Tuesday, May 1, 2012

Bisnis Kopi Luwak Sidikalang Makin Menggiurkan


Bisnis Kopi Luwak Sidikalang Makin Menggiurkan

 

Rabu, 12 Januari 2011 10:49  
Medan(MedanPunya.Com) Prospek bisnis kopi luwak asal Sidikalang Kabupaten Dairi masih cerah seiring dengan tingginya permintaan konsumsi masyarakat dari luar bahkan pasar lokal. Dengan harga jual mencapai Rp 500 ribu perkg, pemasaran kopi yang dihasilkan dari kotoran musang ini dapat menembus pasar negara-negara Eropa.

Pengelolah kopi luwak di Kota Sidikalang, John M Sianturi mengatakan, permintaan kopi luwak masih bagus ditahun 2011 yang dalam sebulannya rata-rata bisa mencapai 500 kg.

"Sebenarnya permintaan bisa diatas 500 kg perbulan, tapi karena kita menggunakan sistem konservasi dalam menghasilkan kopi luwak ini, maka kita hanya bisa memenuhi sekitar 400 kg perbulan saja," ujarnya kepada wartawan.

Ia yang telah menjalankan usaha kopi luwak sejak 2007 lalu ini, menambahkan, kopi luwak yang dihasilkan diperoleh dari petani binaannya yang berjumlah sekitar 150 orang petani tergabung dalam Klinik Agribisnis Sukses Tani. Jadi, dengan sistem konservasi yang dilakukannya, biji kopi yang dihasilkan tidak terlalu banyak.

"Dari petani inilah, biji-biji kopi dikumpulkan dan diprosesnya untuk dapat dikonsumsi. Sebelum saya terjun pada bisnis kopi luwak ini, saya telah melakukan riset musang atau luwak selama tiga tahun. Itulah sebabnya saya sangat berkepentingan dengan konservasi musang yang termasuk hewan yang dilindungi. Dengan begitu, petani dapat menganggap musang sebagai sahabat yang harus dilindungi," ujar Jhon.

Menurutnya, produksi kopi luwak bisa saja ditingkatkan dari pihak lain diluar petani binaannya. Sebab, banyak pihak yang menawari produk kopi luwak baik seperti dari luar daerah penghasil kopi, namun tetap ditolak karena mengkhawatirkan kualitas kopi yang dihasilkan.

"Kopi luwak itu sangat eksklusif termasuk rasanya, jadi kita harus pertahankan ini sehingga tidak sembarangan mengambil kopi luwak dari luar. Untuk petani binaan kita saja, kopi yang didapat benar-benar disortir untuk menghasilkan kopi luwak yang berkualitas sehingga pasar tidak dirugikan," imbuhnya.

Selain itu, peningkatan permintaan kopi luwak Sidikalang ini, lanjutnya disebabkan mulai sadarnya masyarakat akan kopi luwak bermutu yang langsung diperoleh asli dari petani serta bersistem konservasi.

Dijelaskan Jhon, pengembangan Kopi Luwak dilakukan secara alami, di mana hewan Musang pemakan biji kopi itu tidak dipelihara tapi berasal dari kawasan hutan atau perkebunan yang berada di sekitar tanaman kopi di Dairi dan Pakpak Bharat.

Untuk masa panen kopi luwak sendiri, lanjut Jhon, sama dengan puncak panen kopi arabika atau kopi ateng yakni pada November. Jika panen, petani yang tergabung dalam kelompok bisa mendapatkan biji kopi luwak sebanyak 21 hingga 25 kg dalam perbulannya dan biji kopi yang dibayar hanya merupakan biji kopi luwak yang asli.

"Petani sudah kami ajarin untuk mendapatkan kopi luwak terbaik, karena saya menjamin keasliannya dan itu yang membuat kopi luwak Sidikalang ini diterima oleh pasar luar negeri," tuturnya.

Untuk harga biji kopi luwak saat ini dijualnya dengan harga sekitar Rp 500 ribuan perkg dan bubuk kopi luwak harganya Rp 1,2 juta perkg dari sebelumnya berkisar rp 1 juta perkg. Sementara pemasaran kopi luwak sekitar 90% dikirim ke luar negeri melalui pihak importir yang ada di Bali dan 10% memenuhi konsumsi masyarakat lokal.

"Kopi luwak ini banyak kita kirim ke pihak importir di Bali dan sebagian kecil untuk dipasarkan di dalam negeri," pungkas Jhon Sianturi.***mpc-mdn10


Sumber:

No comments:

Post a Comment