Tuesday, May 1, 2012

Peluang usaha buah strawberry


Peluang usaha buah strawberry


Mei 27, 2009
Siapa yang tidak mengenal buah strawberry? Di lembah gunung Sibayak, buah segar berwarna merah ini telh dibudidayakan. Kilauan indah si “mutiara merah“ dari Desa Doulu, Kecamatan Brastagi, Kabupaten Tanah Karo, itu sangat menggoda selera.

Kita tidak perlu ragu untuk mencicipi strawberry ini,sebab strawberry ini adalah strawberry oraganik yang dibudidayakan oleh para petani yang tergabung dalam kelompok Cevarina Ekologis, strawberry ini sangat aman dan bebas dari unsur kimia.


Kebun strawberry milik Posman Surbakti ini berada di sebidang tanah berukuran 40 x 20 meter dan dapat menghasilkan buah strawberry dengan buah unggul serta produksi yang optimal. “Strawberi segar yang tumbuh dari kebunnya boleh dibilang layak untuk menembus pasar ekspor,” kata Sofyan Tan, Ketua Yayasan Ekosistem Lestari (YEL), yang sengaja datang jauh-jauh dari Medan bersama tim ESP-USAID hanya untuk melihat panen strawberry hasil pertanian ekologis itu.

Dia yakin, jika pertanian ekologis strawberry ini dikembangkan dengan serius, akan muncul harapan baru bangkitnya investasi pertanian dan agrowisata di Tanah Karo.

Saat ini, beberapa petani serius untuk menggeluti budidaya strawberry organik itu yang tergabung dalam kelompok Cevarina Ekologis. Kelompok ini tidak menggunakan unsur kimia dalam pembudidayaannya. Dan mengganti pestisida dan pupuk kimia dengan bahan-bahan organic.
Kualitas ini dihargai tinggi oleh pasar, hingga mencapai Rp 40.000 per kilogram, lebih tinggi ketimbang strawberry non organik yang dijual seharga Rp 30.000 per kilogram. Kualitas baik, harga jual tinggi, namun biaya produksi kecil menjadi buah unggul yang kompetitif. Sebuah terobosan bagi pertanian sayur-mayur dan buah-buahan Tanah Karo yang lesu darah akibat melonjaknya harga pestisida dan pupuk kimia.

Dalam kurun satu bulan panen perdana, para petani berhasil mengembangkan tanaman strawberry organik lebih dari 20ribu batang, dari jumlah seluruhnya hanya sebanyak 3000 batang yang sudah di panen.

Untuk biaya produksi sekitar 5000 ribu batang strawberry posman mengeluarkan sebesar Rp 498.000, Ia menggunakan pupuk alami dan bahan pestisida nabati dari limbah organik dan bahan alami yang ada di sekitarnya seperti limbah rumah tangga, kotoran hewan, air kelapa dan air biasa yang diramu dalam satu drum.


Dengan 60% kemampuan produksi, keuntungan bersih yang bisa mereka peroleh di awal masa panen 3.000 batang sebesar Rp 1,8 juta. Bila dengan asumsi yang sama, maka panen beberapa minggu mendatang untuk total 5.000 batang strawberry akan mencapai Rp 2,98 juta setiap bulan.
Angka ini didapat bila penjualan produk strawberry bertahan di angka Rp 40.000 per kilogram. Bisa dikalkulasi, berapa besar lagi margin profit jika curah hujan rendah. Tentunya pada musim kemarau.


Sumber:

No comments:

Post a Comment