Samosir Art Festival Lebih Fantastik
Tribun Medan - Senin, 2 Januari 2012 23:25 WIB
TRIBUN MEDAN/ARIFIN AL ALAMUDI
MENELPON - Seorang turis domestik bersepeda keliling Samosir sambil menelpon pada acara Fun Bike, Pekan Lalu.
Laporan Wartawan Tribun Medan/Arifin Al Alamudi
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Gegap gempita pelaksanaan Pesta Danau Toba 2011 yang digelar 27-30 Desember 2011 sudah usai. Meski banyak yang mengaku puas, tapi sedikit pula yang mengkritis perhelatan kebanggan Sumatera Utara itu.
Di mata beberapa pengunjung, event Samosir Art Festival yang berlangsung di Pulau Samosir pada hari yang bersamaan jauh lebih fantastik dan mengesankan dibanding riuh rendah Pesta Danau Toba (PDT) di Prapat.
Rahmat warga Medan misalnya, awalnya sengaja meluangkan waktu liburnya untuk menyaksikan PDT. Tapi dia justru merasa kecewa dengan pelaksanaan pesta rakyat itu.Rahmat menilai PDT tahun ini tak ubahnya pasar malam saja.
"Event itu nyaris sama dengan pasar malam yang sekadar menimbulkan suara bising dan ramai, tetapi sesungguhnya tak memberi esensi apa-apa bagi pengunjungnya," ujar Rahmat sepulang dari Prapat, Sabtu (31/12).
Yang paling mengecewakan baginya adalah stand-stand milik Kabupaten yang disediakan pada acara itu. Sama sekali tidak ada mencerminkan 'niat' dari daerah-daerah untuk menjual potensi daerahnya kepada para wisatawan.
"Yang dipajang di situ sekadar ada saja. Lucunya, stand Deliserdang, malah hanya diisi oleh penjual sepatu," kritik Rahmat sambil tersenyum.
Rahmat tiba di Prapat, Simalungun Rabu (28/12). Namun begitu melihat kegiatan di Open Stage ia kecewa. Ia pun bersama teman-temannya langsung menyeberang ke Pulau Samosir untuk melihat Samosir Art Festival. Diadakan di Pantai Pasir Putih, Parbaba, Pulau Samosir.
Menurutnya, Samosir Art Festival lebih menyentuh. Di situ diadakan diskusi antara narasumber dengan masyarakat membahas berbagai hal yg bisa mengangkat daerah Samosir agar dikunjungi wisatawan
Di akhir acara, poin-poin dari diskusi tersebut disampaikan kepada Bupati Samosir, Mangindar Simbolon yang dibacakan oleh anak-anak SD di Parbaba langsug di hadapannya.
Secara hiburan, Samosir Art Festival juga lebih menonjolkan kebatakan yang kental karena nyaris semua pengisi acara mempertontonkan lagu-lagu batak, dan kebudayaan batak lainnya.
"Tidak seperti PDT yang hiburan puncaknya diiisi Wali Band, yang tak jelas apa kaitannya dengan trademark Danau Toba. Di Samosir Art Festival puncak acaranya diisi oleh pemain gitar jazz yang jago memainkan tokkel batak, Yepi Romero," tambahnya.
Menurutnya kegiatan Art Festival lebih bermanfaat bagi wisatawan karena mereka tahu bahwa musik batak itu sangat berciri khas dan fantastik dengan tokkel gitar.
Harry yang juga berkunjung ke PDT mengaku kecewa. "PDT tahun ini lebih meriah spanduk dan balihonya ketimbang pengunjung yang datang," ujarnya.
Kalau Art Festival, menurutnya lebih berguna dan punya sasaran yg tepat. Seperti pembagian bibit pohon mengajari buat ulos dan membersihkan pantai bersama-sama.
Usulnya, jika dilaksanakan PDT tahun mendatang aktifitas di Danau Toba lebih diperbanyak dan tidak bertumpuk di Open Stage.(rif)
Penulis : Arifin Al Alamudi
Editor : Ismail
Sumber : Tribun Medan
No comments:
Post a Comment