Tuesday, May 1, 2012

KEMENYAN TAPANULI UTARA: KOMODITI ANDALAN YANG KURANG DIMINATI


KEMENYAN TAPANULI UTARA: KOMODITI ANDALAN YANG KURANG DIMINATI


LAPORAN UTAMA 
Kabupaten Tapanuli Utara. Bahkan daerah ini tercatat sebagai penghasil kemenyan terbesar di dunia. Namun kini produksinya baik secara kuantitas maupun kualitas masih rendah akibat kurangnya minat petani dan sistem pengelolaan yang masih tradisional .

Mendengar kata kemenyan, biasanya pikiran kita tertuju pada hal-hal yang berbau mistik. Tidak salah memang, karena kemenyan terutama di pulau Jawa dan Bali banyak digunakan sebagai pelengkap sesaji dalam ritual yang berhubungan dengan dunia gaib. Namun, sebenarnya masih banyak kegunaan kemenyan, tidak sekedar ritual beberapa suku tertentu saja. Di lingkungan masyarakat suku Jawa, kemenyan juga sering digunakan sebagai pengharum rokok kretek, mereka menyebutnya kelembak menyan. Sedangkan di sektor industri, kemenyan dipergunakan sebagai bahan baku kosmetika dan bahan pengikat parfum agar keharumannya tidak cepat hilang. Kemenyan berguna pula sebagai bahan pengawet dan bahan baku farmasi/obat-obatan. Di samping itu kemenyan dapat dipakai pula sebagai bahan campuran dalam pembuatan keramik agar lebih kuat dan tidak mudah pecah. Bahkan di negara-negara Eropa kemenyan digunakan sebagai bahan campuran pada pemanas ruangan.

Tanaman kemenyan termasuk dalam ordo Ebanales, famili Styracaceae dan genus Styrax spp. Terdapat dua jenis tanaman kemenyan yang diusahakan dan bernilai ekonomis yang tumbuh tersebar terutama di Tapanuli Utara. Masyarakat setempat menyebutnya Haminjon Toba (Styrax paralleloneurum) dan Haminjon Durame (Styrax benzoin).

Pohon kemenyan memiliki ukuran sedang sampai besar dengan diameter antara 20-30 cm dengan tinggi mencapai 20 hingga 30 meter. Berbatang lurus dengan percabangan yang sedikit dan kulit batang berwarna kemerahan. Kemenyan berdaun tunggal yang tersusun spiral dan berbentuk oval, bulat memanjang dengan ujung daun meruncing. Buah kemenyan berbentuk bulat dan lonjong dengan ukuran yang agak kecil. Biji berwarna cokelat terbungkus dalam daging buah yang tebal dan keras.

Tempat tumbuh tanaman kemenyan bervariasi yaitu mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi pada ketinggian 60 hingga 2.100 meter di atas permukaan laut. Tanaman kemenyan tidak memerlukan persyaratan yang istimewa terhadap jenis tanah. Dapat tumbuh pada tanah podsolik, andosol, latosol, regosol dan berbagai asosiasi lainnya mulai dari tanah yang bertekstur berat sampai ringan dan tanah yang kurang subur sampai yang subur. Jenis tanaman initumbuh pada tanah yang berporositas tinggi sehingga mudah meresapkan air.

Kemenyan di Indonesia terutama dihasilkan dari daerah Tapanuli Utara. Kabupaten Tapanuli Utara tercatat sebagai penghasil kemenyan terbesar di dunia. Menurut MRP Lumban Tobing, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tapanuli Utara, setiap tahunnya kabupaten ini menghasilkan kemenyan sekitar 4 ribu ton dari lahan sekitar 30 ribu hektar yang ditumbuhi tanaman kemenyan.

Kemenyan di Tapanuli dikenal dengan nama haminjon. Tanaman ini sudah banyak diusahakan oleh masyarakat karena dapat menjadi sumber pendapatan sampingan selain usaha pertanian. Namun masyarakat masih mengusahakan tanaman kemenyan ini secara tradisional. Belum banyak masyarakat yang melakukan upaya budidaya secara intensif sehingga tanaman ini dapat dijadikan penghasilan utama.

Sebenarnya, Balai Pengelolaan DAS Asahan Barumun Sumatera Utara sudah memberikan informasi bagaimana caranya membudidayakan tanaman kemenyan agar dapat tumbuh dan diperoleh hasil yang baik. Sebagaimana informasi yang diperoleh MKI, pembudidayaan tanaman kemenyan tidaklah sulit. Pada upaya pembibitan, benih kemenyan yang dipilih dikumpulkan dari pohon induk yang terseleksi dan telah diketahui kualitasnya. Pohon induk yang dipilih adalah pohon yang memiliki getah kemenyan yang banyak dan baik, bebas hama dan penyakit, berbatang lurus dan silindris, tajuk normal dan bagus, cabang sedikit dan memiliki tinggi bebas cabang yang optimal. Buah yang dipilih sebagai sumber benih adalah buah yang sudah masak dengan warna coklat tua. Ada baiknya buah yang dipilih adalah buah yang sudah jatuh tetapi kondisinya masih baik dan tidak diserang ulat sehingga menjadi rusak.

