Thursday, May 3, 2012

REKAM JEJAK BARUS DARI MASA KEMASA, MENGINSFIRASI TAPTENG NEGERI WISATA SEJUTA PESONA


REKAM JEJAK BARUS DARI MASA KEMASA, MENGINSFIRASI TAPTENG NEGERI WISATA SEJUTA PESONA


 LAPORAN : AMIRUDDIN DOLOK SARIBU

Pesan Prof Dr. Meutia Hatta kepada Wartawan ( Pers ) : " Tulislah sesuatu tentang Barus karena Barus ini bagian dari kebanggaan Nasional, dan juga Jati Diri kita, identitas Nasional karena ini menunjukkan peradaban Indonesia yang lama yang mungkin juga di lupakan orang. Bahkan mungkin bisa menjawab apakah masyarakat Bahari itu juga ada disini. Kita selalu berpikir Indonesia Timur, tapi mungkin disini juga ada. Apalagi disini memungkinkan ada pelabuhan dan sebagai nya. Ini harus ada klaim budaya, tapi klaim budaya itu baru bisa di lakukan apabila sudah ada bukti-bukti yang cukup. Jadi saya kira wartawan juga ikut mendorong . Tapi tolong juga di ingat kan karena wartawan itu ( Pers ) juga mempunyai pungsi mendidik Bangsa. Jadi tolonglah sifat " Tak Kenal Maka Tak Sayang " itu hilang dari perasaan terutama anak-anak muda kita yang duduk di SD sampai dengan Perguruan Tinggi. Jadi saya kira itu harapan saya bagi pers. Mari Pers ikut mendidik Bangsa". ( Amanat Prof Dr Meutia Hatta Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres ) RI Bidang Pendidikan dan Kebudayaan saat kunjungan kerja nya di Barus, Jum'at 18/11/2011) —

  Situs Web
_____________________________________________________________________


TAPANULI TENGAH - SUMUT

           Kota Barus adalah sebuah Kota Tua dan bersejarah sekaligus Kota Bertuah yang masuk dalam wilayah  pemerintahan Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara. Kota Barus dapat di tempuh sekitar 2 ( Dua ) jam dari ibu kota Kabupaten Tapanuli Tengah, Pandan.

           Riwayat Barus tak pernah mati dari generasi ke generasi sebab Barus melengket dengan sejarah.   “ Barus adalah Kota tua, sekaligus kota sejarah dan sekaliguskota bertuah. Banyak kota-kota di dunia ini tapi akan tetapi tidak melengket dengan sejarah. Barus melengket dengan sejarah maka nya di kenang. Sekaligus berpadu dengan Tuah. Tuah Barus ini sungguh luar biasa. Banyak elemen-elemen dan kenyataan-kenyataan dalam hidup dan kehidupan kita dari masa dahulu sampai sekarang , “ kata DRS. H Habibuddin Pasaribu Tokoh Masyarakat Barus saat pidato nya di hadapan Bupati Tapanuli Tengah Raja Bonaran Situmeang SH MHum  dan Prof. Dr. Meutia Hatta anggota Dewan Pertimbangan Presiden ( Watimpres ) RI bidang Pendidikan Dan Kebudayaan pada kunjungan kerja nya di Barus Jum’at ( 18/11/2011 ).

             Masuk nya pertama kali Islam dan Kristen ke Indonesia adalah Barus dengan ada nya di temukan makam-makam tua,yang bertuliskan huruf-huruf Arab dan Persia.Banyak di temukan di Barus pecahan-pecahan keramik dari zaman Tiongkok yang berumur ribuan tahun, kemudian benda-benda sejarah dari Persia, Eropa,dan prasasti-prasasti dari India.

             Semua barang-barang bukti sejarah tersebut sekarang`masih tersimpan dibagian Archehologi Departemen P dan K yang kini berada di Kelurahan Batugerigis Barus ( Museum sementara barus ). Penemuan-penemuan para Arkeolog Perancis dan Indonesia berupa bukti-bukti sejarah tersebut menunjukkan bahwa Barus telah terkenal keseluruh dunia sejak ribuan tahun yang lalu dan telah ada hubungan perdagangan yang luas dengan Negeri-Negeri Tiongkok , Arab, Eropa, Mesir Kuno, Madagaskar dan Sailan  ( Buku Barus satu Abad ).

