Tuesday, May 1, 2012

KONSERVASI IN VITRO TUNAS NILAM (Pogestemon Cablin Benth) DENGAN CARA MENGHAMBAT PERTUMBUHAN


KONSERVASI IN VITRO TUNAS NILAM (Pogestemon Cablin Benth) DENGAN CARA MENGHAMBAT PERTUMBUHAN


Oleh: Deliah Seswita 
Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, Jalan Tentara Pelajar no 3 Bogor 16111
(Makalah disampaikan pada Konferensi Minyak Atsiri Tanggal 2-4 Desember 2008 diHotel Singasana Surabaya Jawa Timur)

Tanamam nilam (Pogestemon Cablin Benth) merupakan tanaman penghasil minyak atsiri yang biasa dikenal dengan nama patchouly , merupakan komoditas ekspor serta penghasil devisa Negara .Untuk mendukung kegiatan plasma nutfah nilam ,saat ini telah dilakukan upaya konservasi secara in vitro dilaboratorium kultur jaringan Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik Bogor.Percobaan terdiri dari dua macam.Percobaan pertama ,perlakuan yang diuji adalah media dasar (MS ), zat penghambat Paclobutrazol dan Ancymidol (0, 1, 3 dan 5 ) mg/l dan tunas nilam Sidikalang in vitro.Rancangan percobaan adalah faktorial dalam lingkungan acak lengkap.Percobaan kedua perlakuan yang diuji adalah media dasar (MS) yang diturunkan konsentrasinya menjadi 0,5 nya yaitu MS 0,5 ,zat penghambat Paclobutrazol dan Ancymidol (0 dan 5 ) mg/l dan tunas nilam Sidikalang In Vitro.Pada percobaan pertama, penyimpanan tunas nilam Sidikalang pada media MS yang diberi perlakuan Paclobutrazol dan Ancymidol 5 mg/l sampai minggu ke -3 pertumbuhan normal dan dapat menyimpan tunas sampai minggu ke 32.Hasil percobaan kedua dengan penurunam konsentrasi media dasar hanya sampai minggu ke-2 tanaman normal,setelah itu tanaman jadi agak kontet, penyimpanan sampai minggu ke 28 tunas masih bewarna hijau dan tegar.Setelah tunas disimpan selama 8 dan 7 bulan ,tunas yang ditumbuhkan pada media dasar MS yang diberi BA 0,1 mg/l tetap mampu berproliferasi dan tampak normal.
Kata kunci : Pogestemon Cablin ,konservasi in vitro ,zat penghambat tumbuh.

PENDAHULUAN
Salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang potensial untuk dikembangkan sebagai komoditas ekspor adalah Nilam (Pogostemon cablin Benth.).Selain untuk bahan pewangi, minyak nilam juga dapat digunakan sebagai bahan campuran minyak wangi dan banyak digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan parfum, kosmetik, antiseptik dan insektisida yang diperoleh dari daun dan ranting nilam dengan cara penyulingan. Keunggulan minyak nilam di dalam industri parfum yaitu sifat fiksatif yang dapat mengikat minyak lainnya sehingga harumnya tahan lama dan sampai saat ini belum dapat dibuat secara sintetik (Ibnusantosa, 2000) Masalah utama dalam usaha tani nilam di daerah produksi adalah perladangan berpindah, karena lahan dianggap sudah kurang kesuburannya.

Klon-klon hasil eksplorasi dan nomor – nomor nilam yang ada dan yang sudah dilepas selama ini, ditanam dikebun percobaan, harus dipelihara supaya dapat digunakan sewaktu-waktu.Masalahnya tanaman yang begitu banyak dan beragam akan menimbulkan kesulitan dalam pemeliharaannya, bisa saja punah karena bencana alam dan bisa juga karena biaya pemeliharaan yang sangat tinggi,sehingga tidak efisien.Upaya pelestarian plasma nutfah melalui kultur in vitro sudah lama diterapkan di negara-negara maju mengingat pentingnya plasma nutfah dimasa mendatang,terutama untuk species yang bijinya bersifat rekalsitran dan untuk tanaman yang perbanyakannya hanya secara vegetatif (Grout,1995).

Menurut (Ashmore,1997) penyimpanan kultur secara in vitro mempunyai banyak kendala, antar lain memerlukan biaya cukup tinggi,tenaga yang terarmpil dan perlu analisis kesetabilan genetik pada materi yang disimpan dalam periode tertentu.Tetapi konservasi in vitro juga mempunyai keunggulan komparatif dibandingkan teknologi konvensional.Keunggulan tersebut antara lain tidak memerlukan areal luas,tidak menghadapi resiko kehilangan genotipa akibat serangan hama penyakit dan tekanan lingkungan.

Teknologi konservasi in vitro secara umum dapat diklasifikasikan menjadi 3 macam yaitu penyimpanan dalam keadaan tumbuh (penyimpanan dalam keadaan pendek ),penyimpanan dengan pertumbuhan lambat (penyimpanan jangka pendek dan menengah) dan penyimpanan dengan pembekuan atau kryopreservasi ( penyimpanan jangka panjang) (Syahid dan Mariska,1997).

