli mereka kehilangan sajabatkarir sebab selama ini mereka sering mendulang emas bersama-sama. Dari kisah hilangnya orang-orang Munda ini, seolah-olah mereka kehilangan sehingga mereka menyebut MundaHilang. Dan dari tahun ke tahun kata-kata Munda. Hilang menjadi Mandailing.


Sumber:


ASAL NAMA MANDAILING

Sejarah Mandailing di Sumatera Utara tidak bisa dipisahkan dalam lembaranlegenda yang sampai kini terus hidup dan berkembang. Sebab dari Mandailing inilahlahirlah manusia-manusia Mandailing yang kini hidup beranak pinak sampai ke anak cucu.Mandailing, menurut legenda berasal dari daerah Munda di utara India. MasyarakatMunda di utara India ini terpukul oleh serangan bangsa Aryan, lalu berpindah ke Burma dimana terdapat sebuah kota purba yang dinamakan Mandalay. Setelah sekian lama di sanamereka sekali lagi diusir ke luar oleh kaum asli Burma, lalu berpindah menyeberangi SelatMalaka hingga ke Sumatera. Menurut informasi yang sampai kepada penulis, masuknya bangsa Munda tersebut ke Sumatera melalui Pantai Barat Sumatera yaitu Pelabuhan Barus.

Beberapa abad sebelum tahun Masehi, Barus sudah banyak didatangi berbagai bangsa, danmenjadi pelabuhan yang sangat terkenal karena kapur barusnya. Di Barus pula pada masalalu pernah ditemui koloni etnis Tamil yang juga berasal dari India.Menurut cerita yang berkembang pada abad keenam, orang-orang Munda ini telah berjaya mendirikan kerajaan bernama Poli di Pantai Timur Sumatera. Kerajaan ini juga dikenal sebagai Portibi atau Puni. Tetapi Kerajaan Munda Holing ini hanya bertahansampai abad XVI. Pada sekitar tahun 1030 an kerajaan Hindia Selatan di bawah pimpiunanMaharaja Rajendera Chola menaklukan Portibi (Munda). Lalu masyarakat Munda berpindah ke Pidoli berhampiran Penyabungan yang ada sekarang ini. Di Pidoli ini merekamendirikan sebuah kerajaan yang dikenal sebagai Mandela Holing. Tetapi dari informasilain ada yang menyebut asal nama Mandailing ialah bermula dari perkataan Mandalay,yaitu nama sebuah kota yang besar di Burma. Sebab di Burma utara terdapat sebuah kotakebudayaan atau pusat peradaban dan pemerintah yang bernama Mundalay yang hampir sama dengan Mandailing di Sumatera Utara.

Dalam perkembangan sejarah bahwa kerajaan Mandala Holing ini berjaya hinggaabad XIII, sebab mereka diserang oleh kerajaan Hindu Singosari dari Tanah Jawa di bawah pimpinan Raja Kertanegara yang telah melancarkan expedisi Pemelayuan pada 1275. Namun, dalam waktu singkat orang-orang Mandala Holing ini telah berjaya mendirikankerajaan mereka dan menjadi termashur. Kerajaan Hindu Majapahit pada masa lalu merasatergugat dan cemburu karena kerajaan Mandala Holing menjadi kuat. Pada tahun 1365kerajaan Hindu Majapahit menyerang Sumatera sekali lagi. Di dalam Sumpah Palapa GajahMada yang berbentuk syair Purba Jawa yang bertajuk Negarakertagama ditulis oleh MpuPrapanca dan dijumpai di Puri Cakranegara Lombok terdapat pernyataan Mandailing itusebuah negeri besar yang telah diserang. Ini menunjukkan bahwa kerajaan Mandailing telahlama ada sebelum nama Batak tercatat di dalam peradaban sejarah.

Di dalam Sumpah Palapa disebutkan pasukan Majapahit mengekspansi ke Melayu di   Sumatera merata sejak Jambi, Palembang, Muara Tebo, Darmasraya, Minangkabau, Siak,Kampar, Panai, Pulau Kampar, Haru dan Mandailing. Keberadaan Mandailing telah terlukisindah pada syair ke 13 Negarakertagamanya Prapanca yang agung. Pada masa ituMandailing mempunyai masyarakat yang homogen yaitu masyarakat yang tumbuh danterhimpun dalam suatu ketatanegaraan kerajaan dengan kebudayaannya yang sudah tinggi pada zamannya. Tanah Mandailing telah terkenal di nusantara ini sekitar tahun 1287 Caka(1365 M). Dalam catatan sejarah atas serangan Rajaendra Cola dari India pada 1023 M kekerajaan Panai. Kerajaan Panai berlokasi di bagian hulu sungai Barumun atau di sepanjangaliran sungai Batang Pane mulai dari Binanga (pertemuan sungai Barumun dengan sungaiBatang Pane) termasuk daerah Portibi di Gunung Tua hingga sampai ke lembah pegunungan Sibual-buali di daerah Sipirok. Ini ditandai dengan adanya anggota masyarakatyang bermarga pane di daerah Sipirok.

