PESTA
RONDANG BINTANG DI TANAH SIMALUNGUN
Oleh:
Edward Simanungkalit
Salah satu budaya yang menarik dan memerlukan pelestarian adalah Pesta
Rondang Bintang yang merupakan budaya Simalungun. Pesta ini diadakan pada saat
terang bulan dan bintang, sehingga pesta ini memiliki pengertian
terang-benderang. Acara pestanya dilaksanakan pada malam hari di saat bulan dan
bintang menerangi bumi dengan terangnya.
Para
tokoh adat bersama tokoh masyarakat Simalungun yang dikenal dengan Partuha
Maujana yang berusaha menggali dan melestarikan budaya Simalungun ini. Partuha
ialah tokoh adat, sedang Maujana ialah cendikiawan. Berkat upaya Partuha
Maujana ini Pesta Rondang Bintang dapat terselenggara kembali. Upaya seperti
ini patut dihormati dan perlu ditumbuhkembangkan di dalam masyarakat untuk
melestarikan budaya.
http://sopopanisioan.blogspot.com
1.
Tradisi Pesta Rondang Bintang
Pesta Rondang
Bintang merupakan pesta adat
setelah musim panen untuk mengungkapkan rasa syukur atas keberhasilan panen raya. Pesta ini juga
dimanfaatkan para muda-mudi sebagai satu kebiasaan tahunan menjadi acara
pertemuan menjalin kasih atau mencari jodoh dan pengembangan semangat
gotong-royong para muda-mudi tersebut.
Pada pesta ini di zaman dahulu para gadis keluar menumbuk padi bersama
dan para pemuda datang membantu mereka. Bila pemuda memberikan perhatian, maka
para gadis melakukan kegiatan maranggir yang menggambarkan pembersihan diri,
yaitu: badan, hati, dan pikiran dengan menggunakan jeruk purut (Nurmaulita,
2012:1; Sihaloho, 2008:1-3).
Pengungkapan
rasa syukur di dalam Pesta Rondang Bintang ini berhubungan dengan berhasilnya
panen raya, sehingga pesta ini tidak terlepas dari daerah Simalungun sebagai
daerah agraris. Demikian juga di dalam kegiatan pertanian itu, bahwa masyarakat
Simalungun mengembangkan semangat marharoan,
yaitu gotong-royong. Gotong-royong ini dilaksanakan pada saat menanam dan
menuai padi serta mengambil kayu untuk membuat alat menumbuk padi maupun
membuka jalan, membangun jaringan irigasi dan tempat pemandian. Sehabis panen,
berdasarkan musyawarah dan bimbingan para orangtua, maka para muda-mudi
mempersiapkan Pesta Rondang Bintang dengan belajar menari, menyanyi, berbalas
pantun, dan mengenakan pakaian adat. Muda-mudi yang belum menikah akan menari
khusus sebagai ucapan doa permohonan dengan harapan mendapat jodoh untuk cepat
menikah, sedang pasangan suami-isteri yang belum mempunyai anak akan menari
sebagai doa meminta diberikan anak (Siahaan, 2006:1-2; Sihaloho, 2008:1-3).
http://sopopanisioan.blogspot.com
2. Pelaksanaan
Pesta Rondang Bintang
Pelaksanaan
Pesta Rondang Bintang ini diawali dengan mamuhun yang memiliki makna sebaga meminta ijin untuk melaksanakan acara adat
kepada keturunan Raja Simalungun, yaitu Raja Siantar, Pane, Tanah Jawa, Purba,
Dolok Silou, Silimakuta, dan Raja Raya, Saragih Garingging. Sarana dalam pesta
ini diawali dengan demban (sirih)
menjadi media saling menghormati sesama. Demban sise, yaitu pemberian
uang di bawah sirih dengan kelipatan 12, yang maknanya sebagai tanda sembah
penghormatan. Kemudiaan diikuti dengan pemberian ayam serta beras sebagai
bekal pelaksanaan adat, karena masyarakat Simalungun hidup dari usaha pertanian
pada umumnya (Nurmaulita, 2012:2-3).
Sebelum
acara pelaksanaan Pesta Rondang Bintang, maka pada siang harinya muda-mudi
sudah harus maranggir dan marrudang. Maranggir
ialah mandi dan membasuh rambut dengan jeruk purut, maknanya di samping bersih
dan segar adalah menguras (mengusir segala kotoran badan, hati, dan pikiran). Marrudang ialah memakai bunga di bagian
kepala sebelah belakang bagi anak boru (perempuan) dan menyematkan bunga pada
kantong baju pada laki-laki (Senovian, 2012:2).
