Menhut: Hutan Sumut kritis
Saturday, 26 February 2011 00:57
ANGGRAINI LUBIS
Redaktur Ragam
WASPADA ONLINE
(Istimewa)
MEDAN - Hutan merupakan paru-paru dunia. Namun, keberadaannya kurang mendapat perhatian karena masih terjadinya pembalakan liar, serta kurang pedulinya masyarakat atas keberadaan hutan itu.
Akibatnya, semakin hari keberadaan hutan semakin berkurang, termasuk di Sumatera Utara sendiri.
Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan, mengakui kalau keberadaan hutan di Sumut sudah mencapai tahap kritis. "Bahkan, sejak tahun 2000 pemerintah sudah menyatakan kawasan hutan di Sumut kritis,” tegas Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan, kepada Waspada Online, hari ini.
Zulkifli mengatakan, hutan kritis itu hampir terjadi di seluruh kabupaten/kota di Sumut. Semua itu diakibatkan pencurian kayu, kebakaran hutan dan sebagainya.
Menhut mencontohkan, seperti kerusakan hutan di kawasan Danau Toba. “Akibatnya, debit air Danau Toba berkurang setiap tahunnya," kata Zulkifli.
Danau Toba, kata Zulkifli, bukan hanya kebanggaan masyarakat Sumut tetapi juga Indonesia. "Kita harus memelihara dan menjaganya secara bersama-sama agar tetap lestari,” katanya.
Zulkifli menjelaskan, jika pepohonan banyak yang ditebang akan berdampak terhadap daya serap air. Sehingga debit air menjadi turun karena tidak tersimpan.
Sumber:
Untuk itu, kata Zulkifli, pihak Kementerian Kehutanan akan melakukan rehabilitasi besar-besaran, dan juga membangun kebun bibit rakyat yang mampu menghasilkan dua juta bibit perbulan. “Kita lakukan reboisasi secara bersama," ujarnya.
Berdasarkan data Dinas Kehutanan Sumatera Utara, sekitar 30 persen lahan hutan di Sumut sudah dalam tahap kritis. Sementara berdasarkan SK Menhut No.44/2005 tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi Sumatera Utara, luas kawasan hutan di Sumut mencapai 3,74 juta hektar.Editor: SATRIADI TANJUNG(dat02/wol)
No comments:
Post a Comment