Dari informasi, nama Mandailing ada yang menduga berasal dari perkataan MandeHilang dalam bahasa Minangkabau, perkataan tersebut berarti ibu yang hilang. Ada jugamenyebutkan Mandailing berasal dari perkataan Munda hilang yang berarti Munda yangmengungsi. Bangsa Munda di India pada masa yang silam melakukan pengungsian karenamereka terdesak oleh bangsa Aria. Konon sebelum kedatangan bangsa Aria, bangsa Mundamenduduki India Utara. Karena desakan bangsa Aria, maka bangsa Munda menyingkir keSelatan. Pendudukan bangsa Aria itu terjadi di sekitar tahun 1500 sebelum Masehi. BangsaMunda pindah ke luar dari daerah India menuju Assam dan Asia Tenggara setelah terjadi pendudukan lembah sungai Gangga oleh bangsa Aria dalam keseluruhannya.Ketika terjadi perpindahan bangsa Munda dari India Utara ke Asia Tenggara olehkarena terdesak dari bangsa Aria, diduga ada sebagian yang masuk ke Sumatera melaluiBarus.

Mandailing memang sebuah kerajaan sehingga pada waktu dulu kerajaan ini diseganidi seluruh nusantara bahkan dunia. Konon, kerajaan Mandailing memiliki kekuatan gaibuntuk menumpas lawan lawannya. Namun pada saat yang kurang menguntungkan DatuBesar (guru besarnya) meninggal dunia sehingga kekuatan Mandailing lemah dan merekakocar-kacir menyelamatkan diri ke wilayah lainnya. Dalam penelusuran penulis di daerahtersebut adanya sebutan Mandala pada beberapa buah pemukiman moyang marga Rangkutidan Parinduri yakni Datu Janggut Marpayung Aji bernama Mandala Sena. Untuk menguasai daerah kerajaan tersebut pada abad XIV sebagaimana yang disebut dengannama Mandala Hilang (Mandailing) di dalam buku Negarakartagama.

Dalam penelusuranitu terdapat candi-candi dibangun sejak abad X dan XI. Bahkan sebagian candi-candi itu pembangunannya dimulai jauh seelum abad ke X.Oleh sebab itulah besar kemungkinan kerajaan Mandala Holing yang meninggalkan daerah ini kemudian hari berubah nama menjadi nama Mandahilang (Mandailing sepertiterdapat dalam buku Negarakertagama dengan nama Mandailing). Mandailing adalah suatu wilayah yang terletak di Mandailing Natal di tengah pulau Sumatera sepanjang jalan rajalintas Sumatra. Mandailing terbagi dua yaitu: Mandailing kecil, ulu dan Pakantan dan dua Mandailing Besar dan Batang Natal. Kemudian Mandailing dibagi dua walaupun adatnyasama yaitu Mandailing Godang dan Mandailing Julu. Mandailing Godang didominasi olehmarga Nasution yang wilayahnya mulai dari Sihepeng di sebelah utara Penyabungansampai Maga di sebelah selatan serta daerah Batang Natal sampai Muarasoma dan MuaraParlampungan di sebelah barat. Sedangkan daerah Mandailing Julu didominasi oleh margaLubis yang wilayahnya mulai dari Laru dan Tambangan di sebelah utara Kotanopan sampaiPakantan dan Hutanagidang di sebelah selatan.

Dalam penelusuran penulis, marga Mandailing banyak. Seperti tersebut di bawah ini :Babiat di Tambiski, Napagadunglaut. Baumi di Marancar Dabuar di Nagasaribu, PortibiDalimunthe di Muaratais, Sigalangan, Sihulambu, Lombu Tayas, Gunung Tinggi, Janjilobi.Dasopang di Silangge, Pangirkiran Daulae di Pintu Padang, Singkuang, Sipiongot,Siunggam, ringgonan, Hasahatan, Hutanopan (Padang Lawas), Sosa Julu, Sosa Jae,Aeknabara, Binabo. 

