Perubahan Gondang Hasapi: Studi Kasus Pada Masyarakat Batak Toba di Jakarta
(Oleh: Andi Sirait)
Masyarakat Batak Toba memiliki dua jenis ensambel musik, yaitu Gondang
Sabangunan dan Gondang Hasapi. Kedua ensambel ini berfungsi sebagai
pengiring upacara adat Batak, dan disajikan secara instrumentalia.
Gondang Sabangunan, yang terdiri dari instrumen Sarune Bolon, Taganing,
Ogung, dan Hesek, merupakan ensambel pertama yang dimiliki masyarakat
Batak Toba, dan hanya digunakan dalam upacara-upacara ritual Batak,
sehingga menimbulkan kesan sakral pada masyarakat. Sementara Gondang
Hasapi yang terdiri dari Sarune Etek, Hasapi Ende, Hasapi Doal, dan
Hesek tidak dipandang sakral karena instrumen-instrumen tersebut
awalnya dimainkan secara independen (solo). Keempat instrumen dalam
Gondang Hasapi ini digabungkan sehingga menyerupai peran dan fungsi
instrumen dalam Gondang Sabangunan. Oleh sebab itu, Gondang Sabangunan
merupakan embrio Gondang Hasapi.
Pada masa berikutnya kemudian ditemukan penggabungan instrumen Garantung
dan Sulim dalam Gondang Hasapi, sehingga secara keseluruhan menjadi
enam instrumen.Masuknya para missionaris Kristen ke Tanah Batak,
kemudian melarang seluruh aktivitas masyarakat yang bersifat animisme,
termasuk Gondang. Gondang Sabangunan yang hanya digunakan pada upacara
ritual Batak (di luar rumah), sangat terancam eksistensinya saat itu.
Ini menyebabkan masyarakat Batak Toba lebih sering menggunakan Gondang
Hasapi dalam upacara ritualnya, karena ensambel ini memiliki kualitas
suara yang cukup lembut sehingga cocok digunakan di dalam rumah. Namun
karena para penjajah juga mempekerjakan masyarakat lokal, yang juga
berperan sebagai mata-mata, maka aktivitas masyarakat yang secara
diam-diam masih menggunakan Gondang Hasapi dalam upacara ritualnya pun
turut terancam.
Para seniman tetap berusaha mempertahankan miliknya dengan
menggunakannya sebagai sarana hiburan, hingga muncul Opera Batak. Opera
ini merupakan gabungan dari berbagai macam seni pertunjukan, seperti
musik, drama, dan tari. Kemunculannya disambut baik oleh masyarakat
Batak, sampai akhirnya pindah ke Jakarta. Inilah awal mula masuknya
Gondang Hasapi ke Jakarta, yang hingga saat ini masih tetap digunakan
meski fungsinya hanya sebagai hiburan semata pada acara pesta
pernikahan masyarakat Batak Toba.
Perubahan juga terjadi pada instrumen yang digunakan, yaitu dengan
digabungkannya instrumen yang terdapat pada Gondang Sabangunan dengan
instrumen musik barat seperti keyboard, saxophone, trompet, biola, dan
lain-lain, termasuk vokal. Penggabungan ini didasari karena nada-nada
Gondang Hasapi memiliki jangkauan nada seperti musik barat, sehingga
ensambel ini cocok digabungkan dengan berbagai instrumen yang memiliki
tangga nada diatonis.
Kata kunci: ritual, perubahan, instrumentasi.
Sumber:
http://dpbudaya.blogspot.com/2009/10/perubahan-gondang-hasapi-studi-kasus.html
No comments:
Post a Comment