Wednesday, June 13, 2012

Adam Malik Batubara



Adam Malik


 Adam Malik adalah salah satu tokoh politik, birokrasi, jurnalisme, diplomat, dan pergerakan nasional Indonesia. Beliau adalah pendiri kantor berita antara yang dikemudian hari dijadikan kantor berita nasional. Jabatan birokrasi yang pernah disandangnya antara lain menteri luar negeri dan wakil presiden Indonesia. Ia juga di kenal sebagai salah satu tokoh pemrakarsa ASEAN yang hingga kini masih eksis dengna kantor pusatnya di Jakarta.

Biografi Adam Malik

Nama
Adam Malik Batubara
Tanggal lahir
22 Juli 1917
Tempat lahir
Pematangsiantar, Sumatera Utara
Wafat
Bandung, Jawa Barat, 5 September 1984
Aktivitas pergerakan
  1. Aktif menulis antara lain di koran Pelita Andalas dan Majalah Partindo
  2. Mendirikan kantor berita Antara bersama Albert Manumpak, Sipahoetar, Pandoe Kartawigoena, dan Mr. Soemanang. berkantor di JI. Pinangsia 38 Jakarta Kota.
  3. Pada tahun 1934-1935, beliau memimpin Partai Indonesia (Partindo) Pematang Siantar dan Medan.
  4. Tahun 1940-1941 menjadi anggota Dewan Pimpinan Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) di Jakarta.
  5. Pada 1945, menjadi anggota Pimpinan Gerakan Pemuda untuk persiapan Kemerdekaan Indonesia di Jakarta.
  6. Aktif bergerilya dalam gerakan pemuda semasa pendudukan Jepang
  7. Terlibat dalam peristiwa rengasdengklok menjelang proklamasi kemerdekaan Sukarni, Chaerul Saleh.
  8. Ketua III Komite Nasional Indonesia Pusat (1945-1947)
  9. Tahun 1946, mendirikan Partai Rakyat,
  10. Tahun 1948-1956, menjadi anggota dan Dewan Pimpinan Partai Murba
  11. 1945-1946 menjadi anggota Badan Persatuan Perjuangan di Yogyakarta
  12. Tahun 1956, menjabat anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR-RI)
Karir internasional
  1. Duta Besar luar biasa untuk negara Uni Sovyet dan negara Polandia
  2. Tahun 1962 menjadi Ketua Delegasi Republik Indonesia untuk perundingan Indonesia dengan Belanda dalam pembebasan Irian Barat di Washington D.C, Amerika Serikat
  3. Tahun 1964 menjadi Ketua Delegasi Indonesia untuk Komisi Perdagangan dan Pembangunan di PBB
  4. Di tahun 1971, memimpin sidang umum PBB ke-26 sebagai Ketua Sidang
  5. Memelopori terbentuknya ASEAN tahun 1967
Karir birokrasi
  1. Tahun 1963, menjadi Menteri Perdagangan sekaligus menjabat sebagai Wakil Panglima Operasi ke-I Komando Tertinggi Operasi Ekonomi (KOTOE).
  2. Tahun 1966, menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri II (Waperdam II) sekaligus sebagai Menteri Luar Negeri Republik Indonesia di kabinet Dwikora II
  3. Tahun 1967, menjabat Menteri Luar Negeri di kabinet Ampera II.
  4. Tahun 1968 menjadi menteri Luar Negeri dalam kabinet Pembangunan I,
  5. Tahun 1973 menjabat Menteri Luar Negeri dalam kabinet Pembangunan II.
  6. Tahun 1978 Terpilih menjadi Wakil Presiden RI yang diangkat MPR
Penghargaan
  1. Tahun 1971 dianugerahi Bintang Mahaputera
  2. Tahun 1973 dianugerahi Adhi Perdana
  3. Tahun 1998 diangkat sebagai Pahlawan Nasional

Sumber:
http://www.biografitokohdunia.com/2011/03/biografi-adam-malik.html

________________________________________________________________________



Adam Malik

Adam Malik yang dijuluki ''si kancil” ini dilahirkan di Pematang Siantar, Sumatra Utara, 22 Juli 1917 dari pasangan Haji Abdul Malik Batubara dan Salamah Lubis. Semenjak kecil ia gemar menonton film koboi, membaca, dan fotografi. Setelah lulus HIS, sang ayah menyuruhnya memimpin toko 'Murah', di seberang bioskop Deli. Di sela-sela kesibukan barunya itu, ia banyak membaca berbagai buku yang memperkaya pengetahuan dan wawasannya.


Ketika usianya masih belasan tahun, ia pernah ditahan polisi Dinas Intel Politik di Sipirok 1934 dan dihukum dua bulan penjara karena melanggar larangan berkumpul. Adam Malik pada usia 17 tahun telah menjadi ketua Partindo di Pematang Siantar (1934- 1935) untuk ikut aktif memperjuangkan kemerdekaan bangsanya. Keinginannya untuk maju dan berbakti kepada bangsa mendorong Adam Malik merantau ke Jakarta.

