Pasukan Gajah Mada dikalahkan Pasukan Batak Karo.
Masih Ingat Gajah Mada, Maha Patih Kerajaan Majapahit pada
abad 14? Maha Patih yang mengeluarkan Sumpah Yang Sangat Terkenal itu?
Sumpah Palapa. Sumpah yang sangat dibanggakan penulis sejarah, karena
dianggap mampu menyatukan Nusantara.
Logikanya sesorang bersumpah ketika dia mengalami kekalahan. Atau ketika
dia mengalami sebuah kemunduran. Bisa karena ditolak, tidak dipercaya
atau pun diragukan kemampuannya atau komitmennya.
Kalah? Pernah berfikir dimana Gajah Mada kalah sehingga bersumpah?
Kalau Anda belum pernah tahu dimaana Gajah Mada Kalah, bacalah baik
baik. Ternyata dia kalah di Kuta Buluh, ketika berperang dengan Suku
Batak Karo? Gak percaya? Ini bukan mengada ngada kawan.
Dalam buku Karo Dari Jaman ke Jaman, yang disusun Brahma Putro,
terbitan Yayasan Massa, Medan 1981, pada halaman 134 ditulis sebagai
berikut :
Pada tahun 1339 Masehi lasykar lasykar Mojopahit yang langsung
dikomandoi Patih Gajah Mada memulai menyerang dan menduduki Kerajaan
Haru/Wampu dan Haru Kuta Buluh . Namun Kerajaan Haru tidak takluk dan
tidak terkalahkan oleh Pasukan Gajah Mada, sehingga hal ini menimbulkan
kemarahan Patih Gajah Mada dan muncullah sumpahnya yang sangat terkenal
itu.
Bagaimana caranya Simbisa orang Karo menghalau pasukan Gajah Mada yang amat kuat itu? Dituliskan di halaman 140
Panglima Sijagat Kembaren yang merupaken Kalimbubu Raja Kuta Buluh
meminta kepada Anak Beru nya Raja Kuta Buluh untuk segera memerintahkan
rakyatnya mengambil duri duri ketang (rotan) dan duri duri daun anyaman
ke hutan untuk menjadi perumus ranjau ranjau darat, yang dinamakannya
Bujang Bujang Sipitu. Bujang Bujang Sipitu ini dicampur dengan racun
Ipuh Sipolar. Lalu ditabur disekeling benteng Pasukan Gajah Mada, selain
itu dijadikan juga eltep (sumpitan) yang membuat Pasukan Gajah Mada
banyak yang tewas, dan sisanya lari terbirit birit ke Laut.
Ternyata ada sejarah yang amat bernilai di Sumatra paling tidak di dalam
pengalaman Batak Karo, penguasa Kerajaan Haru Namun tidak pernah
terangkat ke permukaan, menjadi bagian dari Sejarah Nasional. Mengapa?
Karena Sumatra memang bukan Jawa.
Lalu Gajah Mada sendiri, tidak jelas asal usulnya. Tapi menurutku Gajah
Mada bukan Suku Jawa, karena sulit dipahami orang Jawa kala itu
memberi nama anaknya Gajah yang bukan binatang asli di Pulau Jawa. Lalu
penggalan nama belakangnya “Mada”. Saya tidak tahu apakah kata Mada
berasal dari kosakata Jawa? Sedangkan dalam bahasa batak karo, mada
artinya Hebat, Simada artinya yang hebat.. Gajah Mada dengan demikian
mempunyai makna “orang besar seperti gajah yang hebat”.
Gajah di dekat Berastagi adalah nama sebuah desa. Mungkinkah Gajah Mada
anak desa Gajah. Klaim ini bisa saja belum objektif, tapi saya takut
jangan jangan dalam Sejarah Nasional kita pun ada Pembohongan.
Sumber:
http://sejarah.kompasiana.com/2011/02/01/pasukan-gajah-mada-dikalahkan-pasukan-batak-karo
Karo Bukan Batak!!!
ReplyDeleteTidak apa-apa kok kalau Karo bukan Batak. Silahkan.
Delete