Bagi masyarakat Kabupaten Toba Samosir dan pengunjung yang sering maupun sesekali berkunjung ke alam wisata di kawasan Danau Toba, pasti mengakui pesona keindahan titik-titik alam wisata yang terpampang begitu indah dan terkesan alami di Tobasa, khususnya di sepanjang bibir pantai kawasan Danau Toba serta kaki bukit pegunungan Bukit Barisan.  Sejatinya sangat tidak kalah dibanding objek wisata lain yang sudah dipoles menjadi objek wisata yang eksotik dan berubah menjadi industri wisata, baik tempat wisata bertaraf kaliber lokal maupun yang sudah menjadi tujuan utama wisatawan internasional.
 Namun berbicara dunia pariwisata adalah dunia yang sangat multi kompleks dan melibatkan semua pihak yang berkepentingan, tidak hanya sebatas mengandalkan wisata view atau pemandangan indah semata yang dinikmati oleh mata.
Akan tetapi seiring dengan semakin meningkatnya persaingan dalam menarik perhatian pengunjung dan membuat betah pengunjung itu sendiri agar memiliki ikatan batin dengan objek wisata dimaksud bukanlah pekerjaan yang gampang.
 Meskipun kita harus mengakui, Tobasa mempunyai potensi alam dan budaya yang cukup layak untuk dijual ditingkat nasional maupun internasional. Apakah sebatas itu kreatifitas yang bisa kita jual, bukankah kita memiliki simpul objek wisata lain yang tidak kalah menarik dibanding sebatas objek pemandangan, air terjun termasuk Danau Toba. 
Sejatinya potensi alam Danau Toba yang cukup mempesona apalagi bila dilihat dari dataran lebih tinggi. Oleh karena kondisi alam yang menawan itu, kita akan tertarik untuk tinggal lebih lama di Toba Samosir terutama untuk berdomisili sekitar Danau Toba yang penuh dengan hembusan udara sejuk dan nyaman.
Dari sana kita akan dapat menikmati pesona alam Danau Toba yang begitu banyak menawarkan pemandangan indah, menyegarkan pikiran dan kesejukan terutama bila kita berdiri dipuncak Gunung Dolok Tolong, air Danau Toba akan tampak terbentang membiru dengan gelombang-gelombang air kecil menari-nari diatas permukaannya.
          Selain kekayaan alam, Kabupaten Toba Samosir sebenarnya selain objek wisata alam, air terjun dan pesona Danau Toba juga memiliki kekayaan budaya warisan nenek moyang orang Batak yang dapat dijual, seperti tortor, umpasa, umpama, martumba, mangandung serta tempat-tempat sakral yang memiliki legenda untuk dipelihara, dilestarikan dan dikembangkan. Tetapi sayang, semua potensi ini belum dapat dikelola secara optimal oleh Pemerintah Kabupaten Toba Samosir guna percepatan pencapaian titik optimal.
Sementara, untuk membangun pariwisata yang modern dan bersaing di kawasan Toba Samosir, Pemerintah seyogianya terlebih dahulu membangun suatu sistim dengan memiliki data base seluruh tempat-tempat objek wisata yang bernilai dan layak serta berpotensi dieksploitasi dan dijual keluar.
Dengan demikian, Pemerintah melalui Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Tobasa dapat melakukan penilaian berdasarkan skala priotas guna dilakukan pembangunannya secara bertahap, sehingga tidak terkesan gebrakan secara sporadis.
Pemkab Toba Samosir dapat berkonsentrasi untuk memulai pada beberapa titik menjadi trend wisata, seperti pembangunan lokasi wisata di Gurgur, Lumban Silintong dan Lumban Julu. Walaupun harus diakui, ketiga lokasi wisata ini sudah mulai dilirik wisatawan, karena pelbagai fasilitas telah disediakan Pemerintah Tobasa seperti di Gurgur, telah disediakan Objek Wisata Rest House, home stay (penginapan), restaurant, rest area, playground anak dan kolam renang untuk kalangan anak-anak.
Demikian juga di Pantai Lumban Silintong tersedia fasilitas pemandian pantai bebas, Shelter ditambah usaha masyarakat seperti Café yang menyuguhkan menu makanan khas Batak dan Hotel. Di Agrowisata Lumban Julu dan Taman Eden 100 yang mengandalkan wisata alam disajikan hutan agrowisata dilengkapi fasilitas taman, souvenir shop, rest area, gazebo, lokasi perkemahan, home stay, sarana air bersih, rumah jaga, air terjun dan rumah tarzan.
Di satu sisi memang, percepatan pembangunan disektor pariwisata ini bukan hanya tanggung pemerintah semata, tetapi seluruh elemen masyarakat harus turut berperan aktif memberikan partisipasi dengan melakukan upaya-upaya yang dapat membantu Pemerintah Kabupaten Tobasa dalam rangka mempercepat pembangunan disektor pariwisata, dan secara khusus terhadap para anak rantau yang sudah berhasil diperantauan, diharapkan agar tetap dan selalu memberikan perhatian atau setidaknya mereka menjadi investor di kampong sendiri, Seperti yang dilakukan T.B. Silalahi membangun objek wisata TB Silalahi Center di Pagarbatu Kecamatan Balige yang dilengkapi Convension Hall Museum Batak, gallery dan handrycraft, restaurant, café bertaraf internasional serta kolam renang standar nasional.
Tidak kalah menarik tentunya, digarapnya berbagai peralatan dan fasilitas yang melibatkan partisipasi pengunjung dalam menikmati objek wisata, katakanlah objek wisata view hanya sebatas memandang, tetapi dengan adanya fasilitas ski air, diving, speed boat murah, tempat bermain anak-anak,  berburu, serta zona-zona wisata untuk berkemah dan melakukan berbagai aktifitas termasuk sarana olah raga bukan niscaya modernisasi objek wisata di Tobasa akan maju selangkah, tinggal memoles dengan kosmetiknya saja, ibarat seorang gadis perawan dari desa kalau dipoles dengan sentuhan pasti akan menjelma menjadi gadis cantik yang begitu mempesona.      
Tentunya dengan diberi kemudahan perijinan birokrasi, fasilitas dan data base serta blue print pariwisata sangat diharapkan kehadiran mereka akan dapat memacu gairah pariwasata Tobasa semakin terarah sesuai konsep yang telah disepkati.
Sehingga  pada akhirnya touris lokal maupun touris mancanegara mau berkunjung tinggal lebih lama di Tobasa yang tentu dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Tobasa dan meningkatnya sector ekonomi kehidupan masyarakat pelaku wisatawan itu sendiri..***


Sumber: