Salib Kasih, Tarutung
Banyak orang yang mengatakan, :”Jika belum singgah ke Salib Kasih, itu berarti anda belum sepenuhnya berada di kota Tarutung. Nah.. Berangkat dari pepatah tersebut, saya pun menyambangi monumen yang menjadi landmark kota Tarutung yang indah ini. Saya sendiri baru pertama kali mengunjungi monumen ini, sebelumnya saya sudah dua kali mengunjungi kota Tarutung, namun dikarenakan waktu yang terbatas, saya belum sempat singgah ke Salib kasih.
Dibangun pada bulan Oktober 1993, Salib kasih yang berlokasi di Dolok Siatas Barita, Kecamatan Siatas Barita, untuk mengenang jasa dedikasi, dan pengabdian yang luar bisasa dari seorang Dr. Ingwer Ludwig Nommensen, sang “Apostel Batak”. Mengapa dia disebut sebagai Apostel Batak??. langsung aja klik disini, Setelah ini akan kita bahas.
Akses jalan menuju pintu masuk monumen ini tergolong bagus, namun pastikan anda memiliki fisik yang prima, karena jalan menuju ke Salib Kasih cukup berat, setelah saya membayar tiket masuk di loket, sebesar Rp.2000, saya langsung dihadapkan dengan jejeran tangga yang menanjak. Tida ada akses lain yang bisa dilalui dengan kendaraan, On foot only.. Hehhe..
Rimbun nya pepohonan Pinus cukup membantu saya untuk melupakan lelah yang mendera, diberapa titik sepanjang perjalan juga disediakan tempat beristirahat, untuk melepas lelah. Sejuknya udara dan asrinya alam sepanjang perjalanan membuat saya semangat untuk berjalan lebih cepat lagi untuk mendaki dolok Siatas Barita.
Disepanjang perjalan menuju ke Salib Kasih, kita juga akan menemukan banyak nisan-nisan yang sengaja ditinggalkan oleh pengunjung sebagai kenang-kenagan, terlihat dari nisan yang ditinggalkan, bahwasanya pengunjung yang datang bukan hanya dari daerah dekat seputar Sumatera, bahkan ada nisan dari pengunjung yang berasal dari Papua Barat bahkan Turis mancanegara sering berkunjung kesini.
Kurang dari setengah jam perjalanan on-foot yang cukup melelahkan, saya pun sampai dipuncak dolok Siatas-Barita. Dimana monumen Salib Kasih berdiri dengan megahnya. Salib kasih adalah sebuah monumen yang berbentuk Salib yang mempunyai ketinggian 31 meter disangga dan ditopang oleh tiga tiang raksasa, sebagai lambang Trinitas. Di bawah Salib tersebut terdapat sebuah ruangan kecil tempat berdoa dan didepannya terhampar tempat duduk dengan kapasitas 600 orang serta dilengkapi dengan sebuah mimbar persis dibelakang mimbar menatap jauh ke hamparan rura silindung.
Konon, pada jaman dahulu Dolok Siatas Barita adalah tempat bermukimnya Sombaon. Sombaon adalah Roh Alam yang tinggi martabatnya dalam kepercayaan Batak Kuno. Roh ini sangat ditakuti karena dipercayai dapat menentukan nasib baik maupaun buruk dari orang-orang yang bermukim di sekitarnya, sehingga pada waktu itu tidak jarang Sombaon atau tempat ini dipuja-puja dengan memberikan pelean (sesajen) dengan harapan akan mendapat keberuntungan dan keselamatan. Dipuncak si atas barita inilah sekitar tahun 1863 yang lalu, DR.I.L.Nomensen menatap lembah Silindung yang begitu indah dan luas, seraya memanjatkan doa nya: “HIDUP ATAU MATI,BIARLAH AKU TINGGAL DI TENGAH-TENGAH BANGSA INI UNTUK MENYEBARKAN FIRMAN DAN KERAJAANMU”.
Dibawah bukit tepatnya sebelum melewati gerbang pembelian tiket, ditata dengan taman rekreasi yang indah dan sejuk.Terdapat juga arena bermain serta Open stage yang menjadi panggung persembagahan lagu-lagu rohani. penampakan Salib Kasih pada malam hari dengan cahayanya dari kejauhan, melengkapi Tarutung sebagai kota Wisata Rohani yang sejuk.
Bagaimana dengan pengalaman anda?? mari berbagi disini..
Salam.
Sumber:
No comments:
Post a Comment