             Pelaut Indonesia telah berlayar ke seantero dunia 6000 tahun yang lalu memperdagangkan Kapur Barus dan lain-lain yang menyebut nya bangsa ini Oceania. Buku - buku Yunani " Priplous Tes Arithas " yang di tulis pada tahun 70 Masehi, menyatakan bahwa orang-orang India dan Yunani telah berdagang sampai ke Crisye Chersonesos ( Barus dan Labu Tua ).

             Cerita Dewa ruci di Jawa , cerita ini lebih dulu ada di Yunani dan Babylonia dari cerita Gilgamesh masuk melalui Mahonyedaro pada kerajaan Dempo, Palembang sekarang. 3000 tahun yang lalu atau 1000 tahun Sebelum Masehi , oleh Nabi Sulaiman telah menyuruh rakyat nya berlayar ke Ophir ( Barus ) 3 X dalam setahun, berdagang rempah-rempah di Liang Gorga yang terletak di Desa Sibintang Barus, ada aksara Hindu Kuno , orang-orang Yunani dan India telah datang berdagang ke Cryse Chersnesos yang tidak lain adalah Barus.


BARUS GERBANG RAYA PINTU MASUK NYA AGAMA ISLAM KE INDONESIA.

              Abad Pertama Hijriah, Islam telah masuk ke Barus ( 48 H ), pada zaman Khulafaurrasyidin yang di pimpin oleh Khalifah Syaidina Abubakar Siddiq, Umar Ibnul Khothob, Usman dan Sayyidina Ali r.a dalam kitab " Sejarah Melayu "  di sebutkan Tuan Syeikh Ismail dari Mekkah yang belum tahu jalan ke Pessei ( Passai ) singgah di Barus, dengan route via Saylon, membawa Al Qur'anul Karim ".

               Orang Cina IT Sang, pada zaman Dinasty Tang datang ke Barus, menemukan telah banyak orang Arab. Pelaut Cina berjumpa dengan kolony Arab di Pantai Barat Sumatera tepat nya di Kota Barus. Sarjana Cina Hsuan Sang dari Koang Cu, pada zaman Dinasty Tang berlayar keselatan melalui Kucing ke Sriwijaya, Tulang Bawang, tembus ke Selat Sunda, ke Barus dan India.

               Raja Sanjaya anak sena, melakukanpeperangan dengan Bali, Bima, Melayu, Kemir Keling, Cina, dan Barus. Barus pada waktu itu di  kuasai oleh seorang Ratu bergelar " Putri Runduk ". Pada tahun 844 Masehi pedagang-pedagang Siray dan Oman datang ke Barus. Pada tahun 850-900 Masehi kerajaan syailendra, yang menaklukan negeri Barus dan dan menamakan nya Fansur atau Kalasapura.

                Pada tahun 1127-1152 Masehi kerajaan Jayadana dengan Ratu nya dapat di tawan Raja Janggi ( Janggala ) kemudian berdiri lagi kerajaan Tuanku Raja Muda bertakhta di Labutua   ( Sekarang Desa Lobu Tua ) Barus dan mempunyai seorang Putri yang bernama Andam Dewi ( Kecamatan Andam Dewi ) yang terkenal karena kecantikan nya sampai ke Negeri Madagaskar/Afrika.

                Oleh Kerajaan Marina di Madagaskar dengan bendera Merah Putih dan mempunyai lambang Garuda, ingin mempersunting Putri Andam Dewi, tetapi di tolak Raja Muda. Kerajaan ini menyerang Negeri Barus ( Fansur ) dengan terkenal nya Barus di sambar Garudo ( Garuda ) yang berkepala Tujuh. Cerita Legenda ini menjadi terkenal di masyarakat Barus sampai turun temurun.

