Tuesday, May 1, 2012

Bertani Salak Sidimpuan Secara Alami di Tanah Mandailing


Bertani Salak Sidimpuan Secara Alami di Tanah Mandailing

 

Padangsidimpuan merupakan ibu kota kabupaten Tapanuli Selatan, wilayah kabupaten paling tenggara di propinsi Sumatera Utara yang berbatasan langsung dengan Propinsi Sumatera Barat (sebelum kabupaten ini mekar menjadi 2, Tapanuli Selatan dan Mandaialing Natal). Kota Padangsidimpuan merupakan kota yang bertopografi vale and hill (perbukitan dan lembah), kota ini juga dikeliling oleh kebun buah yang cukup terkenal, yaitu buah Salak Sidimpuan.
Salak Sidimpuan ini adalah buah yang cukup dikenal di Pulau Sumatera bahkan Jawa, dengan rasanya yang manis, kelat, asam dan legit membuat ia beda dengan salak Pondoh dan jenis lain. Salak merupakan salah satu jenis buah yang banyak digemari, rasa buahnya yang manis, asam & kelat, sehingga banyak orang yang menyukainya. Buah salak dapat diolah menjadi manisan, sehingga bisa tahan disimpan dalam waktu yang relatif lama.

Tanaman salak merupakan tanaman hortukultura asli Indonesia, untuk Tapanuli Selatan pertama kali ditemukan dan dibudidayakan di desa Hutalabung Kec. Padangsidimpuan Barat sekitar tahun 1920-an.
Pertanian salak di Tapanuli Selatan terdapat di beberapa Kecamatan yaitu; Kec. Padangsidimpuan Barat, Kec. Padangsidimpuan Timur, Kec. Batangtoru & Kec. Siais. Tanaman salak Tapanuli Selatan satu famili dengan kelapa (palem), tipe pohon salak ini adalah tegak kemudian jatuh dan tegak kembali, rendah berduri-duri, tingginya 1,5 – 5 meter. Tanaman ini mengguanakan pohon penaung antara lain, karet, durian, jengkol, petai, dll.

Salak Sidimpuan cocok dengan iklim yang basah, tapi tidak tahan dengan genangan air, serta memerlukan tanah yang gembur dan banyak mengandung bahan organic. Penyerbukan berlangsung secara alami dan tidak perlu dibantu oleh manusia/petani.

Salak Sidempuan seperti salak lainnya berakar serabut, penyebaran akar tidak luas, dangkal, akar malah mengejar tumpukan pelepah yang sudah tua dan telah dipotong-potong dipermukaan tanah.
Pelepah daun yang tersusun rapat menutup batang, tanaman yang sudah tua akan malata dan dapat tunas yang disebut bongkol (anak), dapat digunakan bibit vegetatif. Keunggulan tunas yang dijadikan bibit adalah tunas tersebut pasti betina apabila tunasnya diambil dari pohon betina dan keunggulan lainnya dia lebih cepat berbuah, 2 tahun dibanding bibit yang dari biji.

Helaian daun panjangnya 4 – 6 m bentuknya seperti pedang, tangkainya berduri, bersegmen banyak (tidak sama). Daun menempel pada pelepah yang jumlahnya 8 – 12 helai dan menutupi batang, sehingga tanah agak tertutup, akibatnya gulma dapat ditekan pertumbuhannya.

Bentuk buahnya bulat dan pada bagian ujung umumnya runcing. Buah salak biasanya dimakan dalam bentuk segar, asinan dan manisan. Bagian buah yang dapat dimakan setelah dianalisis mengandung vitamin dan zat-zat yang dibutuhkan tubuh manusia, seperti table dibawah ini.
Kandungan zat giji tiap 100 gram buah salak dari bagian yang dapat dimakan.

