Memburu Makam Raja Alang, Pemuda Mandailing dari Siantar yang Ikut Mendirikan Kuala Lumpur
Langit biru di atas sana mendadak jadi kelabu. Hujan rintik turun satu-satu ketika kami tiba di kompleks pemakaman Muslim di Jalan Ampang, Kuala Lumpur, Malaysia (Minggu siang, 13/11).
Kami melangkahkan kaki dengan cepat di antara batu nisan yang berjejer rapi dan terawat. Beberapa di antaranya adalah makam tua yang telah berusia lebih dari seratus tahun. Pohon-pohon yang juga tua, tinggi dan besar, yang tumbuh di antara makam-makam itu sangat membantu, sehingga air hujan yang tak lagi rintik tidak membuat kami basah kuyup. Sesekali saya mengarahkan kamera ke makam-makam yang menarik hati.
Jalan Ampang adalah salah satu jalan penting di Klang Valley, pusat kota Kuala Lumpur. Sejumlah gedung penting berada di jalan ini, termasuk Menara Kembar Petronas, Empire Tower, dan Menara Great Eastern. Begitu juga dengan shopping mall Ampang Park, City Square, Suria KLCC dan Zouk Nightclub.
Tahun lalu, dalam sebuah konferensi, petinggi UMNO mengusulkan agar nama Jalan Ampang ditukar jadi Jalan Mahathir Mohammad, sebagai penghormatan untuk mantan perdana menteri Malaysia yang berkuasa selama 22 tahun antara 1981 hingga 2003. Mahathir dipandang memiliki jasa luar biasa dalam membangun Malaysia hingga menjadi negara ternama dan disegani dunia saat ini.
Pemakaman Muslim Ampang terletak di belakang salah satu deretan gedung di Jalan Ampang, menjorok sekitar 150 meter ke dalam. Letaknya yang tersembunyi ini membuat orang asing seperti saya sedikit kesulitan untuk mencapainya.
Beberapa orang terhormat Malaysia dikuburkan disini. Almarhum Tan Sri P. Ramlee, aktor, sutradara dan penyanyi ternama dari Malaysia di era 1950an dan 1960an, misalnya. Lahir di Penang pada tahun 1929 dengan nama Teuku Zakaria Nyak Puteh, “si Bujang Lapuk” ini meninggal dunia di Kuala Lumpur pada 1973.
Puan Sri Salmah Ismail alias Saloma juga dikuburkan di pemakaman ini. Ia adalah satu dari tiga istri P. Ramlee yang juga dikenal sebagai penyanyi dan bintang film. Meninggal dunia pada 1983, kuburan Saloma yang dikelilingi pagar hitam setinggi lutut orang dewasa berada di sebelah kuburuan P. Ramlee, lebih dekat ke jalan setapak di tengah makam.
Seperti Saloma, istri kedua P. Ramlee, Noorizan Mohd. Noor, pun dikuburkan di pemakaman ini. Di masa hidupnya, juga seperti P. Ramlee dan Saloma, Noorizan pun dikenal sebagai bintang film. Meninggal di tahun 1992, Noorizan mendampingi P. Ramlee antara 1955 hingga 1961 saat keduanya sepakat berpisah. Selain dua dari tiga wanita yang pernah dinikahinya, anak P. Ramlee, Nasir P. Ramlee yang meninggal dunia pada 2008 juga dimakamkan di Jalan Ampang.
Di pemakaman ini pun kita bisa menemukan kuburan sejumlah mantan pejabat tinggi Malaysia. Misalnya mantan pejabat tinggi kepolisian Malaysia Tan Sri Abdul Rahman Hashim yang meninggal 1974. Juga, gubernur kedua Bank Negara Malaysia, Tun Ismail Mohd Ali, yang meninggal dunia 1998. Ada juga makam Tun H. Abdul Malek bin Yusuf yang pernah menjadi gubernur Melaka antara 1959 hingga 1971.
Di kalangan pesohor, selain keluarga Ramlee, AR Tompel, seorang komedian papan atas Malaysia di zamannya, pun dikuburkan di tempat ini. Begitu juga dengan gitaris dan penyanyi Malaysia M. Shariff yang meninggal 1999.
Tokoh penting lain yang juga dikuburkan di pemakaman ini adalah Raja Alang, pemuda Mandailing dari Siantar di Sumatera Utara, Indonesia kini. Ia adalah salah satu tokoh yang ikut membangun Kuala Lumpur di pergantian abad 19 dan 20.
Hujan masih turun. Saya dan Ramli Abdul Karim, teman yang menemani dalam “perburuan” ini masih “menari” di antara nisan-nisan tua yang berbaris rapi. (Bersambung)
No comments:
Post a Comment