Dongoran di Sihulambu, Tapus (Padang Lawas), Silangge, Sipiongot,Mandalasena, Tambiski, Napagadunglaut, Halongonan. Harahap di Hutaimbaru, Sabungan,Simapilapil, Siharangkarang, Losungbatu, Hanopan, Batunadua, Pijorkoling, Napagadunglaut, Pangirkiran, Hasang, Parurean, Halongonan, Hajoran, Purbasinomba,Gunungtua (Padang Lawas), Pamuntaran, Siunggam, Nagasaribu, Batangonang, Gadu,Tabusira, Sayurmatinggi (Pasang Lawas), Padang dolok, sosopan, Simanosor, PadangHanopan, Hasahatan, Sosa Jae, Siapas, Ujungbatu, Aeknabara, Portibi, Unterudang,Binanga, Huristak, Simangambat (Padang Lawas), Sidangkal, Pargarutan, Panyanggar,Simatontong, Sabatarutung, Pasar Matanggor, Sababalik. 

Hasibuan di Sihulambu,Batugana, Gunungtua (Padang Lawas), Paringgonan, Hasahatan, Janjilobi, Hutanopan(Padang Lawas), Sosa Julu, Sosa Jae, Mondang, Pinarik, Siapas, Aeknabara, Unterudang,Binanga, Huristak, Simangambat (Padang Lawas), Ujungbatu, Barumun.Hutasuhut di Lobu Layan, Sipirok Lubis di Maga, Tambangan, Kotanopan,Manambin, Tamiang, Ulu, Pakantan Dolok, Pakantan Lombang, Hutanopan (PadangLawas), Sosa Jae, Mondang, Pinarik, Aeknabara. 

Nasution di Panyabungan Tonga,Panyabungan Julu, Gunungtua (Mandailing), Pidoli Dolok, Pidoli Lombang, Hutasiantar,Gunung Baringin, Lingga Bayu, Muara Parlampungan, Aeknan gali, Sosopan,Paringgonan, Hasahatan, Janjilobi, Hutanopan (Padang Lawas), Sosa Jae, Mondang,Pinarik, Siapas, Aeknabara, Unterudang Simangambat (Padang Lawas). Pane di Tapus(Padang Lawas), Napagadunglaut, Arse, gunung Manaon, Pangurabaan dan Lancat.Pasaribu di Tolang (Padang Lawas), Sosa Julu.

Payung di Simundol Pohan di Gunung Tinggi, Simundol, Sipiongot, Nagasaribu, Huristak. Pulungan di Batang Toru, Sayurmatinggi (Batang Angkola), Hutanopan (Padang Lawas), Huta Bargot (Mandailing),Sumuran dan Silaia di Kecamatan Sipirok. Rambe di Tapus (Padang Lawas), GunungTinggi, Simundol, Sipiongot, Mandalasena. Rangkuti di Runding, Aekmarian.Ritonga diSihulambu, Lobu Tayas, Tolang (Padang Lawas), Tapus (Padang Lawas), Gunung Tinggi,Sipiongot, Mandalasena, Tambiski.

Sagala di Sihulambu Simbolon di Sipiongot,Mandalasenan. Siregar di Baringin, Parausorat, Bungabondar, Napagadunglaut, Hajoran,Purbasinomba, Batugana, Pamuntaran, Siunggam, Nagasaribu, Batang Onang,Sayurmatinggi (Padang Lawas), Gunungtua (Padang Lawas), Pangkal Dolok, Sosopan,Janjilobi, Hutanopan (Padang Lawas), Sosa Jae, Portibi, Unterudang, Binanga, Marancar,Tambiski, Mandalasena, Janji Manaon, Simandiangin, Aek Bayur, Hopong. Tanjung diLingga Bayu, Silangge, Mandalasena, Napagadunglaut.

Keberadaan Mandailing bukan datang dengan sendirinya tetapi mengalami suatu proses. Selepas Pidoli dibumi hangus, bangsa Munda yang bercampuraduk dengan penduduk asli telah membentuk marga Pulungan dan mendirikan kerajaan di Huta Bargot.

Kerajaan ini telah dikalahkan oleh Sutan Diaru dari marga Nasution yang berasal dariPagaruyung. Sutan Diaru mendirikan kerajaan di Panyabungan dan memerintah seluruhMandailing Godang. Oleh karena Sutan Diaru itu adalah seorang putera yang ditemui di bawah pokok beringin di tepi Aek Batang Gadis ibunya pula tidak diketahui maka kerajaantersebut dikenal sebagai kerajaan Mande Nan Hilang Mandehilang atau ibu yang hilang danakhirnya sebutan tersebut menjadi Mandailing mengikut loghat orang minang.

