Tuesday, December 16, 2014

Barus, Jejak Pertama Berkembangnya Islam di Sumatera Utara

Barus, Jejak Pertama Berkembangnya Islam di Sumatera Utara

Medan, (Analisa)

Dari beberapa sumber yang ada, diperkirakan Islam masuk ke nusantara pada abad 7 dan ke-8, terutama setelah kemunculan dan perkembangan dinasti yang kuat.

Yakni, masa kekhalifahan Umayah pada 660-749 M di Asia Barat, Dinasti Tang 618-907 M di Asia Timur dan Kerajaan Sriwijaya abad 7-14 M di Asia Tenggara.


Untuk di Sumatera Utara jejak masuknya islam melalui Barus yang merupakan daerah pesisir barat Pulau Sumatera di wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah. Penyebaran agama islam di kabupaten tersebut dapat dilihat dari bukti-bukti arkeologis yang ditemukan yang berasal dari Iran maupun Mesir.

"Dulunya, Barus mempunyai bandar yang kerap disinggahi para pedagang maupun pelayar dari berbagai negara seperti Arab, Cina bahkan Eropa," demikian Lucas Partanda Koestoro dari Balai Arkeologi Islam yang tampil sebagai Pembicara dalam Dialog Interaktif bertemakan Jejak Budaya Islam di Sumatera yang digelar Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara di Dharma Deli, Senin-Selasa (4-5/10).

Bandar besar

Dikatakan Lucas, karena fungsi Barus sebagai bandar yang besar serta sering disinggahi para pedagang dari berbagai negara, maupun hubungannya dengan pihak luar, ternyata tidak hanya islam yang berkembang di kota penghasil Kapur Barus tersebut. Agama kristen juga ada, bahkan orang Yahudi dan Yunani juga pernah singgah di Barus.

Dalam dialog yang digelar dua hari itu menghadirkan pembicara lainnya, yakni, Suprayitno Dosen Departemen Ilmu Sejarah Fakultas Satra USU dengan makalah Bukti Awal Islam di Sumatera Studi Batu Nisan Aceh, Drs H Junaidi T Noor MM dari Jambi yang menyampaikan makalah Sekilas Sejarah dan Peradaban Kebudayaan Islam di Jambi, Nurdin AR MHum, Budi Wiyana dari Sumsel, Drs H Muasri dari Sumbar, Devi Trisno SPd dari Bengkulu dan Oki Laksito M Hum dari Lampung.

Kepala UPT Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara Dra Sri Hartini MSi di usai dialog mengungkapkan, dialog interaktif yang digelar Museum Negeri Sumut, serangkaian dengan Pameran Bersama oleh delapan Provinsi bertajuk Islam Dalam Budaya Sumatera, bertujuan untuk menggali potensi yang belum terangkat ke permukaan sekaligus untuk melestarikan budaya islam di Sumatera.

Selain itu, melalui dialog ini para peserta yang berasal dari kalangan akademik, mahasiswa, guru sejarah, kepala museum negeri se-Sumatera, kurator dan staf teknis kurator dapat lebih mengetahui tentang jejak sejarah islam dari delapan provinsi di Indonesia.

Plt Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Sumut Drs Sudarno yang menutup dialog tersebut menambahkan, melalui dialog ini, para pembicara ingin membagi informasi maupun bukti-bukti sejarah dan perkembangan islam di Sumatera, termasuk Sumatera Utara. (mc) 

Sumber: www.analisadaily.com

No comments:

Post a Comment