Tuesday, May 1, 2012

Curahan Hati Seorang Produsen Kopi Sidikalang


Curahan Hati Seorang Produsen Kopi Sidikalang

 

Pak Aritonang seorang petani sekaligus pembuat kopi Robusta Sidikalang, Sumatra Utara. Ketika tim ACI Sumatra Utara 2 datang Rabu (29/09) mengunjungi tempat memproduksi dan menjual kopi, pak Aritonang bercerita banyak tentang usahanya dan kehidupnnya. Dan tidak lupa juga beliau menceritakan kepada kami tentang cara pembuatan kopi dari masih biji kopi sampai sudah menjadi bubuk kopi yang siap untuk dijual.

Usaha pembuatan kopi Robusta sudah dilakukannya sejak tahun 1970 dan bertahan sampai sekarang. Dari pintu masuk depan sudah terlihat papan nama usahanya yang bernama Kopi Sidikalang Ida, nama tersebut adalah nama adik dari Pak Aritonang. “Ini sebenarnya usaha keluarga yang sudah dari dulu dijalankan” ucap pria yang mempunyai 3 anak. Dari usahanya ini beliau sudah bisa menyekolahkan anak-anaknya, satu sudah jadi sarjana dan sisanya masih kuliah.

“Namanya juga usaha kecil atau home industry, jadi keuntungannya tidak seberapa” ungkapnya lebih lanjut. Ia mengatakan kalau sebenarnya ada niat untuk mengembangkan usahanya tetapi hal itu tidak dilakukan karena ia lebih senang dengan home industry dan dapat secara langsung terlibat dalam proses produksi kopi. Kesehariannya beliau ikut membantu ke tiga pegawainya dalam pembuatan kopi. Terkadang ia juga ke ladang untuk melihat kebu kopi miliknya bahkan terkadang ikut membantu memetik biji kopi.

Pernah suatu hari tempat usaha Pak Aritonang didatangi oleh wisatawan macanegara, mereka ingin mengetahui proses pembutan kopi dari masih biji sampai siap jual. Setelah mengetahui prosesnya wisatawan tersebut menawarkan kepada pak Aritonang untuk menyediakan kopi 200kg perhari dan akan dibayar 5000 rupiah perkilo lalu dieksport. Tapi tawaran itu ditolak oleh Pak Aritonang , karena beliau tahu begitu kopi miliknya diberikan kepada mereka maka otomatis harga yang akan dijual lebih mahal dari upah yang Pak Aritonang dapatkan jadi ia memilih tidak akan pernah menjualnya.

“Saya selalu berpesan kepada karyawan dan kepada anak muda yang pernah magang di tempat saya, kalau bisa besok jangan jadi pegawai jadilah kreator” ucapnya sembari menghisap sebatang rokok yang dipegang. Meskipun semua peralatan pembuatan kopi bubuk ia buat dan rakit sendiri, Pak Aritonang tidak ragu untuk bersaing dengan perusahaan kopi besar di Indonesia karena ia yakin kopi bubuk buatannya punya pasar sendiri. “Setiap orang punya rejekinya sendiri, tergantung bagaimana mensyukurinya” lanjutnya.

Sampai saat ini Pak Aritonang terus memproduksi usahnya ia mempunyai target dalam waktu 2 hari dapat menjadikan 200 kilo kopi bubuk. Beliau merupakan putra daerah Sumatra Utara, tidak pernah merantau keluar. Dari tatapan mata yang tajam Pak Aritonang mempunyai kegelisahan akan masa depan Indonesia, karena ia merasa orang-orang didaerah tidak begitu merasakan imbasnya pembangunan yang ada. Tetapi ia tidak mengambil pusing hal tersebut, yang ia lakukan saat ini adalah berusaha bagaimana membuat dapur tetap ngebul. Tak lama setelah itu Pak Aritonang mengakhiri pembicaraannya dan mulai membantu memproduksi kopi, pada saat itu pula tim ACI berpamitan untuk melanjutkan perjalanan kembali. (Calvin)


Sumber:

No comments:

Post a Comment