Sumut - Rabu, 04 Jan 2012 00:54 WIB
(Analisa/Awaluddin) Zasnis Sulungs, selaku Tim Pendataan Situs Sejarah Asahan menyerahkan pendataan sejarah Asahan dalam bentuk buku kepada Bupati Asahan Drs H Taufan Gama Simatupang MAP.
Kisaran, (Analisa). Tim
Pendataan Situs dan Kawasan Cagar Budaya, pada Kegiatan Pelestarian
Peninggalan Purbakala Asahan, menyerahkan hasil pendataan dalam bentuk
buku setebal 260 halaman kepada Bupati Asahan Drs H Taufan Gama
Simatupang, MAP, Selasa (3/1).
Buku diserahkan Tim
pendataan dipimpin seorang aktifis dan sejarawan Kabupaten Asahan,
Zasnis Sulungs, disaksikan Wakil Bupati H Surya BSc dan sejumlah SKPD di
Pondopo Rumah Dinas.Sebelum penyerahan, Zasnis, selama lebih kurang setahun terakhir, dengan dukungan Pemkab Asahan melaporkan sejarah Asahan yang berkaitan dengan Sultan Asahan pertama, Abduk Jalil Rakhmat Syah bin Sultan Alauddin Riayat Syah Al Qahhar, mendapat sambutan positif dari Bupati. "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah," papar bupati.
Zasnis mengatakan, hasil pendataan yang dilakukan timnya, ditemukan Kampung Teluk Piai, sekarang bernama Dusun Persembahan Desa Sei Paham Kecamatan Sei Kepayang Barat, merupakan tempat pertama sekali nama Asahan ditabalkan Sultan Aceh Alauddin Riayat Syah Al Qahhar.
Penabalan nama Asahan itu, sebagai sebuah negeri setelah Sultan Aceh bersama rombongan menemukan jenis rumput yang daunnya dapat mengasah atau membersihkan benda-benda berkarat di Teluk Piai.
"Inilah asal mula, diberi nama negeri Asahan pada 31 Desember 1540 M," tandas Zasnis yang mengakui melakukan penelitian dari berbagai literatur.
Selain itu, ditemukan tempat kelahiran Sultan Asahan Pertama Abdul Jalil Rakhmat Syah, di Kampung Tualang, Desa Teluk Dalam sekarang dalam areal Perkebunan PT Padasa Enam Utama Teluk Dalam pada 1541 M.
Demikian pula ditemukannya makam Sultan Asahan dan ibunya Puteri Siti Ungu Selendang Bulan atau dikenal juga Siti Unai di Kampung Tangkahan Sitarak, sekarang Desa Pulau Rakyat Pekan, Kecamatan Pulau Rakyat.
Memprihatinkan
"Kondisinya saat ini, cukup memprihatinkan bila tidak dilestarikan, hingga akhirnya menghilangkan situs sejarah," papar Zasnis yang mengharapkan Pemkab Asahan dapat melestarikannya.
Selanjutnya ditemukan, makam-makan Sultan Asahan dari dinasti berikutnya di beberapa tempat, seperti Desa Tanjung Alam, Kecamatan Air Batu dan Pantai Olang, Kota Tanjung Balai.
Selain Sultan Asahan, pihaknya juga menemukan situs sejarah dari Raja Simargolang I dan II di Dusun Dolok Maraja, Desa Lobu Rappa, Kecamatan Aek Songsongan dan Raja Simargolang pada dinasti berikutnya di Kampung Pea atau Kampung Sawah, Desa Marjanji Aceh, Kecamatan Aek Songsongan dan di Dusun Pancuran Raja, Des Rahuning Kecamatan Rahuning, di Kampung Pertandanan, Dusun Titi Putih, Desa Gunung Melayu Kecamatan Rahuning, serta dinasti ke V di Kampung Pertandaan, Dusun Titi Putih, Desa Gunung Melayu.
Begitu pula ditemukan patung-patung Raja Tuan Nahombang di Kampung Parhutaan Gana-Gana, Desa Gonting Malaha Kecamatan Bandar Pulau. Ditambah lagi Gua Silalahi yang juga di Bandar Pulau.
"Semuanya ini kita temukan dengan beberapa dokumen seperti gambar-gambar, dan juga literatur," paparnya sembari mengatakan masih banyak lagi peninggalan sejarah purbakala yang sudah seharusnya mendapat perhatian Pemkab Asahan.
Namun, katanya dalam menjajaki sejarah Asahan ini, banyak kendala yang dihadapinya terutama, literatur yang kurang. "Bahkan di Pustakaan Nasional ada ditemukan sedikit cerita Asahan, namun hanya sepenggal," papar Zasnis sembari mengatakan, dia menemukan majalah dalam Bahasa Belanda, yang banyak membuka sejarah Asahan.
Bahkan katanya, untuk melacak sejarah Asahan dia juga sempat ke Malaysia, guna menelusuri rangkaian sejarah itu, begitu juga baru-baru ini dia melakukan perjalanan ke Aceh, karena sejarah Asahan tidak terlepas dengan Aceh.
"Namun sayang literatur yang ada di Aceh, sudah banyak musnah akibat bencana tsunami beberapa waktu lalu," tandasnya.
Hasil pendataan yang dilakukan pihaknya bukan semata-mata bersifat objektif, namun, dilakukan pembedahan data-data yang diperoleh mereka dalam bentuk seminar.
"Kita perlu melakukan seminar, guna membedah data-data yang kami himpun, bila ada kekurangan dapat dipenuhi," papar Zasnis sembari menyebutkan, data-data yang dihimpun pihaknya itu dirangkum dalam judul "Menapak Jejak Sejerah Negeri Asahan".
Bupati Asahan Drs H Taufan Gama Simatupang memberikan apresiasi kepada Zasnis Sulung sebagai Ketua Tim, yang menunjukkan dedikasi dengan menghimpun perjalanan sejarah di Asahan.
"Saya pikir data yang ada, dalam waktu dekat ini akan dilakukan seminar, hingga memiliki legalitas yang lebih baik," papar Taufan.
Apalagi yang dilakukan tim pendataan merupakan manifestasi dari misi Pemkab Asahan poin kelima yaitu, menggali sejarah dan budaya serta kearifan lokal.
"Sebagai anak Asahan jangan sampai kita kehilangan sejarah, situs-situs," paparnya sembari mengtakan,apa yang dilakukan Zasnis Sulung merupakan sesuatu yang tidak ternilai.(aln)
Sumber:
http://www.analisadaily.com/news/read/2012/01/04/28954/tim_pendataan_situs_asahan_serahkan_laporan_ke_bupati/#.UGScfq7C750
No comments:
Post a Comment