Pengadaan bibit dapat dilakukan melalui persemaian, pencabutan dan anakan alam, stump, stek serta kultur jaringan. Persemaian merupakan cara yang mudah dan umum dilakukan yaitu dengan menabur benih/biji yang sudah dibersihkan di bedeng tabur, kemudian apabila sudah tumbuh dipindahkan ke dalam polybag sebelum ditanam.

Untuk bibit yang diperoleh dari anakan, biasanya didapatkan dari buah yang jatuh di sekitar pohon induk yang kemudian tumbuh secara alami. Anakan ini dapat menjadi sumber bibit dengan memilih tanaman yang tumbuh sehat dan normal. Sedangkan pembibitan dengan stump, stek dan kultur jaringan masih belum umum dilakukan terutama oleh masyarakat. Saat ini sistem itu masih dalam penelitian untuk dikembangkan.

Selanjutnya untuk melakukan penanaman, hal yang harus diperhatikan adalah tanaman kemenyan harus ditanam menggunakan naungan, karena tanaman kemenyan mempunyai sifat toleran yaitu tumbuh di bawah tegakan pohon. Penanaman dilakukan pada musim hujan dengan sistem campuran dengan tanaman lain seperti pinus, durian atau kaliandra. Sebelum dilakukan penanaman sebaiknya dilakukan persiapan lapangan seperti pembersihan jalur tanam dan membuat lubang tanam dengan jarak tanam yang sesuai dengan kondisi tanah dan kelerengan lokasi tumbuh.

Setelah dilakukan penanaman perlu dilakukan upaya pemeliharaan. Kegiatan pemeliharaan yang biasa dilakukan agar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan optimal adalah penyiangan, pendangiran, penyulaman, pemupukan, penjarangan dan perlindungan tanaman dari hama dan penyakit. Kegiatan ini dilakukan pada tahun pertama, kedua dan ketiga. Penjarangan perlu dilakukan khususnya untuk tanaman pelindung dengan tujuan memberi ruang tumbuh kepada tanaman kemenyan karena pada saat tanaman kemenyan sudah tumbuh membesar tanaman ini membutuhkan banyak sinar matahari.

BP DAS Asahan Barumun juga memberikan gambaran bahwa secara ekonomis tanaman kemenyan dapat dijadikan sumber pendapatan yang menjanjikan dengan pengelolaan yang tidak rumit. Dalam areal seluas 1 hektar yang ditanami tanaman kemenyan beserta dengan tanaman lainnya seperti pinus dan durian, dengan asumsi jarak tanam 4 x 5 meter dengan jumlah tanaman kemenyan sebesar 50%, maka jumlah tanaman kemenyan yang ditanam adalah 250 pohon. Panen yang dilakukan petani umumnya 2 kali dalam setahun dengan produksi getah rata-rata 0,5 kg per pohon. Dengan demikian jumlah produksi getah per hektar per tahun mencapai 250 Kg. Jika harga kemenyan dengan kualitas kelas dua dengan harga Rp 50 ribu/Kg maka pendapatan petani dalam setahun adalah Rp 12,5 juta/Hektar. Suatu pendapatan yang cukup berarti untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Belum lagi bila dihitung penghasilan dari tanaman lainnya. Apabila tanaman dikelola dengan teknik budidaya dan pemeliharaan yang lebih baik dan lebih intensif, maka pendapatan petani niscaya akan lebih baik lagi.

Lebih jauh Lumban Tobing mengungkapkan bahwa produk kemenyan dari Tapanuli Utara selain dipasarkan di dalam negeri, juga diekspor ke berbagai negara seperti Vietnam, Laos, Myanmar, Pakistan, India dan Singapura. Semua pemasaran produk kemenyan itu dilakukan oleh jaringan pedagang, sehingga petani tidak terlalu diuntungkan karena tidak mengetahui berapa patokan harga yang berlaku di pasar. Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara, bahkan telah dilakukan penjajagan langsung ke Singapura. Namun jaringan perdagangan kemenyan tersebut sulit ditembus, sehingga upaya untuk memasarkan langsung kepada negara-negara konsumen, masih menemui rintangan.

Diharapkan apabila pemerintah daerah dapat langsung memasarkan produk kemenyan langsung kepada negara-negara pembeli, maka harga di tingkat petani dapat ditingkatkan, sehinga para petani akan dapat merasakan secara langsung peningkatan harga tersebut. Ketidakjelasan harga kemenyan di pasar inilah yang selama ini menjadikan petani kurang meminati pembudidayaan kemenyan. Selama ini harga kemenyan di tingkat petani sepenuhnya ditentukan oleh para tengkulak atau pedagang yang langsung membeli kemenyan dari tangan para petani. µ (rd-ed)


Sumber:

No comments:

Post a Comment