Wednesday, November 5, 2014

GORDON TOBING: Dengan “A Sing Sing So” Menjelajah Dunia

GORDON TOBING: 
Dengan “A Sing Sing So” Menjelajah Dunia
Siapakah orang Batak yang tidak pernah mendengar lagu A Sing Sing So? Kalau pun ada, mungkin mereka generasi yang baru lahir, atau mereka yang “buta” sama sekali tentang lagu Batak populer. A Sing Sing So (ASS), adalah sebuah lagu rakyat yang selama puluhan tahun hingga kini, tetap dikumandangkan diantara ribuan lagu Batak, dari yang klasik sampai yang paling pop. Irama lagunya yang mendayu-dayu tapi dan diciptakan dengan notasi sederhana, membuat lagu ini cepat memasyarakat, bukan hanya dilingkungan parmitu, remaja tapi juga anak-anak. “A Sing sing S…A Sing Sing So…Ueeee, Lugahon au parau…ullushon au alogo… tu hutani datulangi…”. Demikian antara lain cuplikan lagu tersebut. Gordon Tobing, pemusik dan penyanyi Batak legendaris, adalah tokoh musisi yang berperan besar mempopulerkan lagu A Sing Sing So dan ratusan lagu rakyat Batak lainnya. Bukan hanya di Indonesia tapi juga di Seantoro mancanegara. Kepiawaian menyanyikan lagu rakyat mengantarkannya mengelilingi dunia. Puluhan negara di lima benua telah disinggahinya. Belasan kepala negara telah mengucapkan “Selamat” menjabat tangannya. Dimanapun Gordon menyanyi selalu meninggalkan kesan mendalam, membuat gadis-gadis cantik di Meksiko dan Amerika “Tergila-gila” padanya.
Siapakah Gordon Tobing? Sebuah catatan menyebutkan, Gordon adalah anak kelahiran Medan tanggal 25 Agustus 1925. Ayahnya Romulus Lumbantobing juga dikenal pemusik/komposer terkenal pada jamannya, dan pencipta lagu Arga Do Bona Ni Pinasa (Lihat Liputan Bona Pasogit edisi 13/Juli 200, tulisan tetang S.Dis Sitompul). Romulus Tobing marpariban dengan komponis S.Dis Sitompul dari istrinya boru Hutabarat. Bakat musik yang mengalir dalam diri Romulus ternyata diwarisi Gordon yang sejak kecil telah digembleng bermain musik dan olah vokal oleh ayahnya. Gordon tidak pernah memperoleh pelajaran musik secara formal, tetapi merupakan bakat alam. Tahun 1950, Gordon berangkat ke Jakarta. Disana ia sempat berpindah-pindah pekerjaan, bahkan pernah bekerja sebagai karyawan perusahaan Film Negara. Tapi di sana ia merasa tidak cocok, karena bakat musiknya tak tersalurkan. Kemudian ia pindah ke RRI (Radio Republik Indonesia). Disinilah ia jumpa dengan seniman- seniman musik terkenal seperti Iskandar dan Sudharnoto. Bakat musiknya mulai berkembang. Saat itu Gordon membentuk Kelompok Padua Suara, antara lain kelompok VG “Sinondang”. Setelah VG “Sinondang” bubar, Gordon membentuk kelompok yang dinamakan VG “Impola” (dalam bahasa Batak artinya : inti yang terbaik dari yang terbaik). Vokal grup Impola inilah yang membuat Gordon sangat terkenal sejak tahun 1960 an. Gordon bersama istrinya Theresia Hutabarat menjelajah banyak negara. Bahkan beberapa MC (Master of Ceremony) terkenal seperti Koes Hendratmo dan Hakim Tobing sempat ikut bergabung dalam kelompok itu.
Totalitas Gordon di dunia musik rakyat memang pantas dikagumi. Ia tidak pernah berniat untuk pindah jalur, seperti pemusik lain yang pindah jalur ke blantika musik pop. Gordon juga tidak pernah terpengaruh untuk meninggalkan dunianya, meskipun banyak alternatif pekerjaan lain yang bisa dimasukinya.
MARIO LANZA
Sebagai penyanyi lagu rakyat (folk song), salah satu lagu yang sangat disenangi Gordon dan selalu dinyanyikannya diluar negeri adalah lagu A Sing Sing So, ciptaan Boni Siahaan. Lagu itu di tahun 60 an menjadi lagu Batak terkenal di Amerika. Bahkan karena warna suaranya yang bagus dan sanggup melengking tinggi pindah oktaf, Gordon pernah dijuluki Maria Lanza Indonesia (Maria Lanza adalah penyanyi Italia bersuara emas yang menguasai ratusan lagu rakyat dari banyak negara di dunia/pen). Gordon Tobing pernah berkata: “Saya bisa menyanyikan banyak lagu rakyat dari mancanegara, hanya lagu dari Nigeria dan Arab yang tidak bisa saya nyanyikan”. Tiga tahun setelah menginjakkan kakinya di Jakarta, Gordon mulai bertualang ke berbagai negara. Tahun 1953 ia tiba di Moskow, disusul tahun 1960 mendarat di RRC, mendahului kunjungan Presiden Soekarno ke negara tersebut. Takkala mendarat di bandar udara, Bung Karno terkesima saat mendengar Gordon Tobing menyanyikan lagu Batak (termasuk A Sing Sing So) di bandara. Presiden pertama RI itu heran, dan bertanya pada ajudannya: “Siapa yang menyanyikan Lagu Batak disini?”. Setelah ajudan mengecek siapa yang menyanyi itu dan melaporkannya kepada Bung Karno, spontan Presiden berkomentar:”Luar biasa dia dengan lagu rakyat Gordon bisa sampai disini”. Sejak itu Bung Karno “Jatuh Hati” kepada Gordon dengan grup Impolanya. Tapi kini Gordon sipenyanyi “A Sing Sing so” itu hanya tinggal kenangan bagi pencintanya. Hari Rabu tanggal 13 Nanuari 1993 sang pengembara seni musik ini telah pergi jauh ke haribab Tuhan Sang Pencipta. Ia pergi secara mendadak, tanpa meninggalkan pesan apa-apa. Hari Selasa tengah malam ia masih duduk santai menyaksikan acara televisi , film Another World, kesukaannya. Tiba-tiba ia berkata mengeluh kepada istrinya, bahwa dadanya terasa sesak. Tidak berapa lagi kemudian Gordon telah menghembuskan nafasnya yang terakhir dalam pelukan istrinya tercinta Theresia Br.Hutabarat.

