Monday, March 12, 2012

Serba Serbi dan Keunikan Subulussalam dan Aceh Singkil


Serba Serbi dan Keunikan Subulussalam dan Aceh Singkil

sejarah kota subulusaslam dan aceh singkil
serba serbi kota subulussalam dan acehsingkil
Makna kata singkil, singkil asal katanya Sekel yang artinya MAU *. Oleh sebab itu suku Singkil mudah untuk menyesuaikan diri dengan suku yang lain. Oleh Sebab itu Di Singkil sendiri terdapat banyak Suku-suka. Atau boleh juga dikatakan bahwa orang Singkil Adalah Orang yang sangat netral terhadap suku yang lain.
Penduduk dalam wilayah Kabupaten Aceh Singkil secara garis besar dapat dikelompokkan berdasarkan asal-usulnya, walaupun sekarang ini sudahsamar (tidak kentara lagi).
Ada beberapa etnis awal atau asal dari penduduk yang menetap di wilayah Singkil, dan dengan penelusuran jejak asalnya secara global maka terdapat berbagai etnis didalamnya yaitu : Etnis Aceh, Etnis Batak, Etnis Minangkabau, Etnis Nias, dan Etnis-etnis lainnya dalam jumlah kecil.
Pengelompokan ini didasarkan karena dari setiap etnis masih dapat dirinci asal muasal etnis tersebut datang ke Singkil.Faktor-faktor yang menjadi tujuan utama etnis-etnis tersebut datang ke wilayah Singkil adalah karena faktor ekonomi serta faktor-faktor sekunder lainnya.
Etnis Aceh