                 Pada waktu itu hampir sebagian orang melarikan diri ke tanah Karo dengan Marga Barus serta Brahmana sekarang. Oleh Paman Andam Dewi bernama Sultan Gambang Patuanan, dapat membunuh burung Garuda dan satu kepala nya jatuh di Aek Busuk ( Sungai Aek Busuk di Kecamatan andam Dewi )

                Makam-makam tua banyak terdapat di Barus dan Batu Ping. Orang-orang yang yang bermakam ditempat tersebut adalah orang-orang yang membawa ajaran Agama Islam dan pendiri istana kecil serta pengikut nya ( Makam Mahligai ) dan Makam Papan Tinggi Syeikh Mahmud Barus yang panjang makam tersebut mencapai 8 M dan Batu Nisan setinggi 1 M dan berdiameter 40 cm bertuliskan hurup Arab.Sementara Batu Ping adalah sebagai momen sejarah peperangan saat melawan penjajah Belanda.

               Sejarah berdiri nya Kota Sibolga tidak lepas dari sejarah Kota Barus sebagai pelabuhan untuk mengambil hasil alam " Kapur Barus ". Namun kebesaran nama Barus sebagai penghasil kapur Barus pada zaman dahulu kala telah lenyap oleh perkembangan zaman, padahal Kota Barus masih menyimpan pohon-pohon tersebut yang oleh masyarakat Barus menyebut nya kayu Kapur sebagai penghasil bahan baku ( getah ) untuk Kapur Barus sebagai bahan pengawet.

                Juru Kunci atau Juru Pelihara ( Jupel ) Makam Syikh Mahmud Barus dan Makam Mahligai Zaharuddin Pasaribu  yang sudah bertugas selama 31 tahun mengatakan bahwa pohon Kapur sebagai penghasil Kapur barus masih ada tumbuh di wilayah pegunungan di Barus berharap kepada Pemerintah Kabupaten ( Pemkab ) Tapanuli Tengah agar pohon tersebut di  " budi daya " kan melalui Dinas kehutanan dan Perkebunan ( Dishutbun ) Tapteng.

               " Mengingat sejarah Barus selayak nya pohon tersebut di budi daya kan agar kebesaran nama Barus tetap lestari dari generasi kegenerasi , " kata Zaharuddin Pasaribu beberapa waktu yang lalu.

                 Sekarang Kota barus hanyalah sebuah kota kecil yang tak bergairah secara ekonomi dan dinamika penduduk yang monoton. Hidup sebagai nelayan tradisional dan  petani serta penduduk nya banyak yang merantau. Bila kita singgah ke Kota Barus kita hanya akan melihat desa " biasa ".

               Barus sebuah nama daerah terpencil di pesisir Pantai Barat Sumatera Utara. Tetapi, sejarah daerah ini sebenar nya sangat tua, setua ketika kapal-kapal asing beribu tahun yang lalu sebelum Sebelum Masehi singgah mencari kapur Barus disana. Dan puing-puing peninggalan besi tua pelabuhan tempo dulu di barus masih tertanam di tepi pantai Barus yang menghadap langsung ke Samudera Hindia. Dari Barus pula Agama Islam dan Kristen pertama-tama di perkenalkan ke seluruh Nusantara.

               Barus atau biasa di sebut Fansur barang kali satu-satu nya kota di Nusantara yang nama nya telah di sebut sejak awal abad Masehi oleh literatur-literatur dalam berbagai bahasa seperti Bahasa Yunani, Siriah, Armenia, Arab, India, Tamil, China, Melayu dan Jawa.

               Dipeta itu disebutkan, di pesisir Barat Sumatera terdapat sebuah Bandar Niaga bernama Barousai ( Barus ) yang menghasilkan wewangian adari Kapur Barus. Di ceritakan Kapur Barus yang di olah dari kayu Kamfer dari Barosai itu merupakan salah satu bahan pembalseman mayat pada zaman kekuasaan Fir'aun sejak Ramses II atau sekitar 5000 tahun SM. Bersambung....


No comments:

Post a Comment