Friday, August 28, 2015

SUNGGUH, ORANG TOBA BUKAN ISRAEL YANG HILANG

SUNGGUH, ORANG TOBA BUKAN ISRAEL YANG HILANG
Oleh: Edward Simanungkalit


          Pada tahun 2007 untuk pertama kalinya saya mendengar isu tentang Orang Toba adalah Israel yang hilang. Setelah membaca pemaparan yang disampaikan di dalam tulisan tersebut, penulis merasa tidak ada sesuatu yang mendasar di sana. Itu makanya ketika penulis menjadi host dari group FKB (Forum Komunikasi Batak) di Facebook pada tahun 2010-2011 tidak pernah menyuguhkan isu Israel yang hilang tersebut. Ketika seorang teman penulis serumah pada tahun 1978-1980 dipinjamkan oleh pihak Universitas Leiden untuk meneliti sastra Toba di bawah bimbingan Prof. Dr. Robson, maka buku-buku tersebut dibawanya ke rumah dan penulis berkesempatan membacanya. Salah satu buku tersebut ada yang memaparkan tentang beberapa tradisi Israel yang diadopsi oleh Orang Toba. Hal tersebut dimungkinkan oleh masuknya agama Kristen di Barus sejak dahulu kala karena agama Kristen sudah ada di Barus sejak abad ke-7 Masehi. Kemudian hari penulis juga memperoleh kesempatan mengikuti kuliah di bidang teologi beberapa tahun, sehingga pemaparan isu soal Orang Toba adalah Israel yang hilang hanyalah sesuatu yang berlalu begitu saja tanpa bekas. Ada yang harus dipahami mengenai Bangsa Israel yaitu sejarah, budaya, tradisi, dan kepercayaan Israel terkait perjanjian Allah dengan bangsa Israel ketika Allah membuat perjanjian dengan Abraham, Ishak, dan Yakub.
          Belakangan ini, entah kenapa, isu tersebut muncul lagi ketika penulis menulis tentang Orang Toba dalam kaitannya dengan DNA/genetika. Berdasarkan DNA Orang Toba, maka penghuni awal Sianjur Mula-mula merupakan penutur Austronesia yang berasal dari suku Amis dan suku Atayal dari suku asli Taiwan, yang merupakan keturunan suku H’Tin dari Thailand (Austroasiatik). Isu tersebut gencar beredar di media sosial. Isu tersebut dapat beredar gencar, karena disebarkan kesana - kemari dengan melupakan bahwa Orang Jahudi itu sangat cerdas. Rupanya lupa kalau orang Jahudi itu sangat cerdas, maka isu isapan jempol tersebut ditelan begitu saja. Kalau orang Jahudi itu dipandang cerdas, bahkan sangat cerdas, maka isu tersebut hanya hilang begitu saja tak berbekas. Jika menganggap Jahudi itu sangat cerdas, maka tentulah orang Jahudi tidak akan membiarkan info dan data seperti yang dipaparkan di dalam tulisan tersebut. Kemudian, jangan dikira hanya Orang Toba yang mengaku-ngaku Israel yang hilang, tetapi di Indonesia ini orang Maluku dan orang Alor juga mengklaim seperti itu. Komunitas-komunitas Jahudi juga ada berusaha mencari Israel yang hilang dengan membuka banyak website, sehingga informasi tentulah banyak mereka peroleh.
          HUGO (Human Genome Organization) merupakan organisasi dunia yang memiliki bank data DNA manusia di dunia ini. Negara-negara di dunia memiliki lembaga biologi molekuler yang meneliti dan mengumpulkan DNA dari suku-suku di negaranya yang kemudian bergabung di dalam HUGO tadi. Di Indonesia, lembaga yang bertugas untuk meneliti DNA Orang Indonesia adalah Lembaga Biologi Molekuler Eijkman yang dipimpin oleh Prof. Dr. Sangkot Marzuki. HUGO memiliki bank data DNA manusia dari negara-negara anggotanya dan kemudian memetakan DNA tersebut, sehingga terbentuklah DNA Family Tree yang disusun mirip tarombo (silsilah). DNA Orang Toba sudah ada masuk di bank bank data DNA tersebut, karena DNA Orang Toba sudah diteliti di samping DNA Orang Karo. Sedang DNA Orang Mandailing, Orang Pakpak, dan Orang Simalungun belum masuk di bank data DNA tersebut, karena DNA ketiganya belum diteliti oleh Lembaga Eijkman tadi. Hanya DNA dari kelompok suku yang belum masuk ke bank data tersebut yang masih harus dicari data DNA-nya, terutama suku-suku terasing atau kelompok kecil yang masih belum sempat diteliti. Masing-masing rumpun disebut Haplogroup dan Orang Toba masuk ke dalam Haplogroup O, yang mana Orang Toba merupakan penutur bahasa Austronesia.
          Untuk melihat Family Tree dari DNA di dunia hingga sampai pada Haplogroup O, yang merupakan DNA Orang Toba sebagai berikut:

Y-Chromosome berawal dari seorang laki-laki yang disebut Y-Chromosome Adam. Haplogroup O, sebagai DNA Orang Toba, menempati urutan yang sudah demikian panjang dari Y-Chromosome Adam. Dengan demikian, Orang Toba jelas data DNAnya di bank data HUGO, sehingga semua pihak dapat melihat dan menelitinya lebih dalam lagi. Oleh karena itu, apabila Orang Jahudi merasa ada kedekatan dengan Orang Toba, maka pastilah mereka akan menelitinya lebih dalam lagi tanpa jauh-jauh datang lagi, karena datanya sudah tersedia. Kita tahu bahwa Orang Jahudi sangat cerdas dan mereka memang sedang mencari 10 suku Israel yang hilang itu.
          DNA Orang Jahudi jelas juga bagi dunia ini dan banyak dipublisir, sehingga setiap orang dapat melihat dan dapat membandingkannya dengan DNA-nya sendiri. Adapun DNA Orang Jahudi dapat dilihat salah satunya di “Genetics studies of Jewish origins”, dalam Wikipedia. Kemudian ada lagi “Jews with Haplogroup G”, dalam Wikipedia. Grafik DNA Orang Jahudi dapat dilihat dalam “Jewish DNA Project – Y-DNA Classic Chart” (www.familytreedna.com). Setelah melihatnya, maka jelas terlihat bahwa DNA Orang Jahudi tidak ada memiliki Haplogroup O, maka sekilas lintas saja telah diketahui bahwa DNA Orang Toba dengan Haplogroup O tidak ada hubungannya dengan DNA Jahudi tersebut. Untuk itu penulis sarankan juga membaca tulisan Ellen Levy-Coffman berikut berjudul: “A MOSAIC OF PEOPLE:  THE JEWISH STORY AND A REASSESSMENT OF THE DNA EVIDENCE” (http://www.jogg.info/11/coffman.htm). Masih ada lagi hasil riset terhadap Israel dalam diaspora yang dilakukan oleh Theodore G. Schurr, Ph.D., University of Pennsylvania Department of Anthropology, berjudul: ”What DNA Research Tells Us About The Jewish Diaspora” (http://www.jgsgp.org/Documents/Dr%20Schurr-DNA-%2012-04-2011.pdf). Ini merupakan dua contoh saja hasil penelitian DNA Israel meskipun masih banyak yang lainnya, tetapi sudah membuktikan tidak ada kesamaan dengan DNA Orang Toba, sehingga tidak ada hubungan Orang Israel dengan Orang Toba.


