Friday, June 15, 2012
Bangun-Bangun
Bangun-Bangun - Torbangun Tumbuhan Khas Batak, Terbukti Memiliki Banyak Khasiat
Photo: Tobaonline.com
Bangun Bangun, Torbangun demikian jenis tumbuhan ini dipanggil di tanah batak. Biasanya bangun bangun tumbuh subur di pekarangan rumah.
Daun bangun-bangun memiliki ciri-ciri bertulang lunak, beruas-ruas, melingkar, dengan diameter sekitar 15 mm, bagian tengah dan ujungnya sekitar 10 mm ± 5 mm, dapat berkembang- biak dengan mudah. Daun yang masih segar bentuknya tebal, berwarna hijau tua, kedua permukaan daun licin. Tanaman ini ditemukan hampir di seluruh wilayah Indonesia dengan berbagai nama yang berbeda, di Jawa Tengah disebut daun Cumin, Orang Sunda menyebutnya daun ajeran, di Madura disebut daun kambing dan di Bali disebut daun Iwak
Daun Bangun-bangun (Coleus ambonicus) banyak digunakan di pulau Sumatra, khususnya daerah Tapanuli. Sepintas kenampakannya mirip daun jintan namun lebih tipis dan berbulu. Bagian yang digunakan adalah pucuk daun mudanya. Daun bangun bangun ini dimasak bersamaan dengan daging atau hati ayam beserta jeruk nipis, umumnya dikonsumsi ibu-ibu yang baru melahirkan pada masyarakat batak di Sumatera Utara, ada dugaan bahwa makanan kombinasi ini dapat meningkatkan produksi air susu ibu. Tradisi yang terjadi di daerah Tapanuli pada zaman dulu, orangtua yang punya anak perempuan yang baru melahirkan akan membawa makanan dengan sayuran bangun-bangun yang dicampur dengan daging ayam. Orang tua yang datang akan bahagia melihat anak perempuannya makan nasi serta sayuran bangun-bangun dengan lahap sambil merasakan hangatnya panas api dari tungku perapian (marsisidu) yang sengaja dibuat dan tentu sambil melihat cucu (pahompu) yang baru lahir.
Ternyata sudah banyak penelitin yang membuktikan bahwa Bangun bangun memiliki banyak khasiat. Salah satu penelitian yang pernah dilakukan yaitu mengenai DAUN BANGUN-BANGUN (COLEUS AMBOINICUS) SEBAGAI LACTAGOGUM yaitu perangsang produksi susu.
Daun bangun-bangun merupakan tanaman daerah tropis yang daunnya memiliki aroma tertentu sehingga dikenal sebagai tanaman aromatik. Tanaman ini juga banyak ditemukan di India dan Ceylon dan Afrika Selatan, memiliki bunga yang bentuknya tajam dan mengandung minyak atsiri sehingga disebut juga Coleus aromaticus. Di India, tanaman ini pula telah lama dikenal sebagai obat demam malaria, hepatopati, batu ginjal dan kandung kemih, batuk, asma kronik, cekukan, bronkitis, cacingan, kolik dan kejang. Tanaman ini mengandung berbagai jenis flavonoid yaitu quercetin, apigenin, luteolin, salvigenin, genkwanin. Daun tanaman ini juga telah dibuktikan sebagai antiinflamasi karena bekerja menghambat respon inflamasi yang diinduksi oleh siklooksigenase, juga terbukti sebagai anti kanker dan anti tumor (Kaliappan, 2008; Mangathayaru, 2008).
Suatu penelitian yang dilakukan oleh Dijkhuizen et al, 2001 mendapatkan rendahnya kadar mikronutrien (vitamin A, Fe, Zn) pada bayi sangat berhubungan dengan rendahnya kadar mikronutrien tersebut pada ASI.
Penelitian yang dilakukan oleh Sihombing (2006) yang memberikan daun bangun-bangun pada tikus telah membuktikan bahwa tumbuhan tersebut mengandung zat besi dan karotenoid yang tinggi. Kadar FeSO4 pada daun bangun-bangun (Coleus amboinicus) dapat diandalkan sebagai sumber besi non heme bagi ibu menyusui.
Begitu banyak tumbuhan khas Batak yang ada di sekitar kita, namun terkadang kita tidak tahu bahwa tumbuhan tersebut memiliki khasiat yang banyak dan telah teruji.
berbagai sumber
http://paians.multiply.com
http://www.pdgmi.org
http://news.tobaonline.com/?p=324
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment