Tuesday, May 1, 2012

Kebun Jeruk Tanah Sejarah


Kebun Jeruk Tanah Sejarah


Friday, January 1, 2010, 03:03 AM
Sumber: Tabloid Sora Sirulo edisi Juli 2008
ITA APULINA. SERDANG-BEDAGAI. Kebun jeruk, tanah seluas ±70 ha di Kelurahan Tebingtinggi Pertapaan (Serdang-Bedagai), adalah sejarah penting bagi Indonesia umumnya dan Karo khususnya. Di sana berdiri bangunan yang menghimpun makam Carel J. Westenberg-Munthe dan istrinya Negel Sinulingga bersama makam-makam keturunan mereka.

Pemakaman ini dapat ditelusur ulang ke hubungan Carel dan Negel serta peran Carel di masa kolonial sebagai controleur untuk Urusan-urusan Batak Merdeka dan nantinya sebagai Assiten-resident van Simalungun en Karolanden. Tidak hanya itu, tulisan-tulisannya mengenai Karo membawa penerangan tentang masyarakat Karo di masa itu.

            Ketika Carel mengadakan perjalanan jauh meninggalkan istri dan anak-anak, dia selalu mengirim surat kepada istrinya Negel (dalam bahasa dan aksara Karo). Diantara yang terbaca oleh antropolog Juara R. Ginting, yang dia dapat dari cucu Carel di Den Haag (Benno Westenberg), terkesan Carel sangat lembut kepada Negel.

Aku sangana i Kabanjahe ras Pa Mbelgah. Melawen sitek aku mulih. Ula kam meruntus, ya,” demikian salah satu isi suratnya yang dikirimnya lewat kurir ke Negel di Bangunpurba. Salah satu surat Carel kepada ibunya di Belanda memuji Negel dan menceritakan getirnya hidup Negel akibat pertikaian di dalam keluarga Sibayak Gunung Merlawan (Deliserdang) dan terbunuhnya turang Negel di pengungsian.

            Putra Carel dan Negel bernama Hans Westenberg-Munthe di tahun 1972 menerima hadiah Magsaysay (sejenis Nobel untuk tingkat Asia) atas perannya mengatasi masalah pangan di Indonesia.          Hans menerima tantiem di tahun 1950. Setelah pensiun (1956), dia membeli tanah seluas ±70 ha yang nantinya disebut Kebun Jeruk. Awalnya, dia mengembangkan berbagai tanaman pangan di sini (a.l. sorgum, kedele, padi dan jagung) sambil mengadakan percobaan-percobaan pertanian. Dari percobaan-percobaannya inilah dia menemukan padi bibit unggul PB5 dan PB8.

          “Disebut Kebun Jeruk karena bapak pernah mengembangkan jeruk garut dan jeruk siam puluhan hektar di sini,” tutur putranya Vincent kepada Sora Sirulo [14/7]. Kini, Vincent mengembangkan kelapa sawit (50 ha) dan selebihnya buah-buahan, tanaman pangan dan obat-obatan serta tambak ikan di Kebun Jeruk.

            “Saya mengenal banyak sarjana pertanian, terutama dari USU karena dulunya mereka mengadakan percobaan dan penelitian di sini,” kata Vincent kepada Sora Sirulo saat makan bersama di Kebun Jeruk Agustus tahun lalu, ketika Benno (cucu Carel) bersama putri dan cucunya datang membawa tanah kuburan Carel ke Kebun Jeruk.


Sumber:

No comments:

Post a Comment