Melirik Kegiatan Pasar Kemenyan Doloksanggul
INDAG Senin, 01 Nov 2010 10:14 WIB
MedanBisnis – Doloksanggul. Kemenyan merupakan salah satu mata pencaharian utama masyarakat Humbang Hasundutan. Kemenyan-kemenyan yang dihasilkan masyarakat di daerah ini kemudian dipasarkan di sentra perdagangan kemenyaan di Doloksanggul, wilayah eks pemekaran Tapanuli Utara.
Pasar kemenyan Doloksanggul yang berlokasi di Jalan Sisingamangaraja Onan Lama, biasanya melakukan aktivitas setiap hari Jumat sejak pukul 7.00 hingga pukul 13.00 WIB. Pedagang kemenyan datang dari berbagai kecamatan penghasil di wilayah Humbang Hasundutan, serta berbagai daerah lainnya seperti dari Tapanuli Utara dan Pakpak Bharat datang menjual kemenyan di pasar kemenyan Doloksanggul.
Karenanya tak heran, setiap hari Jumat, pasar kemenyan di Doloksanggul selalu disibukkan dengan aktivitas jual beli kemenyan. Di pasar ini, para pedagang kemenyan antar pulau selalu pula ramai datang untuk menampung kemenyan yang akan dijual kembali ke Pulau Jawa tepatnya Purwokerto atau Magelang.
Pada umumnya para penjual kemenyan yang datang ke pasar kemenyan Doloksanggul adalah para pedagang pengumpul yang kerap disebut dengan toke. Para toke itu mengumpulkan kemenyaan dari para petani di desa dan membawa hasilnya ke pasar Kemenyan Doloksanggul setiap Jumat. Namun demikian, tak sedikit juga para petani langsung membawa hasil panennya ke pasar.
H Manalu (53) salah seorang pedagang pengumpul dari Kecamatan Parmonangan, Tapanuli Utara mengatakan, kemenyan yang mereka bawa ke Doloksanggul adalah hasil pengumpulan seminggu dari para petani yang ada di Kecamatan Parmonangan. “Setelah dibeli terlebih dahulu kita bersihkan dan olah seadanya agar harganya bisa naik sedikit dari harga pembelian kami,” kata Manalu.
Disebutkan Manalu, agar bisa mendapatkan untung, pihaknya memang selalu melakukan penyesuaian harga pembelian dari petani dengan harga penawaran para pedagang penampung di pasar Doloksanggul. “Bila kita rasa harga penawaran sesuai, maka kemenyan yang kita bawa pun langsung dilepas. Dan jika tidak kita akan bawa kembali pulang untuk menunggu harga yang pas,” tambah Manalu.
Kegiatan perdagangan kemenyaan di pasar kemenyan Doloksanggul ini sendiri tergolong unik, karena antara pembeli dan penjual ada juga pihak ketiga yang disebut dengan pandomudomui (penyesuai harga-red) yang berfungsi membagi perbedaan harga antara penjual dan pembeli.
Pandomu-domui tersebut juga toke kemenyan yang belum atau sudah laku barangnya. Bila kemenyaan laku kepada toke, maka mereka akan mendapat imbal jasa yang biasa disebut uang domu-domu dari pembeli atau penjual. Di pasar kemenyan Doloksanggul juga ada bisnis kilo, di mana setiap kemenyan yang laku akan ditimbang di kilo tersebut dan untuk setiap penimbangan dibayar Rp2 ribu. ( ck 01)
Sumber:
No comments:
Post a Comment