Perbanyakan tanaman nilam dilaboratorium kultur jaringan menggunakan media MS yang diberi zat pengatur tumbuh BA 0,1 mg/l.Dengan cara ini perlu dpindahkan atau disub kultur kemedia baru setiap 3-5 bulan sekali, karena biakan telah memenuhi botol kultur dan terjadi nekrosis,sehingga kurang efisien jika dipakai sebagai media penyimpanan.

Untuk penyimpanan pertumbuhan lambat dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain dengan :
  • mengurangi atau menghilangan beberapa faktor essensial untuk pertumbuhan normal seperti mengencerkan media dasar dan mengurangi zat pengatur tumbuh  (Lloyd dan jackson,1986 ; Oka dan Niino,1997 ; Desbrunais et al.,1992.).
  • menambah inhibitor absisic acid dan zat penghambat tumbuh (retardan) seperti Ancymidol atau paclobutrazol untuk menghambat pembelahan sel dan perpanjanagan sel (Withers,1983 ; Lloid dan Jacson,1986; Oka dan Niino,1997; setia et al.,1996).
Ancymidol dan Paclobutrazol merupakan zat pengatur tumbuh yang mempunyai sifat menurunkan metobolisme jaringan dan dapat menghambat pertumbuhan vegetatif (wang dan Stelfenns,1987 dalam Purnomo dan Prahadini,1991) dan menghambat biosintesis giberellin yang berfungsi dalam proses pemanjangan sel dan jaringan tanaman (Sankhala at al.,1992 dalam Yelnititis dan Bermawie,2001)

Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan metode penyimpanan dengan penghambatan pertumbuhan dengan dua macam reterdan dan penurunan konsentrasi media dasar dalam waktu yang relatif lama.

BAHAN DAN METODE
Penelitian dilakukan dilaboratorium Kultur Jaringan Kelti Pemuliaan Balittro Bogor selama 11 bulan.Eksplan yang digunakan adalah tunas nilam yang telah diperbanyak secara in vitro yang berasal dari salah satu nomor nilam yang telah dilepas Balittro yaitu nilam Sidikalang .Media yang digunakan adalah Media Murashige dan Skoog (MS)+ Sukrosa 30 g/l dan dipatkan dengan agar –agar sebanyak 8 mg/l serta pH 5,8 yang diberi BA 0,1 mg/l.Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiri dari dua tahap

Percobaan Pertama :
Percobaan yang bertujuan mengetahui pengaruh media dasar murashige dan Skoog (MS) yang dikombinasikan dengan zat penghambat tumbuh Paclobutrazol atau Ancymidol terhadap pertumbuhan tunas.Sebagai perlakuaan adalah : Media dasar MS dan zat penghambat tumbuh paclobutrazol dan ancymidol pada konsentrasi ( 0,1,3 dan 5 ) mg/l dan tanaman nilam Sidikalang steril.
Percobaan menggunakan rancangan faktorial acak lengkap.Masing – masing percobaan terdiri atas 10 botol, pada setiap botol ditanam 3 eksplan.Eksplan berasal dari tunas terminal yang ditanam dalam botol – botol kultur.

Percobaan kedua :
Percobaan bertujan untuk mengetahui pengaruh penurunan konsentrasi media dasar MS sampai setengahnya menjadi MS 0,5 mg/l dan pemberian Paclobutrazol atau Ancymidol terhadap pertumbuhan tunas.Perlakuaan yang diuji adalah Paclobutrazol atau Ancymidol dengan konsertrasi (0 dan 5) mg/l pada media dasar yang telah diturunkan konsentrsinya jadi setengahnya (MS 0,5).Percobaan memakai rancangan acak lengkap,masing – masing perlakuaan terdiri dari 10 botol dan setiap botol terdiri dari 3 eksplan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Percobaan Pertama
Hasil penelitiaan menunjukan bahwa eksplan berupa tunas terminal dari nilam Sidikalang In Vitro yang ditanam pada media perlakuan mulai menghasilkan tunas baru pada hari kesembilan setelah tanam.Dari kedua zat penghambat tumbuh yang digunakan, perlakuan dengan Ancymidol lebih menghambat pertumbuhan tunas dibandingkan dengan perlakuan Paclobutrazol. Kultur yang telah berumur 12 minggu menunjukan adanya pengaruh interaksi antara pertumbuhan tunas nilam Sidikalang dengan media dasar (MS),dan zat penghambat tumbuh Ancymidol dan Paclobutrazol .(Tabel 1)


Sampai biakan berumur 12 minggu,penghambatan multiplikasi tunas yang nyata terutama di dapatkan pada perlakuaan Ancymidol 3 dan 5 mg/l.Tetapi hingga konsentrasi zat penghambat sampai 5 mg/l Ancymidol belum mampu menghambat multiplikasi dengan sempurna.Sedangkan pada perlakuan Paclobutrazol harus dilakukan pada konsentrasi yang lebih tinggi,dibandingkan dengan perlakuan Ancymidol .Hal ini dapat kerena berkemungkinan traslokasi zat Ancymidol lebih cepat dibandingkan dari Paclobutrazol,sehingga pada konsentrasi yang sama lebih mampu menghambat pertumbuhan.
Pengaruh dari Ancymidol dalam pembentukan tunas nilam dapat disebabkan oleh terhambatnya sintesis Giberelin dalam tanaman yang berperan dalam meransangnya pertumbuhan panjang tunas,pembelahan sel dalam menghilangkan dormansi pada tunas.Jadi dengan terhambatnya pembelahan sel ,tanaman jadi dorman yang mendatangkan dampak pada tanaman yang jadi terhambat. Pada beberapa tanaman pemberian ,perlakuan Ancymidol lebih nyata menghambat tinggi tunas dan jumlah tunas.