Di dalam pelaksanaan Pesta Rondang Bintang
itu bukan hanya menampilkan tari dan seni, tetapi juga ada kesempatan diberikan
kepada muda-mudi untuk memperkenalkan tanaman dari masing-masing daerahnya.
Sementara jenis tari yang ditampilkan muda-mudi pada umumnya mempunyai makna
permohonan tersendiri serta tari khusus mohon keturunan bagi pasangan
suami-istri yang belum dikaruniai anak. Kemudian dirangkaikan dengan kegiatan
berbalas pantun di antara sesama muda-mudi.
Perkenalan pertama pada acara ini sering membuahkan kasih-sayang dan
diakhiri dengan pernikahan sesama muda-mudi. Kalangan pemuda selalu
menyampaikan niat dengan mengucapkan pantun ditujukan kepada seorang gadis dan
si gadis akan menjawab mau atau menolak untuk dipersunting (Siahaan, 2006:2-4;
Sihaloho, 2008:1-3).
http://sopopanisioan.blogspot.com
Senovian
(2012:3) mencatat jenis gual (tortor) dalam Pesta Rondang Bintang sebagai
berikut:
a. Gual Rambing-rambing, artinya ase roh dearni (semakin sempurna)
b. Gual Sayurmatua, artinya panjang umur
c. Gual Olop-olop, artinya segar tetap sukaria
d. Gual Parahot, artinya agar tetap utuh
e. Gual Sampang Apuran, artinya saling memaafkan
f. Gual Soroung Dayung, artinya agar tersalur rencana
g. Gual Boniala-boniala, artinya saling bermaafan
h. Gual Doding-doding, artinya bersuka-ria
i. Gual Lakkitang Mandipar Laut, artinya selamat diperjalanan
j. Gual Haporas ni Silokkung, artinya jangan anggap remeh
k. Gual Buyut Mangan Sihala, artinya gembira ria
l. Gual Pankail, artinya gembira ria
m. Gual Rintak Hotang, artinya gembira ria
n. Gual Bodat na Handuru, artinya gembira ria
a. Gual Rambing-rambing, artinya ase roh dearni (semakin sempurna)
b. Gual Sayurmatua, artinya panjang umur
c. Gual Olop-olop, artinya segar tetap sukaria
d. Gual Parahot, artinya agar tetap utuh
e. Gual Sampang Apuran, artinya saling memaafkan
f. Gual Soroung Dayung, artinya agar tersalur rencana
g. Gual Boniala-boniala, artinya saling bermaafan
h. Gual Doding-doding, artinya bersuka-ria
i. Gual Lakkitang Mandipar Laut, artinya selamat diperjalanan
j. Gual Haporas ni Silokkung, artinya jangan anggap remeh
k. Gual Buyut Mangan Sihala, artinya gembira ria
l. Gual Pankail, artinya gembira ria
m. Gual Rintak Hotang, artinya gembira ria
n. Gual Bodat na Handuru, artinya gembira ria
Di antara jenis gual di atas dibagi 3
kelompok, yaitu:
a. Rambing-rambing ramos yaitu buah yang ramos janah marambing-rambing gabe malas ni uhur (doa sambil menari agar mudah rejeki dan tercipta hari esok yang cerah/kebahagiaan).
b. Sayurmatua (lanjut usia) yaitu di samping hari esok yang cerah juga umur yang panjang.
c. Parahot (tetap utuh) yaitu hari esok, panjang umur dan tetap utuh duniawi dan akhirat (Senovian, 2012:4).
a. Rambing-rambing ramos yaitu buah yang ramos janah marambing-rambing gabe malas ni uhur (doa sambil menari agar mudah rejeki dan tercipta hari esok yang cerah/kebahagiaan).
b. Sayurmatua (lanjut usia) yaitu di samping hari esok yang cerah juga umur yang panjang.
c. Parahot (tetap utuh) yaitu hari esok, panjang umur dan tetap utuh duniawi dan akhirat (Senovian, 2012:4).
http://sopopanisioan.blogspot.com
Pesta Rondang Bintang diadakan dengan
mengenakan pakaian adat Simalungun yang menggunakan hiou (ulos) ditambah dengan
ornament lainnya yang menggambarkan sumber kehangatan manusia selain api dan
matahari. Dengan semangat marharoan, masyarakat mempersiapkan pesta ini secara
gotong-royong sebagai bentuk kebersamaan di atas dasar falsafah Simalungun: “Habonaron Do Bona”. Selama ini telah 27
kali Pesta Rondang Bintang diadakan di Tanah Simalungun dan selanjutnya biarlah
setiap tahunnya selalu menggema ajakan: “Eta
Marrondang Bintang!”. ***
Telah dimuat di:
Harian BATAK POS
Edisi Sabtu, 12 Januari 2013
http://sopopanisioan.blogspot.com
No comments:
Post a Comment