“Papa yang tak pernah mengeluh sakit sebelumnya, selama ini kondisi kesehatannya baik-baik saja. Papa juga tak pernah memeriksakan diri ke Dokter, sehingga tak pernah ketahuan kalau ia mengidap suatu penyakit” Ujar Enrico, putra sulung Gordon ketika itu, 9 tahun lalu. Gordon Tobing semasa hidupnya telah berjasa besar sebagai duta bangsa memperkenalkan lagu-lagu rakyat Indonesia ke seluruh penjuru dunia. Almarhum juga memiliki kemampuan yang prima membawakan lagu rakyat setiap negara yang dikunjunginya, yang membuat semakin dikagumi kemanapun ia pergi. Sejumlah penghargaan bergengsi telah diterimanya dari negara yang pernah dikunjunginya. Antara lain dari Vietnam, Australia, Kuba, Jerman, dan Kamboja. Malah Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser dan Presiden Fidel Castro dari Kuba pernah memberi hadiah gitar untuk Gordon. Terakhir, Kaisar Jepang menganugerahkan bintang tanda jasa The Order Of The Sacred Treasure, Goland Silver Rays kepadanya, karena dia dinilai berjasa meningkatkan hubungan kerjasama Indonesia-Jepang. Setelah Gordon Tobing telah tiada, masikah akan ada muncul tokoh seni musik Batak sekaliber Gordon? Banyak musisi dan penyanyi Batak bermunculan saat ini, tapi umumnya berkiprah di jalur pop. Kini dunia musik lagu rakyat terasa semakin sepi, menantikan kehadiran Gordon Tobing-Gordon Tobing yang baru, yang mampu menerobos jalur permusikan lagu rakyat di mancanegara.

Sumber: https://rapolo.wordpress.com/2003/11/25/gordon-tobing/

No comments:

Post a Comment