Pada usia 20 tahun, Adam Malik bersama dengan Soemanang, Sipahutar, Armin Pane, Abdul Hakim, dan Pandu Kartawiguna, memelopori berdirinya kantor berita Antara tahun 1937 berkantor di JI. Pinangsia 38 Jakarta Kota. Dengan modal satu meja tulis tua, satu mesin tulis tua, dan satu mesin roneo tua, mereka menyuplai berita ke berbagai surat kabar nasional. Sebelumnya, ia sudah sering menulis antara lain di koran Pelita Andalas dan Majalah Partindo.

Di zaman Jepang, Adam Malik aktif bergerilya dalam gerakan pemuda memperjuangkan kemerdekaan. Menjelang 17 Agustus 1945, bersama Sukarni, Chaerul Saleh, dan Wikana, Adam Malik pernah melarikan Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok untuk memaksa mereka memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Demi mendukung kepemimpinan Soekarno-Hatta, ia menggerakkan rakyat berkumpul di lapangan Ikada, Jakarta. Mewakili kelompok pemuda, Adam Malik sebagai pimpinan Komite Van Aksi, terpilih sebagai Ketua III Komite Nasional Indonesia Pusat (1945-1947) yang bertugas menyiapkan susunan pemerintahan. Selain itu, Adam Malik adalah pendiri dan anggota Partai Rakyat, pendiri Partai Murba, dan anggota parlemen.

Akhir tahun lima puluhan, atas penunjukan Soekarno, Adam Malik masuk ke pemerintahan menjadi duta besar luar biasa dan berkuasa penuh untuk Uni Soviet dan Polandia. Karena kemampuan diplomasinya, Adam Malik kemudian menjadi ketua Delegasi RI dalam perundingan Indonesia-Belanda, untuk penyerahan Irian Barat di tahun 1962. Selesai perjuangan Irian Barat (Irian Jaya), Adam Malik memegang jabatan Menko Pelaksana Ekonomi Terpimpin (1965). Pada masa


semakin menguatnya pengaruh Partai Komunis Indonesia, Adam bersama Roeslan Abdulgani dan Jenderal Nasution dianggap sebagai musuh PKI dan dicap sebagai trio sayap kanan yang kontra-revolusi.

Ketika terjadi pergantian rezim pemerintahan Orde Lama, posisi Adam Malik yang berseberangan dengan kelompok kiri justru malah menguntungkannya. Tahun 1966, Adam disebut-sebut dalam trio baru Soeharto-Sultan-Malik. Pada tahun yang sama, lewat televisi, ia menyatakan keluar dari Partai Murba karena pendirian Partai Murba, yang menentang masuknya modal asing. Empat tahun kemudian, ia bergabung dengan Golkar. Sejak 1966 sampai 1977 ia menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri II / Menlu ad Interim dan Menlu RI.

Sebagai Menlu dalam pemerintahan Orde Baru, Adam Malik berperanan penting dalam berbagai perundingan dengan negara-negara lain termasuk rescheduling utang Indonesia peninggalan Orde Lama. Bersama Menlu negara-negara ASEAN, Adam Malik memelopori terbentuknya ASEAN tahun 1967. Ia bahkan dipercaya menjadi Ketua Sidang Majelis Umum PBB ke-26 di New York. Ia orang Asia kedua yang pernah memimpin sidang lembaga tertinggi badan dunia itu. Tahun 1977, ia terpilih menjadi Ketua DPR/MPR. Kemudian tiga bulan berikutnya, dalam Sidang Umum MPR Maret 1978 terpilih menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia yang ke-3 menggantikan Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang secara tiba-tiba menyatakan tidak bersedia dicalonkan lagi.

Beberapa tahun setelah menjabat wakil presiden, ia merasa kurang dapat berperan banyak. Maklum, ia seorang yang terbiasa lincah dan aktif tiba-tiba hanya berperan sesekali meresmikan proyek dan membuka seminar. Kemudian dalam beberapa kesempatan ia mengungkapkan kegalauan hatinya tentang feodalisme yang dianut pemimpin nasional. Ia menganalogikannya seperti tuan-tuan kebon.

Sebagai seorang diplomat, wartawan bahkan birokrat, ia seing mengatakan ‘semua bisa diatur”. Sebagai diplomat ia memang dikenal selalu mempunyai 1001 jawaban atas segala macam pertanyaan dan permasalahan yang dihadapkan kepadanya. Tapi perkataan ‘semua bisa diatur’ itu juga sekaligus sebagai lontaran kritik bahwa di negara ini ‘semua bisa di atur’ dengan uang.

Setelah mengabdikan diri demi bangsa dan negaranya, H.Adam Malik meninggal di Bandung pada 5 September 1984 karena kanker lever. Kemudian, isteri dan anak-anaknya mengabadikan namanya dengan mendirikan Museum Adam Malik. Pemerintah juga memberikan berbagai tanda kehormatan.

Referensi :

- http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/a/adam-malik/index.shtml
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kumpulan Biografi Tokoh Terkenal dan Tokoh Indonesia Lengkap www.kolom-biografi.blogspot.com

No comments:

Post a Comment