Saturday, July 7, 2012

ARTI DAN MAKNA PANGAN-PANGAN SILIMA BAGE

ARTI DAN MAKNA PANGAN-PANGAN SILIMA BAGE
oleh  Dayo Sinamo

-          Dipersada Nusantara yang kita cintai ini terdapat berbagai suku, dan setiap suku memiliki Bahasa tersendiri demikian juga Adat dan budayanya. Demikian juga dalam pelaksanaan Adat dan Budaya tersebut disana-sini ada perbedaannya dan kesamaannya.Tapi jelasnya persamaan dan perbedaan tersebut diatas adalah memperindah dan memperkaya Budaya Nusantara. Karena seluruhnya telah dipersatukan didalam Bhineka Tunggal Ika.

Didalam tulisan ini saya ingin menguraikan arti dan makna pangan-pangan silima bage bagi suku Pakpak karena pepatah Pakpak mengatakan. “Siengkah silus Kabe pucukna ndabuh mi sampuren, Cukup silima bage tellu batu napurun”.

    Kapur adalah melambangkan kesucian putih tanpa noda, warna apa yang kita inginkan  akan kita campurkan kedalamnya sangat jelas dapat kita lihat.
    Gatap (Sirih) Melambangkan pendirian, Kara gatap tidak mau berdiri sendiri tanpa penyangga yang kuat,
    Pinang : Melambangkan Keadilan tidak mau bercabang buahnya, semenjak masih Putih sampai warna kulitnya kekuning-kuningan rasanya tidak mau berubah atau tetap kelat.
    Gambir : Melambangkan Ekonomi, Karena setelah disatukan keempat jenis tersebut, lalu ditumbuk /dikunyah tapi dengan catatan harus tepat Dosis, warna menyatu jadi merah.
    Isap (Tembakau) : Melambangkan kemanusiaan digunakan untuk suntil yang dikunyah. Isap (suntil) tempatnya dibibir dan selalu berpindah-pindah kadang diatas atau dibawah kadang dikiri atau dikanan karena panasnya

Tempat Pangan-pangan silima bage adalah lima:

1. Tempat keseluruhannya disebut                  : Ucang

2. Tempat Gatap (Sirih)  disebut                  : Culapah

3. Tempat Kapur disebut                           : Kadam

4. Tempat Isap (Tembakau)  disebut                : Sumpit

5. Alat pembelah Pinang disebut                   : Kalakati

Rumusan daru Pangan-pangan silima bage disebut tllu batu napurun yang ada hubungannya dengan adat dan silima sulang adalah :

    kesukuten                                1. Agama
    Kula-kula                                2. Adat
    Brru                                     3. Pemerintah

Pangan-pangan silima bage mempunyai arti dan makna tersendiri yang erat hubungannya dengan prilaku dalam hubungan sehari-hari terlebih-lebih akan melaksanakan segala aktifitas/ kita masing-masing . Kita diharuskan dan diwajibkan mengingat arti dan makna pangan-pangan silima bage yang tersebut diatas dan rumusannya.

Bagi suku Pakpak Pangan-pangan silima bage yang tersebut diatas tampaknya wajib, terlebih-lebih jika akan melaksanakan pesta, baik pesta-pesta kecil maupun akan melakukan pesta Aur. Lebih dulu akan disuuguhkan pangan-pangan tersebut, sebagai rasa penghormatan kepada seluruh undangan yang lazim disebutkan Gatap Penduduri dengan pengertian bahwa acara pesta dapat dimulai. Kepada pergenderrang disuguhkan sebagai penghormatan, agar Genderrang sudah dapat dibunyikan disebut Gatap Penter tujuannnya agar selama melaksanakan pesta tersebut jangan ada hambatan/lancar

Bagi kaula muda baik laki-laki maupun perempuan yang lama tidak mendapatkan jodohnya, para orang tua melakukan disebut Menengen Tampuk Gatap supaya mereka mengetahui apa hambatanya disebut Cinta Lao

Masih banyak sebenarnya acara-acara adat Pakpak yang menggunakan Gatap Penduduri yang belum dituliskan, mudah-mudahan dikemudian hari dapat kita sambung kembali

Pepatah Pakpah mengatakan

“Merkuta mo itanoh Mungkur, Asa Nduma janah mbue Panganen

Kene Partua ngo sigeddang ukur Asa meraduken kita pekadeken

Asa mbue kaduan bage-bagena”


Sumber:
http://pakpaksim.wordpress.com/2010/08/24/arti-dan-makna-pangan-pangan-silima-bage/

No comments:

Post a Comment