Dimasa yang lalu kelompok etnis Aceh ini terkelompokkan dalam komunitas wilayah tertentu. Diantarakomunitas Aceh yang ada di wilayah Singkil adalah di Kuala Baru.
Budaya etnis Aceh berada dalam kehidupan bersama di kelompok yang telah ada acuan kebersamaannya. Kelompok ini dipimpin oleh seoarang yang berwibawa dan terpandang. Tetapi pimpinan ini tidak lantas menjadi pimpinan yang absolut. Pemimpin etnis ini ditunjuk untuk mengurus soal adat (kepala adat), yang sangat erat hubungannya dengan pemerintahan, ekonomi, politik dan kegiatan masyarakat lainnya. Pemimpin didampingi oleh pemuka agama atau imam, yang menuntun kehidupan keagamaan. Hukum yang dibuat oleh pimpinan dan masyarakat harus sesuai dengan hukum agama. Oleh karena itu kedudukan seorang pimpinan keagamaan sama dengan pimpinan kelompok.
Keadaan ini sama antara gampong (kampung), kerajaan besar atau kecil. Tradisi ini memungkinkan adanya kerajaan kecil yang muncul di Kabupaten Aceh Singkil pada waktu yang lalu, atas inisiatif etnis Aceh.
Sistem kemasyarakatan etnis Aceh adalah menurut garis keturunan Ayah dan juga Ibu. Perpaduan patrilineal dan matrilineal ini dalam hubungan kekerabatan yang mengakibatkan terjadinya pembauran etnis ini dengan etnis lainnya sehingga terjadinya asimilasi sehingga menumbuhkan bentuk ke-Singkil-an suku. Terlebih lagi mencairnya pemisahan antara berbagai etnis maka terjadilah perkawinan antar etnis yang memunculkan kehidupan harmonis saling menghargai serta timbulnya rasa kesatuan wilayah SINGKIL dan bahasa pergaulan tidak mutlak lagi dengan menggunakan bahasa Aceh.
Etnis Batak
Wilayah Singkil merupakan bagian dari wilayah Aceh secara keseluruhan, tetapi wilayah Singkil pada masa yang lalu jauh lebih sulit untuk dicapai atau didatangi oleh masyarakat /penduduk Aceh lainnya. Hal ini disebabkan karena adanya kendala-kendala hubungan, keterikatan pada adat istiadat dan kendala lainnya yang menyebabkan perpindahan penduduk dari etnis Aceh ini menjadi sedikit. Kendala utama yang menjadi penghambat utama masuknya etnis Aceh ini adalah karena faktor keadaan alam Singkil pada masa lalu.
Sebaliknya dari etnis Batak kendalanya lebih kecil, dan didorong untuk mendapat kehidupan yang lebih baik karena keterbatasan tanah suku (adat) yang ada didaerah asalnya yang menyebabkan lebih mudahnya mereka datang ke wilayah Aceh Singkil.
Terjadinya perpindahan penduduk (migrasi) dari daerah wilayah Batak telah berlangsung sejak lama. Migrasi etnis Batak ini datang dengan cara berkelompok di suatu lokasi yang kemudian menjadi Huta atau Kota/Kampung. Tradisi etnis batak, marga pertama yang membuka huta adalah yang menjadi penguasa daerah itu.Pendatang baru yang datang kemudian akan menempati daerah yang bertetangga dengan penduduk yang datang sebelumnya, sehingga tersusun suatu tatanan kemasyarakatan yang telah dihuni oleh masyarakat batak diatas.
Daerah yang telah ditempati diatas diatur oleh raja setempat, seperti Raja Penyusunan Bulung merupakan raja yang menguasai pemerintahan Huta, Raja Torbin Balok yang berkuasa di daerah tetangga Raja Penyusunan Bulung. Kedua kerajaan saling mengakui kekuasaan masing-masing, sampai akhirnya kerajaan-kerajaan ini mengembangkan kekuasaan ke daerah lain dan membuat sistem pemerintahan yang lebih teratur di daerah masing-masing.
