Tuesday, December 16, 2014

Sumpah Palapa dan Negara Kesatuan Majapahit (ilusi Majapahit II)





Sumpah Palapa dan Negara Kesatuan Majapahit 

(ilusi Majapahit II)


Melanjutkan tulisan pertama saya tentang Majapahit dan kebesaranya yang ambigu … monggo… silahkan klik tulisan bergaris bawah untuk menuju tulisan pertama
Saat masih di SD dulu, tentu anda masih ingat tentang pelajaran sejarah mengenai KMB (Konferensi Meja Bundar). Ini adalah fase penting dari pengakuan kedaulatan oleh Kerajaan Belanda terhadap Kemerdekaan Indonesia. Akan tetapi …
Kerajaan Belanda mensyaratkan sistem bentuk “Negara Federasi” daripada “Negara Kesatuan” seperti kehendak Soekarno, makanya munculnya RIS (Republik Indonesia Serikat) dimana Republik Indonesia adalah bagian dari RIS.  Jika anda membuka kembali buku sejarah, sampai sekarang alasan menolak bentuk “RIS” masih “ambigu” … ora nggenah
Kerajaan Belanda dan utusan Indonesia yang dipimpin oleh Muhammad Hatta, jelas memiliki dasar kenapa memilih Sistem Federasi. Dalam sebuah buku (klo nggak salah judul tentang Catatan Di Belanda) di perpustakaan Moh.Hatta (Depan Gedung Wanitatama-Jogja) disebutkan bahwa alasan kesepakatan RIS adalah bercermin pada luasnya Kepulauan Nusantara, maka belajar pada perjuangan Bangsa Amerika yang memiliki luas hampir sama, diputuskan bahwa sistem Federasi lebih cocok untuk proses pembangunan di Indonesia pasca kolonial.
Naghh kesepakatan tersebut diamini oleh pihak keempat sekaligus penengah yaitu United Nations Commission for Indonesia (UNCI) sebagai perwakilan PBB . Apalagi salah satu “poin” ueenak dari KMB ini adalah pengambil alihan hutang Hindia Belanda oleh Republik Indonesia Serikat … jadi dibagi rata untuk masing-masing negara federasi.
Seperti yang sudah kita tahu, hasil KMB sangat mengecewakan bagi pemerintahan RI yang waktu itu beribukota (sementara) di Jogja. Naghhm dari sinilah muncul perdebatan tiada akhir, antara yang pro dengan hasil KMB (pro Federasi) dan yang kontra dengan hasil KMB (pro Negara Kesatuan).
Pada akhirnya RIS harus bubar setelah parlemen RIS mengalami  deadlock dalam sidangnya. lalu M. Natsir dengan lobi yang super duper gemilang, berhasil meyakinkan Negara-negara Bagian lewat “Mosi Integral” yang akhirnya sukses membubarkan RIS lalu kembali ke bentuk Negara Kesatuan.
Naghh dari sinilah muncul kecurigaan saya, bahwa serat Negarakretagama menjadi pembenar tentang sistem Negara Kesatuan daripada Negara Federasi. Karena faktor historis sangat penting dalam upaya klaim mengklaim suatu wilayah … seperti kasus preah vihear antara Kamboja vs Thailand saat ini.
Korelasinya dengan Soekarno.
Dalam monolog di film “Gie” , pasca adegan dimana “Gie” merah padam karena jasnya dihina Soekarno, mungkin anda yang menonton masih ingat:
“Soekarno adalah presiden dengan tipikal Raja Jawa tulen. Beristri banyak. dst …. “
Monggo, sambil diflashback filmnya:

Intinya menurut Gie, Soekarno itu betul-betul terinspirasi dan berperilaku seperti raja-raja yang berkuasa di tanah Jawa.
Naghh dugaan saya, Soekarno adalah orang yang benar-benar ngotot menjadi Raja Indonesia sebagaimana Hayam Wuruk (atau mungkin Gajah Mada dengan sumpah Palapa-nya) dalam serat Negarakertagama. Yang menyebabkan ketidakpuasanya atas hasil KMB yang berbentuk federasi, yang berarti mengurangi legitimasi kekuasaanya atas kepulauan Nusantara
Opo iyo to?
Salah satu alasan Soekarno mengkonfrontasi Malaysia, adalah klaimnya, karena berdasarkan sejarah kerajaan-kerajaan dahulu. Wilayah Malaysia adalah taklukan kerajaan-kerajaan Indonesia. Sehingga, harus diserahkan kepada Indonesia … bukan menjadi Negara Boneka bentukan imperialis.
Dan konfrontasi tersebut mendapat legitimasi dari Filipina karena pemerintah Manila mengklaim bahwa Sabah dulunya adalah bagian dari Kerajaan Sulu di Selatan Filipina.
Naghh apakah yang saya tulis itu sebuah kebenaraan?, yang pasti! kita harus selalu kritis membaca sejarah, karena kebenaraan bukanlah kenyataan yang di buku Sejarah.
Yang pasti!.
Film “GIE” benar-benar menunjukkak sikap kenegarawanan Megawati Soekarno Putri. Film tersebut mengupas kebobrokan pemerintahan Soekarno. Padahal itu film dirilis saat anaknya Soekarno jadi Presiden.  Tapi sama sekali nggak mengeluh seperti …. hmm siapa ya?

Sumber:
http://roda2blog.com/2011/03/08/sumpah-palapa-dan-negara-kesatuan-majapahit-ilusi-majapahit-ii/

No comments:

Post a Comment