Thursday, June 7, 2012

MENJADIKAN KABUPATEN KARO PUSAT AGROBISNIS DI SUMATERA UTARA




MENJADIKAN KABUPATEN KARO PUSAT AGROBISNIS DI SUMATERA UTARA
OLEH : KALVIN GINTING 

Dalam beberapa pekan terakhir ini seluruh mata dunia tertuju kepada bencana alam gempa bumi yang diikuti tsunami di Jepang. Kemudian mengakibatkan kerusakan reaktor nuklir di Fukushima. Tidak hanya itu, reaktor nomor 3 dari lima reaktor pembangkit listrik tersebut kemudian meledak dan mengepul sehingga partikel nuklir terbang ke udara dan membuat radiasi meningkat.

Efek dari radiasi nuklir tersebut membuat dampak yang membahayakan ke seluruh makhluk hidup. Disamping efek langsung ke tubuh manusia, pancaran radioaktif juga dapat mengenai ke tanaman dan sayuran sehingga akan mengakibatkan dampak yang membahayakan bagi kesehatan tubuh bila mengkonsumsi hasil pertanian tersebut.
Pemerintah Jepang sendiri telah menetapkan sebuah pengumuman agar tidak mengkonsumsi air, demikian juga sayuran dari sekitar daerah yang masuk dalam radius radiasi dari reaktor nuklir yang meledak. Tindakan yang tegas serta standar tinggi aturan konsumsi sayuran yang ditetapkan pemerintah Jepang telah membuat para petani di negara matahari terbit rela menghanguskan sayuran mereka.

Kondisi ini tentunya menjadi peluang pasar yang sangat baik bagi sayur mayur dari Sumatera Utara untuk menjadikan Jepang sebagai tempat pemasaran. Atau memasok holtikultura ke negara-negara yang selama ini sangat bergantung kepada Jepang sebagai produsen seperti Taiwan, Hongkong,Eropa dan Amerika Serikat sampai dua atau tiga tahun ke depan. Yang diperlukan sekarang adalah membuat sebuah sentra pengemasan dan pengepakan hasil pasca panen yang berkualitas unggul di Kabupaten Karo atau dengan kata sederhana membuat pusat agrobisnis sebelum di ekspor melalui pelabuhan Belawan.

Kabupaten Karo telah menjadi sentra produsen sayuran di Sumatera Utara dan juga salah satu terbesar di Indonesia luar pulau Jawa. Berbagai jenis holtikultura, buah dan bunga dapat tumbuh dengan subur di daerah yang beriklim sejuk dikelilingi oleh pegunungan dan dua gunung berapi. Sebagi bahan perbandingan bagi pembaca, untuk menghasilkan buah dan sayur yang berkualitas baik, dengan ukuran yang besar, warna menarik, rasa yang lezat bukan sesuatu yang sukar bagi seluruh petani Karo. Misalnya untuk menghasilkan kol/kubis dengan ukuran besar dan bulat,berat 3 kilogram per pokok, rasa yang gurih, warna yang menarik dapat dilakukan dalam waktu 3 Bulan di wilayah Kecamatan Simpang Empat,Namanteran, Tiga Panah,Dolat Rakyat,Berastagi,Kabanjahe.

Pasca pelantikan seorang pengusaha Karo, DR(HC) Kena Ukur Surbakti/Terkelin Brahmana menjadi Kepala Daerah Kabupaten Karo memberikan sebuah harapan dan optimisme peluang tersebut dapat segera ditindaklanjuti dan diwujudnyatakan. Beberapa kawasan dapat dijadikan sebagai lahan misalnya di Kecamatan Simpang Empat – Berastagi mengingat kondisi infrastruktur jalan juga baik. Dengan demikian sekiranya truk kontainer yang menjadi alat pengangkut dapat melewati jalan tersebut.

Bupati Karo kiranya sesegera mungkin melakukan koordinasi dengan dinas terkait yaitu Dinas Pertanian dan Perkebunan,Badan Penyuluh Pertanian, Dinas Koperasi,Perindustrian dan Perdagangan untuk memanfaatkan momentum “efek kebocoran reaktor nuklir Jepang” demi perubahan dan meningkatnya kesejahteraan petani yang menjadi mata pencaharian utama rakyat.

Jika ini terealisasi maka Kabupaten Karo akan menjadi kawasan investasi yang terbesar dalam bidang pertanian di Sumatera Utara dengan nilai yang dapat mencapai angka trilyunan rupiah. Keoptiimisan muncul karena sebagai pebisnis Bupati Karo tidak akan memperlambat prosedur administrasi pengurusan izin dan memberikan kemudahan bagi pengusaha menanamkan modalnya. Kepercayaan sebagai syarat utama dalam dunia bisnis juga sangat tinggi bagi DR (HC) Kena Ukur Surbakti dari kalangan dunia usaha berdasarkan latar belakang hidupnya.

Sekedar membuka ingatan pembaca, pada tahun 2006-2007 DR(HC) Kena Ukur Surbakti yang lebih dikenal dengan pengusaha “Karo Jambi” berhasil menstabilkan harga jagung para petani di daerah tersebut dengan membeli langsung dari petani pada kisaran Rp.2000/kilogram. Padahal sebelumnya harga jagung relatif fluktuatif dan tidak stabil antara panen raya dan non panen raya.Terciptanya kondisi tersebut juga dikarenakan DR(HC) Kena Ukur Surbakti mempunyai kemampuan modal untuk membeli hasil dari ladang petani. Ditambah juga beliau mempunyai rekan bisnis atau dalam pemasaran jagung tersebut ke luar negeri. Dan terutama sebagai pengusaha dan pebisnis beliau mempunyai mental, sifat mau menolong petani Tanah Karo di daerah Singalor Lau, atau dengan kata lain peka terhadap penderitaan rakyat serta sifat sosial menolong sesama yang tinggi.
Apresiasi yang tinggi dari kalangan pengusaha keturunan dari etnis Tionghoa juga nilai poin tersendiri bagi Bupati Karo. Tanpa adanya dukungan dari mereka maka komoditi holtikultura, buah dan bunga Tanah Karo akan mandeg dan mancapai negara tujuan ekspor melalui berbagai pihak perantara. 

Sementara dari Plt. Gubernur Sumatera Utara Gatot Pudjo Nugroho ST sangat mendukung program peningkatan ekspor pertanian. Awal Maret lalu di halaman Rumah dinas Bupati karo beliau mengharapkan agar total ekspor sayur mayur dapat ditingkatkan lebih dari 30%. Sekaligus mengharapkan agar komoditi Karo dan Simalungun dapat kembali menguasai pasaran di area perdagangan transit antar benua Singapura layaknya beberapa tahun yang silam. Untuk itu beliau telah memprogramkan peningkatan infrastruktur jalan dan pelabuhan Belawan. Beliau juga mengharapkan dukungan DPRD SU agar lebih memprioritaskan pembangunan pertanian.
Dari hal tersebut di atas wajar kiranya Kabupaten Karo harus memulai pembangunan pusat agrobisnis di Sumatera Utara. Bukan tidak mungkin pada beberapa waktu ke depan tidak hanya sebagi pusat agrobisnis, bahkan industri pengolahan dari bahan segar(baku) menjadi bahan setengah jadi atau bahan yang siap dikonsumsi.

KETERANGAN FOTO :
Plt. Gubsu Gatot Pudjo Nugroho ST dan Bupati Karo DR(HC) Kena Ukur Surbakti dalam launching ekspor sayur mayur ke Singapura di Kabanjahe. Perlu dibuat pusat agrobisnis di Tanah Karo sebelum dikirm ke luar negeri.
FOTO : KALVIN GINTING


Sumber:
http://nersjurnalis.blogspot.com/2011/03/menjadikan-kabupaten-karo-pusat.html

No comments:

Post a Comment