Rabu 01 Jul 2015
Danau Toba Tercemar, Gerakan Penyelamatan Digaungkan
Foto: Budi Sugiharto/detikcom
Jakarta - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menerima banyak laporan terkait rusaknya Danau Toba di Sumatera Utara. Berbagai faktor yang dituding menjadi penyebabnya, salah satunya karena pencemaran limbah.
Hal ini menjadi bahasan utama dalam diskusi para pakar di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jl Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Rabu (1/7/2015).
Menurut Prof Suryo Adi Wibowo dari Institut Pertanian Bogor, ada beberapa faktor penyebab Danau Toba mengalami kerusakan. Pertama, karena danau toba merupakan muara dari land based enviromental problem seperti erosi dan limbah domestik.
Lalu, persoalan lain ialah Danau Toba merupakan muara dari persoalan struktural kesemerawutan tata ruang, perizinan, dan akses pemanfaatan ekosistem danau toba. Selain itu, Danau Toba juga merupakan muara keputusan politik pemerintah tigkat nasional, provinsi, kabupaten, dan lokal uang tumpang tindih dan tidak terkoordinasi.
"Untuk itu upaya pengendaliannya harus segera dilakukan koordinasi dan perlu ada alokasi dana khusus untuk Danau Toba dari pemerintahan pusat," ujar Suryo Adi.
Sedangkan bagi Prof Totok Gunawan dari UGM, sekeliling Danau Toba saat ini rawan longsor dan sebagian lahan kering. Pencemaran karamba dan dari DAS karena limbah domestik juga bisa membuat Samosir bergabung dengan daratan.
"Kalau dilihat dari data terlihat Samosir lama-lama akan bergabung dengan daratan," terang Prof Totok.
Bagi Profesor Naek Sinukaban dari IPB yang khusus menangani konservasi tanah dan air menilai pencemaran limbah ini bisa juga berasal dari pertanian, keramba dan paling parah dari limbah rumah tangga. Akibatnya, di danau tumbuh banyak eceng gondok dan ikan-ikan di permuakaan juga akan mati.
"Hal itu mengakibatkan bergeraknya oksigen ke atas membuat ikan-ikan mati. Dan ini harus segera diperbaiki," tutup Naek.
Mendengar beberapa data dan pemikiran para Profesor, Menteri Siti Nurbayati Bakar langsung menugaskan bawahannya untuk langsung bekerja. Langkah awal yang akan dilakukan ialah mengumpulkan para pemerinahan kota untuk ikut bekerja sama dan mendengar fakta yang terjadi di lapangan.
"Dapat disimpulkan dari penjelasan para profesor diketahui pencemaran lingkungan dari limbah domestik, pertanian dan lainnya. Untuk itu dirjen langsung bekerja dan kumpulan pemerintahan lokal lalu setelah semua data langsung ke lapangan," tegas Siti.
Danau Toba berjarak 176 Km arah Selatan dari Kota Medan. Danau ini merupakan danau terbesar di Indonesia dan di Asia Tenggara, berada pada ketinggian sekitar 905 m dpl. Danau Toba merupakan danau vulkano- tektonik, terbentuk kira-kira 75.000 tahun yang lalu karena letusan gunung api dan amblasnya tanah secara tektonik. Letusan tersebut membentuk lubang kawah raksasa dan menjadi sebuah danau. Bagian yang tidak runtuh terbentuk menjadi sebuah pulau yang dikenal dengan Pulau Samosir.
Daerah tangkapan air (DTA) Danau Toba meliputi wilayah seluas lebih kurang 259.700 Ha daratan dan 112.960 Ha perairan. Secara geografis DTA ini terletak antara 2021’32”–2056’28’’LU dan 980 26’35’’–99015’40’’ BT. Daerah tangkapan air Danau Toba menurut wilayah administrasi pemerintahan meliputi tujuh kabupaten yaitu: Tapanuli Utara, Toba Samosir, Humbang Hasundutan, Samosir, Simalungun, Karo dan Dairi.
Gerakan penyelamatan danau Toba pun digaungkan. Mulai dari pembangunan instalasi pengolahan air limbah sampai pendidikan masyarakat tentang limbah domestik.
Hal lain yang perlu dilakukan untuk meminimalisasi limbah domestik adalah melakukan penataan kawasan. Daerah sempadan danau harus dibebaskan dari pemukiman, interaksi masyarakat secara langsung ke Danau Toba untuk mencuci baik peralatan masak dan makan, pakaian dan kendaraan.
Sejumlah hal lain yang bisa dilakukan adalah dengan cara berikut:
- Pembangunan IPAL domestik pada kota-kota utama di kawasan Danau Toba serta
menyusun regulasi/perda pendukungnya
- Pemeliharaan dan pembangunan buffer zone khususnya pada sempadan danau dan
sungai
- Fasilitasi sarana air bersih ke rumah-rumah penduduk
- Pengoptimalan IPAL Ajibata
- Penertiban dan pengawasan izin pembuangan air limbah
- Penyediaan sarana dan prasarana pengeloaan sampah
Penanggulangan limbah pertanian/pemanfaatan lahan
- Pemeliharaan dan pembangunan buffer zone khususnya pada sempadan danau dan sungai
- Penerapan pertanian ramah lingkungan
- Fasilitasi dan pengawasan penggunaan pupuk dan pestisida
- Pengendalian konversi lahan agar tidak melebihi daya dukung lingkungan
Penanggulangan limbah peternakan
- Pemeliharaan dan pembangunan buffer zone khususnya pada sempadan danau dan sungai
- Pengelolaan limbah peternakan
- Pengembangan peternakan ramah lingkungan
Penanggulangan limbah perikanan
- Pembatasan budidaya perikanan berdasarkan daya dukung dan daya tampung perairan danau
- Pengembangan perikanan ramah lingkungan Penanggulangan limbah transportasi danau
- Penertiban sarana transportasi yang membuang limbah ke danau
Anda tertarik bergabung dalam upaya penyelamatan Danau Toba?
(spt/mad)
Sumber:
http://news.detik.com/berita/2957792/danau-toba-tercemar-gerakan-penyelamatan-digaungkan
No comments:
Post a Comment