Jenis Zat Giji
Jumlah
Energi
Protein
Hidrat Arang
Kalsium
Fosfor
Besi
Vitamin B
Vitamin C
Air.
77,0 kalori
4,0 gram
20,9 gram
2,8 gram
1,8 gram
4,2 gram
0,8 gram
0,2 gram
69,696 gram.
Sumber: Teknologi Budidaya Tanaman Salak, Pempropsu, Dinas Pertanian Tanaman Pangan.

Dimana Salak Tumbuh
Tanaman salak dalam proses tumbuh dan berkembanya membutuhkan beberapa sarat antara lain; faktor iklim, tinggi rendahnya letak geografis, kesuburan tanah dan faktor biotik. Faktor iklim yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan tanaman salak adalah curah hujan. Tanaman salak akan tumbuh baik pada daerah yang mempunyai curah hujan rata-rata perbulan 200 – 400 mm.
Tanaman salak tidak menyukai sinar matahari langsung 100 % tetapi hanya membutuhkan sinar matahari 50 – 70 %, tumbuh secara optimal pada suhu 20 - 30`C.

Tanaman salak berbunga dan berbuah sepanjang tahun, tetapi masa pembungaan yang paling baik adalah pada bula Agustus – Oktober dan akan mengasilkan buah pada bulan januari – April. Biasanya panen raya buah salak antara bulan Januari – April. Di Tapanuli Selatan, kebiasaan ini sudah berubah sejak tahun 2003 tidak terjadi panen raya di 4 kecamatan penghasil salak tersebut diatas. Hal ini diakibatkan perubahan iklim yang disebabkan oleh kerusakan hutan, dimana saat ini sedang terjadi konversi lahan hutan maupun kebun rakyat kepada tanaman monokultur kelapa sawit, dan untuk menuju konversi lahan itu tentunya ada proses land clearing dengan cara membakar hutan sehingga terjadi peningkatan pemanasan suhu udara dan asap yang berlebih.

Tanaman salak umumnya dapat tumbuh baik pada semua jenis tanah, baik tanah liat, liat berpasir. Tanah yang baik bagi pertumbuhan salak adalah tanah yang banyak mengandung bahan organic, gembur, dapat menyimpan air dan yang penting mengandung beberapa unsur hara yang berlimpah.

Teknis Penanaman
Tanaman salak dapat tumbuh dengan baik apabila punya tanaman penaung apalagi pada masa awal pertumbuhannya. Petani di Tapanuli Selatan biasanya menanam salak di bawah pohon karet yang sudah tua usianya (sudah tersedia pelindung) namun tidak meremajakan karetnya lagi. Sebagian lagi menanam pada hutan dengan cara terlebih dahulu menebang pilih kayu-kayu yang ada di atas lahan. Setelah laha semangkin jauh kepedalaman, maka sebagian petani mencoba melirik lahan kritis, tetapi dekat keperkampungan.  Lahan kritis ini di tanami terlebih dahulu dengan pohon karet, kemiri bahkan kayu hutan yang mudah tumbuh dengan memberi pupuk kandang. Setelah pohon penaung berumur 2 - 3 tahun barulah tanaman salak ditanam.

Bibit salak ditanam dengan jarak sesui kebiasaan petani ada yang jaraknya 1 X 4 M, 2 X 2 M, 5 X 2,5 M, malah ada yang 1 X 1 M dengan tujuan tidak memberi peluang untuk gulma tumbuh.
Mayoritas petani salak melakukan pemupukan dan pemeliharaan secara alami yakni dengan jalan pemupukan dari gulma yang telah dibabat disekitar batang dan pupuk kandang dari kotoran kerbau, sapi & kambing yang diambil dari peternak. Untuk lahan kritis harus dengan pupuk kadang 2 X setahun.

Seleksi tanaman jantan dan betina dapat dilakukan ketika umur tanaman 4 - 5 tahun (bibitnya dari biji), apabia bibitnya dari anakan (tunas) tidak perlu seleksi karena otomatis yang dihasilkan adalah tanaman betina (jika tunas diambil dari induk betina).
Bibit salak yang berasal dari biji biasanya hanya 40 % betina dari yang ditanam, sehingga petani sering kecewa. Sedangkan bibit yang dari tunas sudah pasti betina akan tetapi proses pertumbuhannya cukup rumit.