Dalam syair Negarakertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca tidak bisa dipisahkandalam menyelusuri Mandailing sebab dalam syair ke-13 Kakawin terdapat kata kampeHarw athawe Mandailing i Tumihang Parlak mwang i Barat. Dengan adanya kataMandailing merupakan bukti sejarah bahwa Mandailing menjadi perhitungan di nusantaraini. Sebab keberadaan Mandailing memang dijuluki sebagai wilayah yang kuat dan soliddalam peradabannya. Sebab nama Mandailing memang tidak ada duanya di Indonesia ini,unik dan misteri lagi.

Dalam abad ke-14 sekitar tahun 1365 orang mandailing memiliki peradaban yang maju sehingga menjadi perhitungan bagi raja-raja Jawa. Sebelum lahirnyakerajaan Majapahit Mandailing telah ada walau sebuah kampung yang dihuni oleh beberapa orang dengan rajanya. Sehingga lama kelamaan kerajaan ini menjadi besar danlahirlah kerajaan Majapahit yang memang besar dan kuat. Kerajaan Mandailing pada waktuitu memang besar di akibatkan oleh mas. Mas merupakan penghasilan penduduk sebab diwilayah ini memang kaya akan hasil tambangnya. Sehingga masyarakatnya makmur danmampu menghidupkan dirinya sendiri. Tanpa harus expansi ke wilayah lain. Sehingga padawaktu itu Mandailing dikenal sebutan tano sere yang artinya tanah emas dalam cerita-ceritalama.

Daerah Mandailing Julu (kini disebut Kotanopan) sampai kini ditemukan tepat yang bernama garabak ni agom seperti di sekitar Huta na Godang. Nama itu diberikan kepada bekas tempat-tempat orang agam (Minangkabau) menambang mas di masa dahulu diMandailing Julu, yaitu dekat Muarasipongi. Tano sere sebagai bukti Mandailing kayadengan mas sehingga kerajaan Mandailing tetap jaya sebab tidak memerlukan bantuan dariwilayah lain untuk membangun kerajaannya. Nama Mandailing sebenarnya sudah disebutdalam kesusastraan Toba Tua yang klasik yang disebut di dalam Tonggo Tonggo Si BoruDeak Parajar yang terdiri dari 10 pasal. Di dalam kesusastraan tersebut tertulis Mandailing.

Konon menurut cerita dalam buku Sutan Kumala Bulan yang ditulis oleh H. Mhd. Saidmenjelaskan sebagai berikut : Diperhatikan dari adanya bangunan bersejarah terdiri dari biaro-biaro di Padang Lawa dapat diyakini pertumbuhan masyarakat yang berbudaya diwilayah itu masih berabad-abad lebih tua dari zaman Prapanca. Serangan Rajendra Goladari India di tahun 1023 – 24 M, antara lain ke Panai misalnya, menunjukkan perlunyasuatu ekspedisi militer untuk menaklukkan kerajaan tersebut. Panai diperkirakan lokasinyadi hulu sungai Barumun, ditandai dengan adanya nama Batang Pane dan anggotamasyarakat yang bermarga Pane di Angkola Sipirok.

Bila menyelusuri jejak kerajaan Mandailing tidak bisa lepas dari kerajaan yangmenguasai daerah mulai dari Portibi di Gunung Tua Padang Lawas sampai ke daerah Pidolidi Mandailing. Sebab semua pusat kerajaan ini terletak di Portibi Gunung Tua denganadanya bukti-bukti candi-candi purba. Dengan serangan pasukan Majapahit karena melihatkerajaan Mandailing menjadi besar kemudian pusat pemerintahan kerajaan tersebutdipindahkan ke Piu di daerah Mandailing (dekat kota Panyabungan yang sekaang). Inidibuktikan pada masa silam di daerah Pidoli ini terdapat juga candi-candi purba.

