Tuesday, May 1, 2012

Gambir di Pakpak Bharat

Gambir di Pakpak Bharat

 Oleh : Ramlo R Hutabarat
Pemkab Pakpak Bharat yang sekarang dipimpin Remigo Yolando Berutu, wajar dan pantas untuk diacungi jempol. Programnya selama ini selalu mendarat, menarik memikat, dan melekat di hati rakyat. Anak negeri PakpakBharat  pun mendapat berkat dan rahmat. Mereka menjalani kesehariannya dengan sentoda dan selamat.

Tahun Anggaran 2011 ini misalnya, Pemkab Pakpak Bharat antara lain mengalokasikan  Rp 968 juta dari APBD untukpengadaan bibit gambir. Bibit gambir itu  akan dibagikan kepada anak negeri. Tujuannya, jelas, untuk meningkatkan perekonomian rakyat.

Sekarang, kegiatan itu sudah berangsur  dilakukan. Pembibitan tanaman gambir sudah dilaksanakan oleh 9 Kelompok Tani yang dibimbing dan diawasi oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Pertanian.  Agustus mendatang, rencananya bibit tanaman gambir yang siap tanam akan dibagikan kepada anak negeri terutama di Kecamatan Tinada dan Sitellu Urang Jehe. Seluruhnya, diperkirakan seluas 500 hektar.

Tidak Cuma itu. Pemkab Pakpak Bharat juga merencanakan mendirikan BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) yang dikhususkan untuk menangani masalah gambir secara luas. Untuk pendirian sekaligus penyertaan modal bagi BUMD yang akan dibentuk itu, telah juga dialokasikan dana sebesar Rp 1, 5 miliar dari APBD 2011. BUMD ini akan menampung hasil penggiat tanaman gambir. Juga bertanggung jawab memberi pembekalan terkait industri hilir guna menyumbang nilai tambah bagi penggiat tanaman gambir, kata Remigodalam suatu pertemuan dengan sejumlah wartawan di Salak belum lama ini.

Dekat dan Akrab

Program Pemkab Pakpak Bharat ini pantas ditiru sekaligus diteledani Pemkab lainnyadi Sumatera Utara secara khusus.  Artinya, tak perlu membuat program muluk – muluk bagai mercusuar. Padahal hasilnya menjadi nol besar. Lihat misal progran pembuatan jamur tiram di Humbang Hasundutan yang menelan dana ratusan juta rupiah tapi belakangan gagal total. Penyebabnya, anak negeri sememang sebelumnya tidak mengenal jamur tiram. Artinya, programkan saja yang sudah dikenal rakyat meskipun terkesan sederhana tidak hura-hura. Yang penting, hasilnya bisa dinikmati dan mampu meningkatkan perekonomian.

Sebagai seorang Kepala Daerah, Remigo memang kenal sekali pada rakyat yang dipimpinnya. Dia tahu dan paham se kali apa dan bagaimana anak negeri Pakpak Bharat. Remigo memang memiliki ciri pemimpin masa kini. Dia selalu mengikuti apa yang diinginkan rakyatnya, tidak malah harus diikuti. Remigo mengikuti apa yang dimaui rakyatnya, seraya membimbing sekakaligus menegarahkan.

Tanaman gambir, dipahami Remigoi sudah dikenal rakyatnya sejak ratusan tahun lalu mulai dari kakek moyang mereka. Pasar dunia pun membutuhkan gambir. India saja membutuhkan 6000 ton gambir per tahun. Di pasaran ekspor  harganya berkisar antara USD 1, 46 sampai dengan USD 2, 91 per kilogram. Prospek luar negeri masih terbuka lebar. 

Cuma, selama ini ragam persoalan yang mengganjal kenapa anak negeri Pakpak Bharat tidak ramnai-ramai menanam gambir. Yang pertama, mereka tidak memiliki modal yang cukup untuk mengusahakannya di lahan-lahan yang masih luas di daerahnya. Persoalan kedua, harga gambir di tingkat petani selalu fluktuatif. Biasalah. Ketika produksi menurun, harga menjadi melangit. Tapi manakala produksi meningkat harga getah gambir melorot anjlok hingga ke titik nadir. Maka petani pun Cuma bisa gigit jari. Kadang, sampai – sampai meratapi.

Maka program Pemkab Pakpak Bharat tahun ini pantas dan wajar untuk (sekali lagi) diacungi jempol. Remigo dinilai cerdas dan cermat membaca keadaan dan memanfaatkan peluang. Apalagi, dengan sekaligus mendirikan BUMD yang akan mengurusi segala macam tetek bengek menyangkut gambir.

Yang pasti, anak negeri Pakpak Bharat sudah sangat menegenal tanaman gambir. Bahkan, bisa disebut mereka dekat dan akrab bahkan sudah bersahabat dengan komoditas yang satu ini. Jadi tanaman gambir bukan lagi tanamann baru bagi anak negeri. Sejak kakek moyang mereka sudah paham sekali bagaimana membudidayakan tanaman gambir.

Aneka Guna

Tanaman gambir tumbuh subur di daerah pada ketinggian 200 – 800 meter di atas permukaan laut. Mulai dari tanah yang bertopografi agak datar sampai kelereng-lereng bukit. Tapi, tidak semeua daerah di tanah air yang kondisinya sama cocok untuk ditanami gambir. Berdasarkan penelitian, Cuma di Pakpak Bharat dan di Kabupaten 50 Kota dan di Desa Siguntur Muda Kecamatan Koto XI Pesisir Selatan (Sumatera Barat) saja yang diakui pasar dunia sebagai penghasil gambir paling bermutu.

