Tuesday, June 12, 2012

Dahlan Iskan Cari Bibit Teh yang Cocok untuk Sidamanik


Dahlan Iskan Cari Bibit Teh yang Cocok untuk Sidamanik




BALIGE- Menneg BUMN Dahlan Iskan mengatakan, mereka sedang mencari bibit teh yang cocok untuk iklim yang sudah berubah di kawasan perkebunan Sidamanik, Kabupaten Simalungun. Bibit yang tersedia saat ini masih untuk luas lahan 450 hektare, masih ada 150 hektare lahan lagi yang harus ditanami.

“Kalau Anda punya bibit teh (yang cocok untuk iklim di Sidamanik) kita akan beli,” kata Dahlan Iskan, didampingi Dirut PTPN IV, kepada METRO, Sabtu (14/4).  Dia mengatakan, kualitas daun teh Sidamanik saat ini sudah terlalu tebal. Akibatnya harga jual rendah.

 Selain itu juga produksi teh tak lagi maksimal. Semestinya satu hektare itu mampu memproduksi dauh teh segar sebanyak 4 ton. “Saat ini hanya mampu memproduksi dua ton per hektare. Jadi kalau dengan kondisi seperti ini terus dipertahankan, itu sama saja menyuruh PTPN bunuh diri,” kata Dahlan.

Menurut Dahlan, di zaman modern ini tentu ada bibit yang cocok. Dia mengatakan, ada dua jenis bibit teh yang cocok untuk ditanami di kebun Sidamanik, yaitu bibit teh gambung tujuh dan gambung sembilan. “Bibit teh jenis gambung tujuh dan gambung sembilan itu akan kita tanam di kebun Sidamanik. Kalau nanti hasilnya bagus, bila perlu sawit pun kita ganti. Tapi kita lihat dululah hasilnya seperti apa. Itu akan bisa kita ketahui setelah teh berumur empat tahun,” katanya.

Lanjut Dahlan, penanaman bibit teh gambung tujuh dan gambung sembilan itu akan ditanami di atas lahan seluas 450 hektare yang sudah direplanting. “Jadi dicoba dulu dipertahankan dengan cara dicari jenis teh untuk iklim yang berubah ini,” tukasnya.

Itu jenis teh yang ditemukan di kilang-kilang. Mudah-mudahan itu cocok, mungkin akhir tahun ini atau awal tahun depan akan ditanami di lahan teh Sidamabik yang sudah sempat direplanting. Dan hasilnya akan kita lihat empat tahun lagi. “Baik atau tidak, itu baru kia tahu selama empat tahun,” katanya.

Nah kalau nanti cocok, kualitasnya bagus, produksinya mampu empat ton per haktare, maka kebun teh tetap dipertahankan.

“Jadi tidak tidak seperti daun teh yang saat ini, daun agak tebal. Mungkin karena cuacanya agak panas ya, sehingga harganya anjlok. Ia kembali mengatakan,, sekira 100 tahun yang lalu di daerah itu masih sangat dingin. “Sekarang sudah nggak sama. Karena itu daun teh yang ada di sana (Sidamanik) sudah tebal-tebal. Akibatnya harganya rendah sekali. Kemudian produksi per hektare itu hanya mampu 2 ton per hektare,” ujarnya.



Pada kesempatan itu, ia mengatakan, kalau dulu dataran yang berada di atas ketinggian 300 meter di atas permukaan air laut (dpl) masih dingin.

“Mungkin karena hutannya masih alami. Kalau sekarang iklim sudah berubah, lahan dengan ketinggian 300 meter di atas permukaan air laut sudah tak cocok lagi,” katanya.

Jadi kata dia, lahan yang dipertahankan itu adalah perkebunan teh yang berada di atas 600 meter di atas permukaan air laut. (dro)(metrosiantar.com)


http://beritasimalungun.blogspot.com/2012/04/dahlan-iskan-cari-bibit-teh-yang-cocok.html

No comments:

Post a Comment