Etnis Batak Merupkan Etnis Mayoritas di Subulussalam dan Aceh Singkil. Untuk lebih dalam lagi, Etnis Batak ini sendiri terbagi menjadi dua bagian yaitu: Suku Pakpak dan Suku Boang.
Untuk membedakan dua bagian ini kita bisa kita simak sebagi berikut :
Suku Boang adalah mereka yang pada awalnya yang Tinggal di Daerah Aliran Sungai (DAS). Walaupun saat ini mereka sudah menyebar ke daerah perkotaan. Ada juga yang mengatakan inilah penduduk asli AcehSingkil. Ini bisa kita baca dan ditelusuri dari segi bahasa ada persamaannya dengan penduduk AcehTenggara. Menurut Uanku yang baru saja meninggal, dahulu kala memang orang menuju arah medan harus melalui sungai alas Aceh Tenggara atau Kuta Cane setelah itu baru kemudian menggunakan jalu darat menuju karo terus kemedan tapi berita ini masih simpang siur.
Sedangkan Batak Pakpak adalah Mereka yang tinggal lebih dekat ke daerah perbatasan Sumut. Walaupun begitu ada juga Suku Papkpak yang tinggal di daerah kota.
Adapun perbedaan yang jelas terlihat adalah dari segi bahasa yang di gunakan oleh mereka. Bahasa Pakpak pengucapan konsonan ‘R’ sedangkan dalam Bahasa Singkil diucapkan secara uvular sebagai ‘Kh’. Misalnya Orang Pakpak Mengucapkan ROH KE WEH. Dan orang Boang Mengucapkan KHO KENE KAUM. Atau arti sopannya dalam basasa Indonesia adalah Selamat Datang.
Etnis Batak biasanya memakai marga di ujung nama mereka. Walaupun begitu saat ini sudah banyak yang tidak memakai marga di ujung nama mereka, namun mereka berpegang pada silsilah.
Walaupun ada perbedaan seperti itu kedua suku mayoritas yang ada di Aceh Singkil dan Subulussaam, namun mereka tetap hidup harmonis dan tidak pernah mempermasalahkan suku antara satu dengan yang lain.
Etnis Minangkabau
Etnis ini lebih lazim disebut orang Padang. Migrasi etnis ini lebih di dorong oleh faktor dagang. Orang Padang terkenal sebagai pedagang ulung dan gigih. Kedatangan etnis ini ke wilayah Singkil berdagang membawa barang kebutuhan penduduk dan juga merupakan penjaja jasa seperti tukang emas, tukang pangkas (cukur), penjahit pakaian laki-laki dan perempuan serta jasa lainnya yang diminati penduduk.
Orang padang lebih banyak mendatangi /menetap di wilayah singkil sekitar pantai/laut, karena mudah dihubingi dengan perahu layar/kapal laut. Budaya orang padang yang dibawa oleh pedagang-pedagang yang datang ke wilayah Singkil ikut terlarut berasimilasi dengan kebudayaan-kebudayaan setempat, sehingga menghasilkan kebudayaan yang unik, tidak sama dengan kebudayaan asli yang dibawa oleh etnis-etnis yang datang ke wilayah Singkil. Perkawinan yang menurunkan generasi penerus telah membaurkan penduduk dalam wajah orang Singkil.
Di masyarakat minangkabau juga mengenal kelompok-kelompok keturunan seperti halnya etnis batak yang disebut marga. Seperti halnya etnis Batak, orang Padang tidak menonjolkan kelompok keturunan asalnya.
Etnis Nias
Etnis ini mempunyai Bahasa sendiri dan dikenal oleh penduduk wilayah Singkil, tapi tidak digunakan secara umum dengan etnis lainnya. Etnis nias bermigrasi ke Singkil melalui laut dengan perahu layar. Etnis Nias terkenal juga dengan Pelaut-nya, karena etnis ini merupakan penduduk dari sebuah Pulau di samudera Hindia, di sebelah barat daya wilayah Singkil, dan sebagian di kepulaun Banyak.
Dari segi fisik etnis ini pada umumnya mempunyai ciri khusus kuning langsat. Asli etnis ini tidak menggunakan huruf n, m ng (sengau) dalam menyebutkan kata-kata.
Etnis lainnya