             Orang Israel bukan tidak tahu keberadaan Orang Toba. Mereka tahu baik melalui bank data DNA maupun melalui sumber informasi lainnya apalagi dunia tahu bagaimana hebatnya mereka mencari data dan informasi. Kemudian ada Orang Toba sudah memberitahukan data sukunya di website mereka seperti: http://www.israelnationalnews.com/News/News.aspx/185259#.Vc9s4bKqqko. Bahkan ada Orang Toba yang mengaku dirinya Israel yang hilang di website Israel begini: “We Tribe "BATAK TOBA" in Indonesia was longing to return to our ancestral lands of Judea, we believe that if the tribe "BATAK TOBA" in Indonesia, is one of the 10 lost tribes of Israel. Tribe "BATAK TOBA" Having the same cultural tribe "Bani Manasseh" in the northeast of India, which is already recognized Israel as one of the 10 lost tribes, and go back to Israel, Batak have a culture that is rooted in Israel. "SHALOOM ISRAEL" di http://www.israelnationalnews.com/News/News.aspx/185259#.Vc9wbLKqqko. Selanjutnya dapat ditemukan lagi pembicaraan lainnya tentang disebut-sebutnya Israel yang hilang di: http://claudemariottini.com/2005/09/19/found-a-lost-tribe-of-israel/. Jadi, jangan dikatakan Israel tidak tahu akan keberadaan Orang Toba di Sumatera Utara, Indonesia ini. Mereka tentunya melakukan test DNA dulu untuk memastikan apakah benar Orang Toba itu keturunan suku Israel yang hilang. 
 
        Akhirnya, adanya kesamaan-kesamaan budaya seperti yang dikemukakan dalam tulisan tentang Orang Toba adalah bangsa Israel yang hilang bukan berarti memiliki hubungan genealogis, tetapi oleh karena persinggungan kebudayaan. Orang Jahudi selalu mencari bangsa Israel yang hilang itu dan mereka ada menemukannya di beberapa tempat seperti: di China, Afrika, Siberia, dan Mizoram setelah dilakukan test DNA untuk memastikannya. Mereka ini bukan suku yang mudah dikenali, karena mereka berada bersama suku-suku lainnya di tempat-tempat tersebut sementara Orang Toba jelas dan besar populasinya, sehingga mudah diketahui informasinya. Apalagi DNA Orang Toba sudah ada di bank data DNA yang dikumpulkan oleh HUGO, sehingga kalau memang Orang Toba adalah Israel yang hilang, maka Orang Jahudi sudah cepat menghubungi Orang Toba dan memanggilnya kembali ke Tanah Israel. Mereka aktif sekali mencari suku bangsa Israel yang hilang itu, tetapi tidak ada pernyataan mereka sampai sekarang kepada Orang Toba. Akan tetapi, oleh karena  tidak ada kedekatan anatara DNA Israel dengan DNA Orang Toba, sehingga tidak ada hubungan Orang Israel dengan Orang Toba. Mungkin masih ada Orang Toba yang merasa penasaran soal DNA ini, maka boleh mencoba test DNA ke sebuah lembaga terpercaya di Amerika Serikat yaitu www.23andme.com dengan membayar tarif sebesar $ 99 per-orang, sehingga test DNA ini akan mengungkap leluhur anda siapa dan darimana hingga jelas. Sungguh, Orang Toba bukanlah keturunan Israel yang hilang. ***




4 comments:

  1. Sangat masuk akal artikelnya dan mudah dipahami didukung fakta.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, ada pihak-pihak dari gereja tertentu yang berasal dari Asia Kecil sana mencoba spekulasi yang terlalu direka-reka untuk mencari sensasi saja. ... Terima kasih. :)

      Delete
  2. Semakin lama saya telusuri sejarah batak ini, smkn membingungkan,,,
    karna ada slalu versi trbaru,,,

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hal itu biasa terjadi, sehingga tidak usah bingung, tetapi perlu membacanya juga dengan kritis. Yang disuguhkan kepada kita selama ialah turi-turian padahal itu bukan sejarah, karena tidak dapat diverifikasi dan tidak diketahui waktunya. Sejarah itu dapat diverifikasi dan jelas waktunya. Orang Toba merupakan hasil percampuran ras Australomelanesoid dengan ras Mongoloid di mana kedua ras inilah yang menjadi ras pembentuk Orang Toba dan Orang Toba didominasi ras Mongoloid. Sementara ras Mongoloid ini dimasukkan DNAnya ke dalam Haplogroup O, sehingga karena Orang Toba dominan ras Mongoloid, maka DNA-nya masuk ke dalam Haplogroup O. Hal ini jelas tidak sama dengan DNA Israel yang hilang seperti yang sudah dikemukakan di atas.

      Delete