Tuesday, May 1, 2012

Mahasiswa FKH UGM Temukan Obat Diabetes dari Labu Parang


Mahasiswa FKH UGM Temukan Obat Diabetes dari Labu Parang

11 Juli 2011 | 08:29 wib
Yogyakarta, CyberNews. Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM, Muhammad Rijki, berhasil mendapatkan penghargaan Alltech Young Scientist Award temuannya akan adanya kandungan tertentu pada tumbuhan labu parang yang dapat dimanfaatkan untuk mengobati penyakit diabetes mellitus tipe 2.

Penyerahan penghargaan berupa medali dan piagam, diserahkan langsung oleh General Manager PT Alltech Biotechnology Indonesia, Drh Isra Noor MM, di ruang seminar FKH UGM. Disaksikan Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Kerja Sama dan Alumni FKH UGM drh Setyo Budhi MP.

Kepada wartawan, Rijki menuturkan labu parang mengandung senyawa saponin dan flavanoid, yang keduanya berkhasiat menurunkan kadar glukosa darah dan memperbaiki sel beta pancreas untuk menghasilkan insulin kembali. "Bahan-bahan ini terkandung dalam labu itu," kata pria asal Sukabumi Jawa Barat tersebut.

Berdasarkan hasil penelitiannya, kandungan saponin secara signifikan menurunkan glukosa darah. Meski percobaan itu dilakukan pada tikus, namun dia melihat hasil yang cukup menggembirakan. Dari hasil pengukurannya, semakin tinggi dosis saponin, maka akan secara signifikan menurunkan kadar glukosa.

Menurutnya, untuk mengobati penyakit diabetes pada manusia, diperlukan 400-800 gram labu parang yang telah diekstraksi untuk dikonsumsi tiap hari. Namun bila itu terlalu repot, Dia menyarankan labu parang bisa dikonsumsi secara langsung dengan cara diblender. "Saponin larut dalam air, jika dimasak maka kadar saponin akan berkurang," katanya.

Mahasiswa semester delapan itu mengaku munculnya ide menggunakan labu parang tersebut berawal saat dirinya sedang mengisi liburan kuliah di kampung halamannya, Desa Caringin, Suka Bumi, Jawa Barat. Menyaksikan banyaknya petani yang budidaya labu parang, dia pun tertarik untuk mencoba cari informasi tentang khasiat labu itu. Ia juga mengumpulkan materi dari internet sebagai bahan pembelajarannya.
"Semoga dengan temuan ini, produksi labu parang semakin bertambah," kata anak ke-5 dari 8 bersaudara itu. 

Setyo Budhi mengaku gembira dengan penghargaan yang didapatkan oleh Rijki. Menurutnya, penghargaan itu semakin menambah motivasi bagia mahasiswa FKH lainnya untuk mendapatkan penghargaan yang sama. "Prestasi ini sebagai tolak ukur atas keberhasilan pembelajaran yang diterapkan selama ini," ungkapnya

General Manager PT Alltech Biotechnology Indonesia, Isra Noor, mengatakan Rijki merupakan satu-satunya mahasiswa dari Jurusan  Kedokteran Hewan yang berhasil meraih penghargaan itu. "Tahun ini banyak dari Jurusan Peternakan dan mahasiswa Pascasarjana," tambahnya.

( Bambang Unjianto / CN33 / JBSM )

No comments:

Post a Comment