Pada penyimpanan pule pandak,tunas terpendek didapat didapatkan dari pemberian Ancymidol 1 mg/l yang dikombinasikan dengan media dasar 0,5 mg/l Monier,yaitu 0,80 cm (Purnama dan Gati,1997).Sedang pada Pulesari,Ancymidol 0,5 mg/l dapat menghambat pertumbuhan dan pemanjangan tunas.


Percobaan 2
Untuk melihat masa simpan nilam Sidikalang dengan menurunkan konsentasi media dasar ,secara visual tidk terlalu kelihatan perbedaan vigor tanaman tersebut sampai penyimpanan umur 12 minggu.Hasil penelitian tetap menunjukan adanya interaksi antara media dasar yang diturunkan konsentrasinya jadi setengahnya yaitu jadi MS 0,50 dan zat penghambat Ancymidol dan Paclobutrazol (tabel 3 dan 4)





Pada percobaan kedua hampir sama dg yang pertama,dengan pemberian zat penghambat tanaman jadi kerdil,apa lagi dengan penurunan konsentrasi unsur hara dari makro media dasar jadi setengah konsentrasi.Tunas yang dihasilkan lebih tegar dan hijau.Dengan demikian penyimpanan secara in vitro ,penggunaan retardan atau dengan menurunkan unsur hara dari media dasar ,tidak hanya dapat menghambat multiplikasi biakan ,tetapi dapat juga memperpanjang masa penyimpanan tunas tanpa menyebabkan pertumbuhannya menjadi abnormal (tunas jadi layu atau kuning).

KESIMPULAN
  • Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian zat pengatur tumbuh atau
    penghambat tumbuh seperti Ancymidol atau Paclobutrazol sampai
    planlet umur 8 dan 7 bulan menunjukan perbedaan yang nyata dan dapat
    menekan pertumbuhan baik jumlah tunas maupun tingi tunas.
  • Perlakuan Ancymidol lebih kuat menekan pertumbuhan tunas,berbeda dengan perlakuan Paclo yang tidak sekuat Ancymidol daya tekannya.
  • Secara visual biakan dari kedua zat penghambat pertumbuhan ini kelihatan segar dan masih hijau sampai penyimpanan 8 dan 7 bulan.


DAFTAR PUSTAKA
Ashmore,S.E.1997,Status report on the development and application of in vitro techniques resources.IPGRI,Rome Italy.67 p.
Grout,B.1989.Minimal growth atorage.In B.grout (Ed.).genetic.Preservation of Plan Cell In Vitro.Springer.p.21 – 26.
Ibnusantoro Gatot. 2000. Kemadengan pengembangan minyak atsiri Indonesia. Makalah disampaikan pada seminar “Pengusaha minyak atsiri hutan Indonesia “Fak.Kehutanan IPB.Darmaga, Bogor, 23 Mei 2000, 15 (tidak diterbitkan).
Lloyd,B.F and M.Jacson.1986.Plant genetic resources.An introduktion to their conservation and.dept Plan BiologyUniv Birmingham.Edward Arnold.146p.
Oka,S.and T.Niino.1997.Long term strorage of pear (Pyrus spp) shoot culture in vitro by minimal growth method.Japan Agriculture Research Quarterly (JARQ) 31 : 1-7.
Purnamaningsih,R dan E.Gati 1997.Penyimpanan dan regenerasi pulepandak melalui kultur in vitro,dalam S,Moeljopawiro et.al.(eds).Proseding Seminar Perhimpunan Bioteknologi Pertania Indonesia Surabaya,12-14 Maret 1997.
Purnomo,S dan Prahardini,1991.Pengaruh saat aklimatisasi dan konsentrasi Paclo selama dua musim panen apel (Malus syvestris Mill.).Jurnal Hortikultura I (2): 58-68.
Syahid,Siti Fatimah dan Ika Mariska ,1977.Konservasi in vitro Jahe.Monograf no.3.Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat.
Watimena,1991.Bioteknologi Tanaman,Tim Laboratorium kultur jaringan Tanam.Pusat Antar Universitas Bioteknologi IPB Bogor.
Yelnititis dan Nurliani Bermawie,2001.Konservasi Tanaman lada (Piper nigrum L.)Secara In vitro.Jurnal LITTRI Vol 7 No.3. September 2001.


Sumber:

No comments:

Post a Comment