Pembungaan, penyerbukan dan pembuahan salak, tanaman jantan akan menghasilkan bunga jantan dan tanaman betina akan menghasilkan bunga betina. Tanaman salak akan berbunga setelah berumur 4 – 5 tahun jika ditanam dari bijinya 2 – 3 tahun jika ditanam dari tunasnya.

Panen
Tanaman salak yang ditanam dari bibit biji pada umur 4 – 5  tahun dan cangkokan dan tunas umur 2 – 3 tahun sudah menghasilkan. Pada saat buah berumur 4 – 5 bulan dilakukan penjarangan buah. Buah yang dipanen pada umur 4 – 5 bulan rasanya agak kelat bercampur asam dan manis dibandingkan buah hasil penjarangan. Penjarangan buah tidak mutlak harus dilakukan, hal ini tergantung petani, hanya salak yang tidak dilakukan penjarangan buahnya tidak akan membesar secara maksimal.
Buah salak Sidempuan dipanen sepanjang tahun, akan tetapi ada panen besar dan panen kecil. Panen 14 hari 1 kali panen, kalau sedang panen besar dengan jarak waktu 10 hari 1 kali panen.
Buah salak dapat dipanen dalam tiga katagori dalam 1 tahun yakni;

No
Jenis Panen
Bulan
1
panen besar
Januari – April
2
panen sedang
Mei – Agustus
3
panen kecil
September – Desember

Tapi saat-saat belakangan ini kecendrungan dilapangan ketiga kategori panen diatas sudah mulai bergeser, artinya waktunya sudah berubah-ubah.

Penanganan Paska Penen & Harga
Penanganan pasca panen sangat berpengaruh terhadap produksi dan kualitas salak.
Penanganan digudang, Gudang adalah tempat untuk menerima buah yang berasal dari petani atau pekebun, didalam gudang dilakukan sortasi dan pengemasan dilakukan langsung dikebun petani, ini biasa terjadi apabila petani yang bersangkutan tidak menjual kepada pedagang perantara.

Jual beli dan pengangkutan, Jual beli antara petani dan pedagang perantara biasa dilakukan dikebun, perkarangan rumah petani atau gudang pedagang dengan harga yang sudah disepakati terlebih dahulu. Setelah terdapat kesepakatan harga buah maka buah salak diangkut dari kebun ke perkarangan rumah petani, ke gudang atau kepinggir jalan raya yang sudah disepakati. Pada sore hari truk maupun angkuta akan mengangkat buah salak ini ke kota atau propinsi yang dituju.
Mutu & Harga, Mutu salak sidempuan lajimnya dibagi 3 jenis yaitu;

No
Mutu
Harga Ditingkat Petani/Kg
1
Super
Rp 2.000,-
2
Samsam Bagus
Rp 1000,- s/d Rp 1.300,-
3
Samsam
Rp 900,- s/d Rp 1000,-

Harga yang ditawarkan pedagang pengumpul sebenarnya terlalu rendah dibandingkan dengan harga eceran yang mencapai Rp 8,000,-/Kg. Hal ini juga menjadi persoalan yang telah lama terjadi di kalangan petani salak sehingga sangat mendesak bagi para petani untuk membentuk semacam perkumpulan petani salak untuk membangun posisi tawar pada pedagang pengumpul atau membuat koperasi sendiri untuk mewadahi dan mengatur alus proses distribusi dan perdagangan salak.
Mutu dapat dipertahankan apabila dipanen pada tingkat kemasakan yang tepat, untuk ini petani salak harus benar-benar tahu buah yang sudah tua, tetapi belum masak jangan dipanen.

Iswan Kaputra, Pekerja Sosial pada BITRA Indonesia, Medan dan Ketua Umum Forum Masyarakat Labuhan Batu (FORMAL).

No comments:

Post a Comment