Di wilayah Singkil terdapat juga beberapa etnis lain, seperti Bugis, JawaCinaArab dan Keling. Migrasinya etnis-etnis ini ke wilyah Singkil berlatar belakang perdagangan dan mencari pekerjaan.
Pembuktian etnis Bugis di Aceh Singkil adalah adanya nama-nama benda yang sama dengan bahasa Bugis asli, dendang bugis yang irama dan kata-katanya mirip (walau tidak sama) dengan dendang singkil begitu pula adat istiadatnya.
Untuk etnis Cina, di Singkil terdapat kampung yang bernama kampung Cina, walau sekarang tidak lagi dihuni oleh orang-orang Cina.
Untuk Etnis Arab, salah satu buktinya terdapat nama said, syarifah dan makanan khas arab yang telah disesuaikan dengan lidah orang Singkil.
Untuk etnis Keling (India), dulu terdapat kampung keling terdapat penjual susu murni.
Untuk etnis Eropa, tidak jelas apakah mereka meninggalkan keturunan di Singkil, karena mereka dulunya berdiam di lokasi khusus perumahan perkebunan sawit dan karet milik perusahaan Eropa di onderneming Lae Butar Rimo.
Etnis Jawa yang berada di Aceh Singkil, terutama bekerja di perkebunan dan karet di wilayah Simpang Kanan yang disebut Perkebunan Lae Butar bergabung dalam PT Socfindo.Perpindahan etnis Jawa ini berlangsung sejak jaman kolonial Belanda. Saat itu diperlukan banyak tenaga kerja di perkebunan kelapa sawit. Transmigrasi ini berlanjut pada masa pemerintahan Republik Indonesia. Generasi keturunan lanjut mereka yang telah menciptakan gerak sosial ( social mobility ) dalam kehidupan di Aceh Singkil.
Adapun seni budaya suku di Subulussalam dan Singkil yang lazim dipergunakan oleh masyarakatnya :
1. Dampeng
2. Tari Alas
3. Tari Barat
4. Tari Sri Ndayong
5. Tari Piring
6. Tari Biahat (Tari Harimau) / Takhi Bakhat
7. Tari Payung
8. Tari Lelambe (Tarian Terakhir)
Adat Istiadat Suku Singkil
A. Hukum (Denda)
Adat istiadat suku singkil mempunyai tiga tingkatan :
1. Denda 105 yang mempunyai arti bahwa apabila seorang raja melakukan suatu kesalahan dan hal tersebut hanya ditujukan kepada seorang raja saja.
2. Denda 100 yang mempunyai arti bahwa apabila seorang pengulu/kepala desa melakukan suatu kesalahan dan hal tersebut hanya ditujukan kepada seorang pengulu saja.
3. Denda 80 yang mempunyai arti bahwa apabila seseorang melakukan suatu kesalahan dan hal tersebut hanya ditujukan kepada masyarakat biasa
Denda tersebut diatas sisesuaikan dengan kesepakatan dan perkembangan zaman dan lain-lain
B. Adat Istiadat Dalam Perkawinan
Adat istiadat dalam perkawinan di Subulusalam Aceh singkil yang harus dipenuhi oleh pihak laki-laki.
1. Beras 100 (sepuluh kaleng)
2. Kambing 1 ekor
3. Uang Hangus (jumlahnya tidak tertentu) atau disebut dengan Khukun damae artinya kebutuhan yang dibutuhkan dengan musyawarah
4. Obon (nasi kendang) yang dibawa oleh pengantin laki-laki (yang mengiringi) atau disebut dengan mengakhak dan jumlah obon 16 talam (tempat).
Adat istiadat yang ada pada kategori A dan B diatas sudah banyak perubahan di Singkil. ada yang menambah dan ada yang mengurangi. Bahkan ada yang sama sekali tidak memakai lagi adat seperti yang di sebutkan di atas.
C. Makanan Tradisional Subulussalam Aceh Singkil
1. Nditak
2. Pelita Talam, ada juga yang menyebutnya Nditak Talam
3. Ndalabakh
4. Buah Belaka
5. Nakan Nggekhsing (nasi kuning)
6. Seme Malum, Cemanis (pulut bekuah)
7. Manuk Labakh, cenecah
8. Ikan Kekhah
9. Sanok Galuh Atau Garong
10.Jekhuk
12.Ndekhikih
13.Klame Tabusiam
14.Pekacem Tubis
15.Petua Bekhtek
16.Nakan Lancing
17.Genakhu
18. Ketakukh
19. Nakan Sayekh
D. Keterampilan Tradisional Subulussalam Aceh Singkil
1. Sumpit belopepinangen
2. Ndulang
3. Pahakh
4. Bot
5. Belagen yang dibuat dakhi bulung bengkuang
6. Piso
7. Belati
E. Panggilan / Istilah di Di Subulussalam Salam dan Singkil.
1.  Pukak, Pak, Buyung, (Panggilan Untuk Anak laki2)
2.  Rukak, Sukak, Nungkak, Upik (Panggilan Untuk anak Perempuan)
3.  Gek, Abang, (Panggilan Sopan untuk orang lebih tua / saudara laki-laki)
4.  Mak, Pak (Panggilan Untuk Ibu Bapak)
5.  Dik, Tukhang, (Panggilan Umum untuk perempuan lebih kecil)
6.  Senina, (sapaan terhadap sesama umur / teman biasa)
7.  Ayah (biasanya ini panggilan khusus bagi yang punya bapak tiri)
8.  Ogah, Andeh, Cecek, Makcik, Etek, Iyek dll. (panggilan kepada saudara-saudari Ibu
kandung)
9.  Paktu, Pauteh, Paetek, Paambo, dll. ( panggilan untuk saudara Bapak)
10.Mogek, Mamak, Muteh, Maktuan dll. (panggilan untuk saudara laki-laki dari ibu)
11, Cuteh, cambo, capon, Cuti dll. (panggilan untuk saudara bapak)
12. Uti, Uning, Uteh, Kak, (kakak perempung )
F. Di Subulussalam dan Aceh Singkil Merupakan Salah Satu Daerah Yang Mempunyai
Banyak Jenis Ikan. Yang dimana ikannya 99.99% dari sungai
1. Ikan Bakut
2. Ikan Itu
3. Ikan Mekhah
4. Ikan Lemeduk
5. Ikan Golkar. Nama ini hanya sebagian aja yang memakainya
5. Ikan Gaman
6. Ikan Sepat
7. Ikan Kokhop
8. Sepat Siam
9. Sepat Biasa
10.Ikan Kacingen
12.Ikan Balakihik
13.Ikan Kopkhas
14.Ikan Bebale
15.Ikan Kelubak
16.Ikan Baong
17.Ikan Temabu
18.Ikan Selleng
19.Ikan Seluntok
20.Ikan bale-bale dan lain-lain
Masih dalam proses, tulisan ini akan bertambah dan sekarang sedang mencari banyak sumber.

* kalimat sekel diatas sumbernya masih samar-samar dalam artian bukan diambil dari buku-buku sejarah kecuali dari lisan adong-adong atau uwan-uwanta kahia. Karena ada juga orang yang mengarrtikan aceh singkil maknanya tersingkir, bibilang tersingkir karena sangking jauhnya dari Ibu Kota Propinsi Aceh.


Sumber:

No comments:

Post a Comment