Tuesday, May 1, 2012

Air Terjun di Madina


Air Terjun di Madina


{ 16 Desember 2009 @ 00:24 }
Pasti banyak di antara penduduk Panyabungan, Mandailing Natal, Sumatera Utara bahwa di daerah Panyabungan ternyata ada sebuah air terjun yang sangat indah. Tempatnya berada sekitar perjalanan 4 jam perjalanan dengan berjalan kaki dari desa Gunung Tua ke arah timur. Gunung Tua adalah sebuah desa yang berjarak sekitar 4 Km dari pusat Kota Panyabungan. Orang yang sudah tahu, sering mengatakan air terjun ini dengan nama Sampuran Siarimo.

Saya pernah ke sana disaat masih duduk di bangku SMA sekitar tahun 1989. Waktu itu telah berlalu 20 tahun. Ketika itu saya bersama teman-temanku yang bernama M. Syafii, yang sekarang sudah jadi seorang Polisi, kemudian Hamzah, yang sekarang sudah bekerja di Jasa Raharja, Alkap yang sekarang sudah menjadi seorang pengacara, dan saya sendiri
sebagai seorang pengusaha hingga saat ini.

Waktu itu kami mempersiapkan seluruh yang kami butuhkan dalam penjelajahan menuju air terjun yang bernama Sampuran Siarimo itu. Kami mempersiapkan makanan, tali dan perlengkapan P3K dan yang lainnya. Sebab semua ini sangat diperlukan karena rumitnya medan yang akan dilalui untuk ke sana.

Pada saat itu kami berangkat ke sana pada pukul 9 pagi. Mulanya kami melintasi persawahan yang amat luas yang terdapat di desa Gunung Tua, Mandailing Natal. Ketika daerah persawahan sudah kami lewati, kami terus mendaki ke daerah perkebunan karet. Setelah perkebunan karet masyarakat telah kami lalui, kamipun mulai berada di daerah hutan belantara. Yang nampaknya belum dijamah penduduk pada saat itu. Hutannya basah dan masih sagat alami sekali. Bahkan dalam perjalanan itu, kami banyak melihat jenis-jenis tanaman yang belum pernah kami temui sebelumnya. Kami juga menemukan jejak kaki harimau dan juga kotoran tahi harimau di daerah itu. Tapi semua itu tidak menyurutkan niat kami untuk menjelajah ke daerah air terjun Siarimo itu yang memang sudah menjadi tujuan kami. Di dalam perjalanan ini, kami sempat berhenti di sebuah puncak bukit, yang mana dari pucak ini, kami bisa memandang Kota Panyabungan Madina dengan bebasnya. Panyabungan yang luas, amat jelas kelihatan semuanya. Sangat menarik untuk menjelajah ke daerah ini. Tapi yang saya herankan, saya jarang menemui orang Panyabungan yang sudah pernah ke daerah ini.

Baik orang-orang tinggal di sekitar Panyabungan seperti Huta Siantar, Mompang, Aek Orsik, Ipar Bondar, Panyabungan Julu, Panyabungan Jae, Sigalapang, Kayu Jati, semuanya hampir tidak mengetahui. Apalagi orang yang berdomisili agak jauh dari Panyabungan, tentu tak akan tahu lagi. Mungkin karena jaraknya yang amat jauh, sehingga susah untuk menjangkaunya, dan membuat tidak begitu banyak orang yang pergi hiking ke daerah itu. Di perjalanan itu, kami sempat juga menelusuri sungai, yang banyak kami temukan lubuk-lubuknya. Seperti Lubuk Sigaja, lubuk Sitakar, entah apa lagi nama-namanya. Tapi yang jelas semuanya sangat menyenangkan. Air terjun Siarimo ini tidak terlau besar, tapi inilah satu-satunya air terjun yang pernah saya temui di sekitar Panyabungan, Madina. Semua ini saya tulis hanya karena saya ingin memberi tahu pengalaman saya, semoga air terjun yang pernah saya kunjungi bersama teman-temanku pada saat itu bisa dikenal orang-orang sekarang.


Sumber:

No comments:

Post a Comment