BI Bentangkan Ulos Terpanjang se-Dunia di Festival Danau Toba 2014
Kecerdikan macam ini telah membuat Bank Indonesia (BI) Perwakilan Wilayah IX (Sumut dan Aceh) berhasil menjadi trending topic selama masa perhelatan Festival Danau Toba (FDT) 2014 di Kota Balige, Kabupaten Tobasa, yang diadakan tanggal 17-21 September 2014. Dalam event ini, BI telah ikut berkontribusi dengan cara menyumbangkan ulos sadum terpanjang di dunia yang dibentangkan sepanjang 433 meter mulai dari makam Sisingamangaraja XII hingga pintu masuk Museum TB Silalahi—dimana venue pembukaan acara festival berlangsung.
Ulos sepanjang 433 meter ini membutuhkan sekitar 200 pelajar SMA untuk merentangnya. Selain soal panjang yang belum ada duanya, ulos ini juga membuat banyak pengunjung penasaran. Orang-orang ini terlihat hampir putus asa mencari-cari sambungan jahitan di antara tenunan ulos. “Bagaimana mungkin ulos sepanjang ini tak punya sambungan jahitan?” keluh mereka. Ini proyek gila! Dan untuk segala “kegilaan” ini maka Museum Rekor Indonesia (MURI) pun berkenan memberikan sertifikat kepada BI Perwakilan Wilayah IX di sela acara pembukaan Festival Danau Toba 2014 tersebut.
Walau dimulai dengan benang sepanjang 550 meter, akhirnya setelah jadi ulos, terjadi penyusutan sekitar 20%. “Sebenarnya ini agak di luar dugaan. Saya berharap penyusutan sekitar 10% saja. Faktanya, ulos yang sudah jadi tersisa menjadi 433 meter. Berat benang awalnya sekitar 200 kg. Setelah jadi ulos menjadi 150 kg, “ tambah Robert.
Difi
A Johansyah, Kepala BI Perwakilan IX Sumut-Aceh, menerima sertifikat
Rekor MURI untuk ulos sadum terpanjang di Indonesia, disaksikan oleh
Gubernur Sumatera Utara, Gatot Pujo Nugroho.
Ide ulos terpanjang ini sudah digodok di BI sejak 2 tahun yang lalu. Ini adalah bagian dari tugas strategis BI dalam pembangunan ekonomi bangsa. Difi A Johansyah, Kepala BI Perwakilan IX, mengatakan, salah satu tugas penting BI adalah untuk mendorong devisa masuk ke Indonesia. “Kami memiliki divisi yang bertugas untuk membina para pelaku UKM yang berbasis usaha kreatif. Pak Robert ini adalah salah satu di antaranya. Ulos punya prospek besar dalam industri pariwisata. Sedang industri pariwisata adalah salah satu sektor penyumbang devisa terbesar buat negara. Saat ini mulai muncul gairah untuk kembali memakai produk-produk budaya asli Indonesia dalam konteks lifestyle yang lebih moderen. Sayangnya dalam kasus ulos, kecenderungan naiknya minat ini berbanding terbalik dengan jumlah partonun-nya. Kami khawatir kalau para pengrajin ulos ini tidak kita bina dan dampingi, lama kelamaan bisa punah. Kan tidak lucu kalau kita pada akhirnya harus impor ulos dari China?” ujar Difi.
Sebagai pembina, BI bukan hanya memberi bantuan dari sisi keuangan saja. Mereka bahkan juga merambah sampai ke aspek teknis. “Kami banyak berdiskusi dengan para pelaku UKM. Kami memberikan masukan sampai ke soal motif, pilihan warna, jenis benang atau kain, kemasan, hingga ke disain. Selain itu kami juga menawarkan kepada mereka untuk berani berpikir out of the box. Misalnya dalam soal ulos ini. Biasanya ulos kan dipakai untuk acara-acara adat Batak sebagai selendang. Nah, agar ulos lebih fungsional buat keperluan masyarakat moderen, kami tantang mereka untuk membuat ulos yang bisa dipakai buat baju, dasi, tas, hiasan dinding atau meja, bantal, dan lain-lain. Tentunya dengan tidak melanggar nilai sakral dari ulos,” tambah Suti Masniari Nasution, Asisten Direktur Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Perwakilan Wilayah IX.
Untuk sementara ini, ulos terpanjang di dunia versi MURI akan disimpan di BI Jakarta. “Setahu saya belum ada konfirmasi dari Pemprovsu apakah mereka punya storage yang sesuai untuk menyimpan ulos ini. Untuk amannya, biarlah pihak kami yang menyimpan dulu. Impian kami yang lain adalah BI bisa segera mewujudkan proyek Rumah Tenun di Medan. Harapan kami Rumah Tenun ini nantinya akan menjadi salah satu destinasi wisata city tour di Medan. Dengan begitu, para wisatawan bisa melihat langsung proses pembuatan ulos atau songket dari para partonun,” kata Suti.
(Wirastuti)
Sumber:
http://sumateraandbeyond.com/2014/09/bi-bentangkan-ulos-terpanjang-se-dunia-di-festival-danau-toba-2014/
No comments:
Post a Comment