Tuesday, May 1, 2012

Taman Eden 100 Tobasa Kembangkan Agrowisata


Taman Eden 100 Tobasa Kembangkan Agrowisata

 
Oleh Porman Simarmata
Taman Eden 100 yang terinspirasi dengan Firman Tuhan bahwa manusia, tanaman, makhluk hidup lainnya hidup rukun di bumi. Sedangkan angka 100 berarti seratus jenis tanaman pohon berbuah yang pada 1999 mulai dilaksanakan dan Mei 2000 diadakan uji coba (go public) dengan target Taman Eden 100 rampung tahun 2020.

Taman yang diinginkan mirip dengan yang ada di dalam sejarah kitab suci, dimana ketika manusia pertama diciptakan Tuhan. Taman yang merupakan kepedulian terhadap alam lingkungan berada di Lumbang Rang, desa Sionggang Utara kecamatan Lumban Juli, kabupaten Toba Samosir, propinsi Sumatera Utara.

Dengan kicauan burung yang indah dan meliuk-liuk suara diperdengarkan beragam aneka burung menghiasi alam lingkungan Taman Eden 100 membuat suasana alam lingkungan betul-betul alami, asri karena berada di kawasan habitat berbagai flora dan fauna. Disamping bermacam pohon yang menghasilkan buah-buah manis, seperti durian, jambu, petai, jengkol, manggis. Pohon-pohon hutan juga tumbuh dengan baik di sekitar kawasan Taman Eden 100 seperti ingul, mindi, sampinur bunga, sotul, aren, aturmangan dan yang lainnya.

Pada lokasi Taman Eden 100 bergantungan plang nama orang-orang, keluarga, beserta instansinya mencapai 1500 plang yang berwarna biru muda, sehingga sangat jelas dilihat dari kejauhan. Sebagai pelengkap dekorasi, assesoris atau hiasan kawasan Taman Eden.

Setiap pengunjung perorangan, keluarga maupun rombongan yang menginginkan partisipasinya menanam pohon sekaligus plang namanya diabadikan di Taman Eden 100 diperbolehkan dengan memberi sumbangan dana untuk pemeliharaan tanaman. Mereka membayar sebesar Rp150.000,- untuk lapis pertama, sedangkan lapis kedua Rp100.000,- dan untuk lapisan berikutnya semakin murah biayanya dengan tidak mengurangi penghargaan dari pengelola baik pihak yang menginginkan plang namanya diabadikan dengan memperhatikan keindahan lingkungan Taman Eden 100.

Sesuai namanya Taman Eden 100, ada seratus tanaman maupun pohon yang berbuah manis, yang bisa dinikmati pengunjung. Kawasan yang luasnya 1.000 hektar taman wisata milik pemerintah daerah, sedangkan Taman Eden 100 hanya 40 hektar yang dikelola Marandus Sirait, yang pernah menerima penghargaan lingkungan (Kalpataru) dari Presiden Indonesia, Soesilo Bambang Yudhoyono.
Sesuai dengan Visi Taman Eden 100 yakni terpeliharanya kesaksian kebesaran Tuhan kepada semua orang melalui alam ciptaan-Nya yang mampu mendukung keutuhan ekosistem kawasan danau Toba. Membuat desa percontohan pada bidang pertanian, peternakan dan pariwisata. Membuat proyek agrowisata rohani (Taman Eden). Mengadakan penelitian pada bidang pertanian dan lingkungan hidup. Membantu pemerintah dan masyarakat dalam usaha melestarikan danau Toba dan melestarikan hutan serta isinya yang ada pada lokasi agrowisata rohani.

Asri dan Indah
Taman Eden 100 memiliki visi dan misi yang sempurna. Lebih mengasyikkan lagi adanya keberadaan dua air terjun yang berjarak 500 meter dari posko. Selain itu ada juga air terjun tujuh tingkat (Air Terjun Jantung Rimba) yang berjarak 11 kilometer dari posko. Ada air terjun pada mulut gua kelelawar yang berada sekitar 5 kilometer dari posko.

Untuk mencapai lokasi air terjun tujuh tingkat yang merupakan kawasan cukup menantang bagi penghobbi petualang rimba dan pendaki gunung karena melewati banyak rintangan, halangan yang semuanya membutuhkan nyali sebagai petualangan di alam hutan orisinil yang masih memiliki berbagai jenis binatang liar. Paling mengasyikkan lagi dengan tumbuhnya berbagai jenis flora di Taman Eden 100 seperti Tahul-tahul (Nephenthes), Bunga Batak (Macodes Petola), Bunga Soripada (Malakis sp) serta beraneka jenis bunga anggrek langka.

“Bunga itu saja, ada ribuan kelelawar dalam gua Kelelawar yang pada mulut gua tersedia tempat bersantai bagi pada pengunjung, melakukan istirahat setelah kelelahan menjelajahi gua dan air terjun tujuh tingkat,” kata Marandus Sirait yang mempersunting boru Sitepu.

Lelaki yang telah dikaruniai putri cantik, dan manis ini sejak awal telah diajari untuk cinta lingkungan dan alam, terutama kawasan Taman Eden 100 ini mengatakan Taman Eden 100 dikawal dengan gagah oleh gunung Pangulubao yang tingginya kurang lebih 2.150 meter di atas permukaan laut (dpl) yang bila ditempuh dengan berjalan kaki selama tiga setengah jam yang berjarak 6 kilometer dari posko (Pintu Masuk Taman Eden 100) yang terletak di tepi jalan lintas sumatera (Jalinsum) desa Lumbang Rang, Sionggang Utara kecamatan Lumban Julu, kabupaten Toba Samosir).

Aktivitas pembibitan Taman Eden 100 membangun kerja sama bagi pihak yang berkomitmen dalam pelestarian alam lingkungan termasuk dengan PT Toba Pulp Lestari Tbk di kecamatan Parmaksian kabupaten Toba Samosir yang telah menyediakan beragam bibit pohon yang berbuah dan pohon kehutanan, pohon kelompok pertanian seperti duku, manggis, klengkeng, terong belanda, coklat, lamtoro, ingul, mindi, pohon seri, sampinur bunga, beringin, aren, sotul, andalehat, antarasa, andaliman.

Tobapulp dan Taman Eden dalam mengembangkan agrowisata akan membuat nursery mini untuk pembibitan pohon-pohon pada lokasi basecamp Taman Eden 100 yang mana Taman Eden 100 memiliki Konservasi Anggrek Toba (Toba Orchid Park) sangat cocok untuk penelitian fauna dan flora, cocok untuk lokasi berkemah, mendaki gunung dan kegiatan alam lainnya.

“Taman Eden 100 merupakan sepenggal kebesaran Tuhan di kawasan danau Toba menjadi situs yang merefleksikan manusia dan bumi yang ikhlas dalam upaya pemulihan, pelestarian perlindungan dan pengawasan integritas ekosistem,” ujar Marandus Sirait dengan senyum bersemangat.


Sumber:

No comments:

Post a Comment