Namundemikian bukti ini (candi-candi ini) keburu dihancurkan oleh pasukan Islam di bawah pimpinan Tuanku Imam Bonjol ratusan tahun yang lalu. namun reruntuhan candi-candimasih membekas di beberapa tempat seperti di Saba Biaro Pidoli dan Simangambat yakniPidoli terletak di Panyabungan dan Simangambat di Siabu. Dalam sebuah surat uangdikenal Surat Tumbago Holing berdasarkan informasi masyarakat memang ada tetapi belum diketahui orang. Menurut orang tua di daerah Mandailing bahwa surat TumbagoHilang ialah surat perjanjian yang dibuat oleh seorang raja di Mandailing dengan Belanda.Bila surat itu ada berarti baru lahir abad ke XIX. Rasanya terlalu mudah kejadiannya. Namun ada yang menafsirkan Surat Tumbago Holing ini ialah surat Emas dari bangsaKeling suatu surat yang isinya mengajarkan kebaikan kepada masyarakat di tempat ituzaman dahulu kala sedangkan dari agama Hindu merupakan surat perjanjian yang berbentuk undang-undang untuk dihayati yang bersumber dari buku kepercayaan mereka.Konon dari cerita legenda yang berkembang sampai kini dan masih dipercayamasyarakat setempat pada zaman dahulu kala di mana pagi masih berkabut. Langit terlihat9

remang-remang berselimut awan kelabu. Burung-burung mulai berkicau menyambut sangsurya di ufuk timur. Saat itu terlihat ibu-ibu dan gadis-gadis tanggung pergi ke tepian.Mereka hendak mencuci atau sekedar mengambil air. Dari kejauhan terlihatsekelompok orang-orang berjalan menyusuri jalan setapak. Bila diperhatikan gaya penampilan dan bahasanya mereka adalah orang-orang asing. Mereka terlihat berjalankepayahan sebab sudah sangat jauh yang ditempuhnya. Mereka seolah-olah ketakutan.

Mereka ada yang membawa barang miliknya, kayaknya seperti orang hendak mengungsi.Orang-orang bertanya-tanya tentang orang yang belum dikenal mereka. Sekelompok orangtadi mengenalkan dirinya mereka berasal dari negeri India Selatan. Datang ke sini untuk menyelamatkan diri. Sebab negeri mereka dalam bahaya karena diserang bangsa Aria. Mereka berharap dapat menginap di daerah sini yakni Mandailing. Orang kampungmenyetujuinya sebab orang dalam kesusahan harus ditolong. Sekelompok orang tadisenang sekali sebab mereka juga menikmati sungai Barumun yang jernih dan bersih.

Rupanya diantara mereka ada yang menemukan emas sewaktu bermain pasir di tepian.Benda itu berwarna kuning berkilau. Kalau begitu sungai ini banyak emasnya. Sebabharganya sangat tinggi.Dengan ditemukanya emas tadi maka beramai-ramai mereka memulai mendulangemas. Mereka saling menyelusuri tepian sungai Batang Gadis. Ternyata mereka berhasilmenemukan emas lagi. Tepian sungai yang semula sunyi itu makin hari bertambah ramai.

Mereka menyelam ke sungai mencari barang berharga. Mendulang emas sebagai mata pencaharian. Makin hari bukan saja warga pengungsi, warga setempat juga turunmendulang emas. Bahkan orang-orang dari Minangkabau turut bagian. Mereka tidak mauketinggalan untuk memperoleh emas murni yang sangat berharga itu. Terutama sekali paraibu-ibu yang di sana disebut mande. Dengan keadaan yang demikian menyebabkan tepiansungai Batang Gadis banyak mendirikan pondok-pondok. Sebab mereka terlalu jauh untuk ke kampungnya. Dari hari ke hari tepian sungai itu banyak berdiri rumah-rumah.Kebanyakan penghuninya bermata pencaharian mendulang emas. Sehingga tempat itusemakin terkenal. Dengan demikian tempat inilah asal berdirinya kerajaan kecil diMandailing. Tepatnya sekitar tepian sungai Batang Gadis. Dengan munculnya kerajaan-kerajaan kecil, wajar menjadi sasaran penyerangan dari kerajaan lain.

Kerajaan Majapahit datang atas perintah Hayam Wuruk. Terjadilah peperangan kecilterjadi. Pasukan raja-raja di tepian Batang Gadis menghalau pasukan Majapahit. Merekasama sama kuat. Bagaimanapun kecilnya peperangan, kerugian di pihak rakyat pasti ada.Mereka berhamburan meninggalkan rumah mereka. Untuk menyelamatkan diri, bermukimdi tempat yang aman. Orang-orang Munda sebagai pengungsi tidak terhindar dari gangguanini. Mereka turut pindah ke tempat lain. Saat itu penduduk asli mereka kehilangan sajabatkarir sebab selama ini mereka sering mendulang emas bersama-sama. Dari kisah hilangnya orang-orang Munda ini, seolah-olah mereka kehilangan sehingga mereka menyebut MundaHilang. Dan dari tahun ke tahun kata-kata Munda. Hilang menjadi Mandailing.


Sumber:

No comments:

Post a Comment