Sama denegan jahe, Cuma jahe darin Simalungun sajayang dinilaiu pasar dunia sebagai jahe berkualitas nomor wahid. Sedangkan kopi, Cuma dari Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan saja yang diuanggap bermutu tinggi. Meski pun, banyak pedagang dari Simalungun dan Dairi yang membawa kopinya terlebuh dahulu ke Lintongnihuta. Dari sanalah kemudianb diekspor dengan lebel Kopi Lintong.

Gambir adalah ekstrak air panas dari daun dan ranting tanaman gambir yang disedimentasikan kemujdian dicetak dan dikeringkan. Bentuk mcetakannya biasanya selinder, mirip dengan cetakan gula merahj yang dibuat banyak orang di kampung-kampung. Warnanya coklat kehitaman. Produk ini dinamakan betel bite atau plan masala. Ada juga yang meneyebutnya sebagai catechu, gutta gambir, catechu pallidum.

Entah apa pun namanya, yang pasti gambir memiliki banyak manfaat. Di tanah air misalnya, digunakan sebagai komponen menyirih. Dan orang kita, sejak dulu kala sudah mengenal menyirih, mulai Sabang sampai Marauke. Bahkan, menyirih dan sirih, di tanah air kita ini memiliki makna magis dan mistis. Bahkan,dalam kehidudpan sehari-hari menyirih digunakan sebagai lambang pergaulan. Dalam proses adat juga, ada beberapa suku di tanah air yang tidak bisa didlaksanakan kalau tak ada siurih.

Gambir ddiyakini merangsang keluarnya getah empedu, sehingga membantu proses diperut dan usus.  Fungsi gambir lainnya, digunakan sebagai campuran obat seperti obat luka bakar, obat sakit kepala, obat diare, obat kumur, disentri, sariawan serta obat sakit kulit.

Belakangan, gambir pun digunakan untuk menyamak kulit dan bahan pewarna tekstil. Juga perekat kayu lapis atau papan partikel. Bila gambir yang diekspor digunakan sebagai bahan baku utama perekat kayu lapis di dalam negeri, baru akan memenuhi kebutuhan tiga pabrik kayu lapis yang berkapasitas 5000 – 6000 m3/ bulan. Hal ini masih tetap terlalu sedikit dibannding kebutuhan  pabrik kayu lapis dan papan partikel yang ada di Sumatera.

Di Sumnatera Barat, sebagai daerah penghasil gambir terbesar di tanah air,sampai sekarang ada 13.423 hektar tanaman gambir yang produksinya 8067 ton per tahun. Ada 3571 unit usaha pengolahan gambir disana dengan tenaga kerja 6908 orang dan investasi Rp 1.029.614.000,00. Hampir 98 persen prodduksi gambir Sumatrera Barat diekspor, dan sisanya dikomsumsi di dalam negeri.

Maka , berbahagialah kiranya anak negeri Pakpak Bharat dengan bupatinya sekarang yang memahami apa yang diinginkan rakyatnya. Kalau program Pemkabnya ddilakukan secara berkesinambungan, bukan tidak mungkin daerah itu akan makmur sejahtera meski Cuma karena gambir. Kelihatannya sederhana. Tapi sesungguhnya amat bermakna.



Pematangsiantar, 29 April 2011


Ramlo R Hutabarat
HP : 0813 6170 6993
Email : ramlo.hutabarat@yahoo.com
as
http://ramlohutabarat.blogspot.com/2011/04/gambir-di-pakpak-bharat.html

___________________________________________________________________________________________




Pakpak Bharat Segera Miliki BUMD Gambir

PAKPAK BHARAT- Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi rakyat, Pemkab Pakpak Bharat melalui instansi terkait mendirikan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yakni Perusahaan Daerah Pakpak Agro Lestari (PD PAL).

Hal tersebut disampaikan Kadis Perindagkop melalui Kabag Humas Kastro di ruang kerjanya, Selasa (27/3).
“Untuk mengantisipasi dan meminimalisir permasalahan terkait perekonomian serta mendorong terciptanya peningkatan pertumbuhan daya saing dalam usaha pertanian dan pengolahan hasil pertanian di Kabupaten Pakpak Bharat, maka pada tahun anggaran 2011 telah dibentuk Badan Usaha Milik Daerah, yaitu Perusahaan Daerah Pakpak Agro Lestari” terang Kastro.
gambir pakpak image
gambir pakpak
Lebih jauh disampaikannya, tugas pokok yang akan dilaksanakan PD PAL adalah membina, mengelola, menyelenggarakan dan mengembangkan kegiatan dibidang usaha-usaha ekonomi produktif yang diarahkan kepada pelayanan masyarakat, pemberian jasa dan perolehan laba berdasarkan prinsip -prinsip dan fungsi-fungsi sebagai suatu perusahaan dengan tujuan menyelenggarakan kegiatan usaha yang profesional sesuai peraturan perundang-undangan.

“Untuk sementara waktu, PD PAL bakal mengelola dan mengembangkan komoditi gambir,” ujarnya. (mag-14)

No comments:

Post a Comment